Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah atas berbagai
limpahan nikmat dan karunia-Nya, nikmat dan karunia yang tak terhitung
banyaknya telah Allah limpahkan kepada kita tanpa jemu dan tanpa rasa
bosan. Betapa tidak..!! setelah Allah menghendaki kita sebagai seorang
makhluk yang bernama manusia, Dia juga menjadikan kita, memberi
petunjuk (hidayah) kepada kita sehingga pada hari ini dan sampai nanti
insya Allah kita tetap dalam keadaan iman dan Islam. Setelah kita
dipilih sebagai orang yang beriman, Allah juga masih membimbing kita
untuk selalu ta’at menjalankan perintah-perintah-Nya, sehingga
Alhamdulillah pada siang yang berbahagia ini kita bisa bersimpuh di
masjid dalam rangka melaksanakan kewajiban shalat jum’at secara
berjama’ah. Tentulah ini adalah satu nikmat yang sangat besar, apalagi
kita menyaksikan betapa banyak saudara-saudara kita muslim yang pada
siang hari ini, detik ini seharusnya mereka berhenti dari aktivitasnya
kemudian melaksanakan shalat jum’at di masjid-masjid, namun mereka masih
disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan dan perdagangan-perdagangan
mereka. Padahal Allah berfirman,
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at,
Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS.
Al-Jumu’ah: 9) Mereka melupakan ayat-ayat ini. Maka pantaslah jika
mereka pada hari kiamat nanti dilupakan oleh Allah . Dibangkitkan dan
dikumpulkan dalam keadaan buta karena telah berpaling dari
peringatan-Nya. Allah berfirman, •
“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada
hari kiamat dalam Keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa
Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, Padahal aku dahulunya
adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah
datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu
(pula) pada hari ini kamupun dilupakan". (QS. Thaaha: 124-126)
Jama’ah shalat jum’at masjid al Jihad rahimakumullah..
Sesungguhnya iman kepada Allah adalah nikmat yang sangat agung yang
dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Tentunya
adalah iman yang bermakna meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan
dan mengamalkan dengan amal perbuatan. Bukan iman yang kosong dari amal
shalih. Nikmat ini memberkahi kehidupan dan mengangkat hati orang mukmin
dari dunia dan perhiasannya menuju kecintaan kepada Allah dan kecintaan
kepada negeri Akhirat. Iman adalah nikmat yang tidak bisa dijual beli
belikan dan tidak bisa dihadiahkan di antara manusia. Sebab ia adalah
hubungan dengan Allah, munajat kepada-Nya, dzikir, do’a dan taat serta
tunduk di hadapan-Nya. Maka Allah tidak memberikannya, kecuali kepada
orang-orang yang kembali kepada-Nya. Allah berfirman,
“Katakanlah: "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki
dan menunjuki orang-orang yang bertaubat (kembali) kepada-Nya", (QS.
Ar-Ra'd: 27)
Jama’ah shalat jum’at rahimakumullah
Di dalam
iman terdapat kehidupan yang sejati dan kebahagiaan ukhrawi. Ia adalah
jalan ahli surga, taman orang-orang yang mendapatkan taufiq, pertanda
hati, pembersih jiwa dan pencerah wajah. Iman adalah nikmat yang tak
tertandingi oleh nikmat manapun, karena ia mendekatkan kita kepada Allah
, menempatkan kita di dalam Surga-Nya penuh dengan limpahan nikmat dan
kebahagiaan abadi. Dengan iman kita akan jauh dari Neraka, negeri
kesengsaraan, seburuk-buruk tempat kembali yang dipersiapkan untuk
orang-orang kafir dan orang-orang yang durhaka kepada Allah.
Merealisasikan iman, meluruskannya, membersihkannya, memeliharanya serta
memupuknya adalah merupakan kebutuhan dan tujuan kita semua selaku
hamba-hamba Allah yang bertauhid. Cahaya kalimat tauhid di dalam hati
para hamba adalah bertingkat sesuai dengan perbedaan tingkatan hati
masing-masing. Ibnu Abil Izz berkata, “… Di antara manusia ada yang di
dalam hatinya terdapat cahaya laa ilaaha illallah seperti matahari, ada
yang seperti bintang kejora, ada yang seperti obor besar, ada yang
seperti lampu yang terang, ada pula yang seperti lampu yang redup.
Karena itu, cahaya di hari Kiamat pada tangan kanan mereka dan di
hadapan mereka berdasarkan ukuran ini. Sesuai dengan cahaya iman dan
tauhid yang terdapat di hati mereka, baik secara ilmu maupun amalnya.
Semakin kuat dan besar cahaya kalimat ini, maka semakin membakar/menepis
syubhat dan syahwat sesuai dengan kekuatannya. … ini adalah kondisi
orang-orang yang benar, jujur dalam imannya, langit-langit imannya telah
melindungi hatinya dengan meteor-meteor yang menghanguskan segala yang
berusaha mencurinya. Siapa yang mengetahui ini, maka ia telah mengetahui
ucapan Nabi , إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلى النَّارِ مَنْ قَالَ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ يَبْنَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan laa
ilaaha illallah karena mencari ridha Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jama’ah shalat jum’at rahimakumullah..
Apabila iman itu telah benar, maka ia akan mengalahkan setiap kekuatan
jahat, melindungi dari setiap ketergelinciran dan mampu mengatasi
setiap permasalahan. Dengan agama yang benar, siapa saja yang berlindung
dengannya pasti dilindungi dan siapa saja yang meminta petunjuk-Nya
pasti diberi petunjuk. Iman yan jujur ini benar-benar menjadi pelindung
dengan idzin Allah dari setiap bala’ , syahwat dan syubhat. Dengan iman
seorang hamba akan selamat dari problematika hidup dan
kesulitan-kesulitannya.
Saudaraku kaum muslimin rahimakumullah..
Dengan iman seorang mukmin kelak melebur bersama makhluk-makhluk
pilihan, berbaris dengan mereka dan dikumpulkan bersama mereka di Surga,
insya Allah. Orang-orang mukmin yang shalih berada dalam golongan para
Nabi, pada shiddiqin, para syuhada dan para shalihin. Allah berfirman, •
“Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan
orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS.
An-Nisa: 69)
Adapun orang-orang yang durjana, yang berpaling dari
Allah dan Rasul-Nya, bahkan menentang Allah, Rasul-Nya dan kaum
mukminin, maka mereka telah menggabungkan diri dengan makhluk yang
paling jahat dan manusia yang paling rendah dari kalangan orang-orang
kafir yang sombong. Rasulullah bersabda,
خَمْسُ صَلَوَاتِ
كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى العِبَادِ مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ
نُوْرًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ القِيَامَةِ مَنْ لَمْ يُحَافِظْ
عَلَيْهَا لَمْ تَكُنْ لَهُ نُوْرًا وَبُرْهَانًا وَلَانَجَاةً. وَكَانَ
يَوْمَ القِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيْ ابْنِ
خَلَف “Lima kali shalat (dalam sehari) diwajaibkan oleh Allah atas
para hamba-Nya. Barang siapa menjaganya, maka ia menjadi cahaya, bukti
dan keselamatan baginya di hari Kiamat. Dan siapa yang tidak menjaganya,
maka tidak menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya, dan di hari
Kiamat ia bersama dengan Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay ibn Khalaf.”
(HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani)
Jama’ah shalat jum’at rahimakumullah..
Perlu kita ketahui bahwa iman terkadang naik dan terkadang turun. Dari
sifat iman ini maka penting untuk kita selalu meningkatkan keimanan
kita dengan memperbanyak menuntut ilmu dan beramal shalih, karena iman
akan bertambah seiring bertambahnya ilmu dan amal ketaatan/amal shalih.
Sebaliknya iman akan berkurang dengan kebodohan tentang ilmu agama dan
kemaksiatan kepada Allah .
Semoga Allah menjadikan iman di dalam
hati-hati kita tetap kokoh dan terus bertambah dan menjauhkan dari kita
segala hal yang dapat menjadikan iman dalam hati-hati kita menurun.
Marilah kita berdo’a, bermunajat kepada Allah, semoga Allah
meneguhkan iman dalam hati-hati kita sehingga kita kelak wafat dalam
keadaan khusnul khotimah.. • اللَّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلي الله عليه و سلم وَعَلَي آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَات وَالمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَات الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ عَلَي كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيْر
Minyak Zaitun Ruqyah (MIZAR) terbuat dari minyak zaitun pilihan dan telah di ruqyah oleh para praktisi ruqyah syar’iyyah yang memurnikan tauhid dan mengamalkan sunnah secara kaaffah, insya Allah bisa membantu mengatasi keluhan-keluhan Anda
EmoticonEmoticon