Sunnah-Sunnah yang Terlupakan

Mei 22, 2013
Pentingnya Mengamalkan Sunnah

Tidaklah Islam itu kecuali kumpulan dari sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Ketika semua sunnah beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam baik aqidah, ibadah, akhlak, ucapan, perbuatan ataupun ketetapannya dikumpulkan (dilaksanakan) maka akan tergambarlah Islam yang sempurna.

Sebaliknya ketika ummat Islam meninggalkan sunnah-sunnah beliau sedikit demi sedikit, berarti Islam akan hilang sedikit demi sedikit.

Karena itulah selayaknya bagi kita umat Islam menghidupkan sunnah beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam yang merupakan Islam itu sendiri. Dalam rangka menjaga sunnah agar tetap dikenal dan diamalkan di tengah-tengah masyarakat, yang dengannya Islam tetap eksis.

Di antara perbuatan sunnah yang jarang dilakukan kaum muslimin atau bahkan terlupakan adalah sebagai berikut:

1. Mendahulukan Kaki Kanan Saat Memakai Sandal Dan Kaki Kiri Saat Melepasnya.
Yang sesuai sunnah berkaitan dengan memakai sandal adalah memasukkan kaki kanan terlebih dahulu baru kaki kiri. Ketika melepas kaki kiri dulu baru kaki kanan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
 “Jika kalian memakai sandal, maka hendaklah dimulai yang kanan dan bila dicopot maka hendaklah mulai yang kiri. Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi sandal dan kaki terakhir yang sandal dilepas darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Menjaga Dan Memelihara Wudhu
Diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Istiqamahlah (konsistenlah) kalian semua (dalam menjalankan perintah Allah) dan kalian tidak akan pernah dapat menghitung pahala yang akan Allah berikan. Ketahuilah bahwa sebaik-baik perbuatan adalah shalat, dan tidak ada yang selalu memelihara wudhunya kecuali seorang mukmin.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

3. Bersiwak (Menggosok Gigi dengan Kayu Siwak)
Bersiwak merupakan ibadah yang tidak banyak membebani, sehingga sepatutnya seorang muslim bersemangat melakukannya dan tidak meninggalkannya. Di samping itu, banyak faedah yang didapatkan berupa kebersihan, kesehatan, menghilangkan aroma yang tak sedap, mewangikan mulut, memperoleh pahala dan mengikuti Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam demikian senang bersiwak. Beliau tidak melupakannya sampai pun pada detik-detik menjelang beliau dijemput kembali ke sisi Allah.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengabarkan bahwa Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
 “Siwak itu membersihkan mulut, diridhai oleh Ar-Rabb.” (HR. Ahmad, An-Nasa`i dan selainnya.. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani)

4. Shalat Istikharah
Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam mengajarkan kepada kita tata cara shalat istikharah untuk segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan surat-surat Al-Qur`an kepada kami.” (HR. Al-Bukhari)

Oleh karena itu, lakukanlah shalat ini dan berdoalah dengan doa yang sudah lazim diketahui dalam shalat istikharah.

5. Berkumur-Kumur Dan Menghirup Air dengan Hidung Dalam Satu Cidukan Telapak Tangan Ketika Berwudhu
Memisahkan antara kumur-kumur dengan menghirup air, dengan cara mengambil air tersendiri untuk dihirup selain dari air untuk berkumur-kumur, merupakan kesalahan yang hampir merata di tengah masyarakat. Perlu kami terangkan bahwa memisahkan antara kumur-kumur dengan menghirup air tidak dilandasi tuntunan yang benar dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Maka beliau berkumur-kumur dan menghirup air dari satu telapak tangan. Beliau mengerjakan itu sebanyak tiga kali.” (HR Bukhari Muslim)

6. Berwudhu Sebelum Tidur Dan Tidur Dengan Posisi Miring Ke Kanan.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah seperti hendak shalat, kemudian tidurlah dengan posisi miring ke kanan dan bacalah, ‘Ya Allah, Aku pasrahkan jiwa ragaku kepada-Mu..dst’. Jika engkau meninggal, maka engkau meninggal dalam keadaan fitrah. Dan usahakanlah do’a ini sebagai akhir perkataanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Sujud Syukur Saat Mendapatkan Nikmat Atau Terhindar Dari Bencana
Sujud ini hanya sekali dan tidak terikat oleh waktu. Diriwayatkan dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Jika Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam mendapatkan sesuatu yang menyenangkan atau disampaikan kabar gembira maka beliau langsung sujud dalam rangka bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).


8. Tidak Begadang Dan Segera Tidur Selesai Shalat Isya
Hal ini berlaku jika tidak ada keperluan saat begadang. Tetapi jika ada keperluan, seperti belajar, mengobati orang sakit dan lain-lain maka itu diperbolehkan. Dalam hadits shahih dinyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak suka tidur sebelum shalat isya dan tidak suka begadang setelah shalat isya. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah  radhiyallahu ‘anhu:
“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

9. Mengikuti Bacaan Muadzin
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintakan wasilah untukku, karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar akulah yang mendapatkannya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untukku maka ia akan mendapatkan syafaatku (di akhirat kelak).” (HR. Muslim)

10. Berlomba-Lomba Untuk Mengumandangkan Adzan, Bersegera Menuju Shalat, Serta Berupaya Untuk Mendapatkan Shaf Pertama.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Andaikata umat manusia mengetahui pahala di balik adzan dan berdiri pada shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkan bagian kecuali harus mengadakan undian terlebih dahulu niscaya mereka membuat undian itu. Andaikata mereka mengetahui pahala bergegas menuju masjid untuk melakukan shalat, niscaya mereka akan berlomba-lomba melakukannya. Andaikata mereka mengetahui pahala shalat isya dan subuh secara berjamaah, niscaya mereka datang meskipun dengan merangkak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

11. Meminta Izin Tiga Kali Ketika Bertamu
Jika tidak mendapatkan izin dari tuan rumah, maka konsekuensinya Anda harus pergi. Namun, banyak sekali orang yang marah-marah jika mereka bertamu tanpa ada perjanjian sebelumnya, lalu pemilik rumah tidak mengizinkannya masuk. Mereka tidak bisa memaklumi, mungkin pemilik rumah memiliki uzur sehingga tidak bisa memberi izin. Allah Ta’ala berfirman,

 “Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah!” Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28)

12. Mengucapkan Salam Kepada Semua Orang Islam baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal Termasuk Anak Kecil
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhu, ia menceritakan, ”Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah  shallallahu ‘alayhi wa sallam,

‘Apa ciri keislaman seseorang yang paling baik?’Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam menjawab, ‘Kamu memberikan makanan (kepada orang yang membutuhkan) dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam berjalan melewati kumpulan anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka semua.” (HR. Muslim)

13. Berwudhu Sebelum Mandi Besar (Mandi Junub)
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Jika Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam ingin mandi besar, maka beliau membasuh tangannya terlebih dahulu, lalu berwudhu seperti hendak shalat, kemudian memasukkan jemarinya ke air dan membasuh rambutnya dengan air. Selanjutnya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam menuangkan air tiga ciduk ke kepalanya dengan menggunakan tangannya, lalu mengguyur semua bagian tubuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

14. Membuat Pembatas Saat Sedang Shalat Fardhu Atau Shalat Sunnah
Diriwayatkan dari Abu Said al-Kudri radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,

“Ketika kalian hendak shalat, maka buatlah pembatas di depannya dan majulah sedikit, dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya. Jika ada orang yang sengaja lewat di depannya, maka hendaknya dia menghalanginya karena orang itu (dibarengi) setan.” (HR. Abu dawud dan Ibnu Majah)

15. Makan Dengan Menggunakan Tiga Jari dan Menjilati Ujung Jari Setelah Selesai Makan
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang kamu makan makanan, janganlah dia mengelap tangannya hingga menjilatinya atau meminta orang menjilatinya. Dan janganlah dia mengangkat piringnya hingga menjilatinya atau meminta orang untuk menjilatinya., karena pada makanan terakhir terdapat barakah." (HR. Bukhari Muslim)

16. Duduk di Tempat Shalat Setelah Shalat Shubuh Hingga Matahari Terbit
Dari Jabir bin Samurah, “Sesungguhnya di antara kebiasaan Nabi adalah duduk di tempat shalatnya setelah shalat shubuh sampai matahari agak meninggi.” (HR Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:“Barangsiapa yang shalat shubuh dengan berjama’ah kemudian dia berdzikir kepada Allah Ta’ala sampai terbitnya matahari lalu dia shalat dua raka’at, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan ‘umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. At-Tirmidzi no.591 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy)

17. Mentahnik Anak yang Baru Lahir
Tahnik menurut bahasa maupun secara syar’i artinya adalah mengunyah sesuatu dan meletakannya di dalam mulut bayi. Disebutkan bahwa “Kamu mentahnik bayi apabila kamu mengunyahkan tamr (kurma) kemudian kamu meletakanya di langit-langit mulut bayi itu”.

Adapun orang yang mentahnik disunnahkan orang yang memiliki keutamaan dan keshalehan maupun ilmu. Juga agar dia mendoakan barakah untuk bayi tersebut.

Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallau ‘anhu berkata, “Ketika lahir anak laki-lakiku, maka kubawa bayi itu kepada Nabi  shallallahu ‘alayhi wa sallam. Lalu beliau memberi nama Ibrahim dan Beliau mentahniknya dengan sebutir kurma serta mendoakan dengan barakah. Kemudian Beliau kembalikan kepadaku” (HR. Bukhari Muslim)

18. Membaca Do’a/Dzikir Dalam Berbagai Kegiatan Sehari-hari
Di setiap aktifitas yang kita jalani sehari-hari terdapat do’a-do’a yang dianjurkan oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam untuk kita baca dan rutinkan. Seperti do’a keluar rumah, do’a masuk dan keluar masjid dan do’a yang lainya.

19. Memberi Kun-yah
Dilihat dari segi bahasa arti kun-yah sendiri berarti “panggilan”, “sapaan”, ataupun sebutan penghormatan pada seseorang. Biasanya “kun-yah” dinisbahkan kepada nama anak ataupun kepada nama bapaknya.

Misalnya bila si fulan memiliki anak bernama Umar maka ia bisa memakai kun-yah yakni “Abu Umar (bapaknya umar)”. Atau bila si fulan mempunyai orang tua bernama Hanif, maka ia bisa memakai kun-yah yakni “Ibnu Hanif (anaknya hanif)” dan sebagainya.

20. Sunnah sunnah Yang berkaitan dengan Wanita
Pertama: Mewarnai kuku dengan pacar
Dari Aisyah, “Ada seorang perempuan menyodorkan sebuah surat kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam dari balik tirai. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam menarik tangan beliau sambil berkata, ‘Aku tidak tahu apakah ini tangan laki-laki ataukah tangan perempuan’. Perempuan tersebut menjawab, ‘Bahkan tangan perempuan’. Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Jika engkau memang perempuan tentu engkau akan mewarnai kukumu” yaitu dengan pacar (HR Abu Daud, dinilai hasan oleh al Albani).

Kedua: Memanjangkan ujung kain bagi perempuan
Dari Shafiyah binti Abu Ubaid, beliau bercerita bahwa Ummi Salamah, istri Nabi berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam ketika beliau membicarakan larangan isbal (celana di bawah mata kaki, ed) bagi laki-laki, “Bagaimana dengan perempuan, wahai Rasulullah?”. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Hendaknya perempuan memanjangkan ujung kainnya sebanyak sejengkal (dari mata kaki)”. Ummu Salamah berkata, “Jika demikian, ada bagian tubuh perempuan yang masih mungkin untuk tersingkap”. Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Jika demikian, ditambahkan satu hasta (dua jengkal)-dari mata kaki-tapi tidak boleh lebih dari itu” (HR Abu Daud, dinilai shahih oleh al Albani).

Ketiga: Betah di rumah
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak.

Hal ini dengan tujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.

Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS al Ahzab:33).

Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada kebutuhan”.

Keempat: Perempuan ketika keluar rumah tidak mengenakan minyak wangi
“Semua mata yang melihat hal yang terlarang itu telah berzina. Perempuan yang memakai wewangian lalu melalui sekelompok laki-laki yang sedang duduk-duduk maka perempuan tersebut adalah demikian dan demikian, yaitu pelacur” (HR Tirmidzi, dinilai hasan oleh al Albani).


Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang mengikuti sunnah rasul-Mu dan mengikuti jejaknya. Ya Allah, kumpulkanlah kami dan kedua orang tua kami bersamanya di surga yaa Allah yaa Rahman yaa Rahim...

Artikel Terkait

Previous
Next Post »