Pertanyaan:
Pak
Ustadz, saya seorang pemuda. Saya memiliki dosa yang sangat banyak. Apakah saya
akan diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala jika saya bertaubat..??
Jawab:
Saudaraku…
Semoga Allah memberi hidayah kepada kamu dan juga kepada saya. Ketahuilah bahwa
Allah ‘Azza wa Jalla adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dia akan mengampuni
dosa-dosa hamba-Nya meskipun dosa tersebut sepenuh bumi dengan syarat ia benar-benar
bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah menghendaki hamba-hamba-Nya
bertaubat kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا
الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)
“…Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung. (QS. An-Nur: 31)
Saudaraku…
fahamilah bahwa orang-orang yang bertaubat dari perbuatan-perbuatan dosa adalah
termasuk orang-orang yang beruntung. Yang dimaksud orang yang beruntung adalah
orang mendapatkan apa yang diinginkan dan selamat daripada apa-apa yang
ditakutinya. Jadi orang yang bertaubat kepada Allah adalah orang yang akan
mendapatkan apa yang dia idam-idamkan dan terhindar dari apa yang paling
ditakutinya.
Allah berfirman:
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا
إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ
ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ
يَوْمٍ كَبِيرٍ (٣)
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada
Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian),
niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai
kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap
orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (QS. Huud: 3)
Lihatlah, wahai saudaraku… Betapa Allah sangat Penyayang kepada
hamba-hamba-Nya. Jika seorang hamba bertaubat dari perbuatan dosanya, maka
Allah akan berikan kenikmatan yang baik terus menerus tiada terputus sampai
waktu yang Allah tentukan dan akan diberikan balasan keutamaan atasnya.
Saudaraku… Jangankan seorang muslim yang melakukan dosa kemudian
bertaubat, orang kafir pun jika
ia bertaubat dari kekafirannya, maka Allah
Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ
لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُوا
فَقَدْ مَضَتْ سُنَّةُ الأوَّلِينَ (٣٨)
“Katakanlah
kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari
kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka
yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku
(kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu ". (QS.
Al-Anfal: 38)
Sesuai dengan ayat di atas Rasululloh shalallohu ‘alayhi wa
sallam bersabda:
مَنْ
أَحْسَنَ فِيْ الإِسْلَامِ لَمْ يُؤَا خَذْ بِمَا عَمِلَ فِيْ الْجَاهِلِيَّةِ
وَمَنْ أَسَاءَ فِيْ الإِسْلَامِ أُخِذَ بِالأَوَّلِ وَالأَخِرِ
“Barang siapa
yang berbuat baik setelah ia masuk Islam, maka ia tidak akan dihukum atas
perbuatan (buruk) yang dilakukannya di masa jahiliyah, dan barang siapa yang
berbuat buruk setelah masuk Islam, maka ia akan dikenakan hukuman Alloh atas
keburukan yang dilakukannya di masa jahiliyah dan di masa Islam.” (Bukhari:
no. 6921, Muslim no. 120)
Dalam hadits
yang lain disebutkan:
أَلإِسْلَامُ يَجُبُّ
مَا قَبْلَهُ وَالتَّوْبَةُ تَجُبُّ مَا كَانَ قَبْلَهَا
“(Masuknya seseorang ke dalam Agama) Islam
menghapus dosa yang dilakukan sebelumnya, dan taubat menghapus dosa-dosa yang
dilakukan sebelumnya.” (HR. Muslim no. 121, Ahmad (IX/205)
Akan tetapi, wahai Saudaraku… Allah Ta’ala hanya akan mengampuni
dosa-dosa orang yang bertaubat dengan taubat nashuha (taubat yang benar). Allah
Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا
إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ
النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ (٨)
“Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim: 8)
Lalu bagaimana
cara taubat yang benar tersebut…?
Saudaraku… di
antara syarat-syarat taubat benar adalah sebagai berikut:
- Ikhlas
karena Alloh.
Jadi taubat kita harus benar-benar ikhlas karena Allah, yakni kita
bertaubat hanya ingin mengharap ridha Allah, bukan yang lainnya. Bukan karena
orang lain.
- Menyesali
kemaksiatan (dosa) yang dilakukan.
Harus ada penyesalan terhadap perbuatan-perbuatan dosa yang telah
kita lakukan. Takut kalau-kalau kita akan disiksa karena perbuatan dosa
tersebut. Bukan malah bangga dengan dosa-dosa yang ada.
- Melepaskan
diri dari dosa yang dilakukannya.
Benar-benar lepas dari perbuatan dosa yang lalu, jangan
mengingat-ingatnya kecuali mengingat-ingat untuk disesali dan ditaubati. Tapi yang
lebih baik adalah melupakan semua itu, hilangkan perasaan yang akan menjadikan
kita kembali kepada perbuatan tersebut.
- Bertekad
untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya di masa mendatang.
Tanamkan tekad yang kuat dalam diri kita untuk tidak akan
mengulangi lagi perbuatan dosa yang telah lalu. Jangan seperti sebagian orang
yang menyatakan taubat dari dosa dan maksiatnya tapi mereka kembali mengulangi
perbuatan dosa yang sama.
- Taubat
dilakukan pada saat-saat yang di dalamnya taubat diterima.
Saat-saat diterimanya taubat adalah sebelum nyawa berada di
tenggorokan dan sebelum datangnya hari Kiamat. Rasululloh bersabda:
إِنَّ
اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ عَبْدِهِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ
“Sesungguhnya Alloh menerima taubat seorang hamba-Nya, selama
nyawanya belum sampai di tenggorokan” (Ahmad II/132. [Hasan: dihasankan oleh
Syaikh al-Albani rh dlm kitabnya shahihul Jami’ no. 1903])
ثَلَاثٌ
إِذَا خَرَجْنَ لَمْ يَنْفَعْ نَفْسًا إِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ
أَوْ كَسَبَتْ فِيْ إِيْمَانِهَا خَيْرًا: طُلُعُ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَالدَّجَّالُ،
وَدَابَّةُ الأَرْضِ
“Ada tiga perkara yang apabila keluar, maka tidak bermanfaat lagi
keimanan seseorang dari dirinya, karena ia belum beriman sebelumnya atau
berbuat kebaikan dalam imannya, yaitu matahari terbit dari tempat terbenamnya,
keluarnya Dajjal dan binatang melata di bumi.” (Ath-Thobari XII/265)
Wahai Saudaraku…
Janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah. Dosa-dosa yang menggunung
dalam diri kita akan hancur jika kita bertaubat kepada Allah dengan taubat
nashuha.
Semoga Allah
memerima segala taubat kita dan membimbing kita agar tetap berada dalam
ketaatan kepada-Nya dan meniggalkan segala kemaksiatan.
Wallahu a’lama
bi shawab…
Oleh: Anas
Abdillah Al Cilacapi
EmoticonEmoticon