Khutbah Jum'at: KEUTAMAAN SEDEKAH

Juni 27, 2014

Oleh Anas Abdillah Al Cilacapi
Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah…
Harta yang kita miliki, yang Allah berikan kepada kita adalah sebuah ujian. Apakah kita bersikap baik terhadap harta itu ataukah sebaliknya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ ١٥
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun: 15)

Sebagian manusia ada yang membelanjakan hartanya pada perkara-perkara yang diharamkan Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga hartanya semakin menjadikan ia jauh dari Allah. Inilah yang manjadikan hartanya sebagai bencana bagi dirinya, na’udzubillah.

Dan di antara manusia ada juga yang membelanjakan hartanya demi mendapatkan ridha Allah subhanahu wa ta’ala dengan membelanjakannya pada hal-hal yang sejalan dengan syari’at Allah.

Dan di antara mereka juga ada yang membelanjakan hartanya pada hal-hal yang tidak berfaidah. Tidak pada hal-hal yang diharamkan dan tidak pula pada hal-hal yang disyari’atkan. Orang yang demikian ini hartanya hilang begitu saja. Padahal Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam telah melarang membuang-buang harta dengan sia-sia.

Seseorang yang dianugerahi harta oleh Allah subhanahu wa ta’ala lalu ia gunakan untuk berinfaq di jalan kebenaran dan tidaklah ia infaqkan hartanya melainkan di jalan yang Allah ridhai, maka inilah yang perlu kita ikuti dan kita teladani.

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah…
Allah subhnahu wa ta’ala sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang dermawan, yang kedua tanganya selalu terbuka lebar untuk memberi kepada orang lain. Orang yang bersedekah dengan suka rela pasti mencintai dan dicintai Allah, karena ia mampu mengalahkan dirinya yang diciptakan dengan kecenderungan sangat mencintai harta. Orang yang ikhlas karena Allah dalam bersedekah, maka kita akan melihatnya melakukan beragam sedekah dan merasa senang dengan pemberiannya itu. Bahkan ia lebih gembira daripada kegembiraan orang yang menerima pemberiannya. Begitulah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam melakukannya.

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersedekah dan berbuat baik dengan harta, perbuatan dan perkataan beliau. Beliau mengeluarkan hartanya, dan menyuruh orang untuk bersedekah dan memotivasinya untuk bersedekah, baik lewat perbuatan atau perkataannya. Jika melihat orang yang pelit dan kikir, baliau mengajaknya untuk berkorban dan bersedekah.

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah…
Tidaklah Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alayhi wa sallam menganjurkan sedekah kepada kaum Muslimin, melainkan karena di dalam sedekah banyak sekali terdapat keutamaan. Di antara keutamaan sedekah adalah sebagai berikut:

1. Sedekah adalah bentuk ketundukan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.
Di antara sifat orang yang beriman dan bertakwa adalah bersegera dalam memenuhi perintah Allah ‘azza wa jalla, sedang sedekah adalah di antara perkara yang diperintahkan oleh Allah, dituntun dan diajurkan oleh-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا بَيْعٌ فِيهِ وَلا خِلالٌ ٣
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.” (QS. Ibrahim: 31)

Allah Ta’ala juga berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا بَيْعٌ فِيهِ وَلا خُلَّةٌ وَلا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ ٢٥٤
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 254)

2. Seorang Mukmin berada dalam naungan sedekahnya pada Hari Kiamat kelak.
Yaitu pada hari yang pasti akan di saksikan oleh seluruh makhluk, dimana seorang anak akan beruban, matahari akan mendekat ke kepala manusia, keringat bercucuran hingga menenggelamkan manusia. Pada saat itu manusia sangat membutuhkan naungan yang dapat menaungi dirinya dari teriknya matahari mahsyar, hingga datanglah sedekah lalu menaungi pelakunya. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّي يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ، أَوْ قَالَ: حَتَّي يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ
“Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya hingga diadili (pengadilan Allah),” atau beliau bersabda, “Hingga keputusan di antara manusia ditetapkan (oleh pengadilan Allah).” (HR. Ibnu Khuzaimah, Muhaqqiq berkata, “Sanadnya shahih…)

Abu Al-Khair berkata, “Tidaklah suatu hari dilewatinya melainkan dia bersedekah dengan sesuatu walaupun hanya dengan sepotong kue atau sebutir bawang.”

Dan dalam pembahasan tentang tujuh kelompok manusia yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya terdapat hadits,
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّي لَايَعْلَمْ شِمَالُهُ مَاقَدَّمَتْ يَمِيْنُهُ.
“Dan seorang laki-laki yang bersedekah dengan suatu sedekah lalu merahasiakannya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Sedekah itu akan menghindarkan dari musibah dan menjauhkan dari kematian yang buruk.
Sedekah memiliki dampak terhadap pelakunya dalam memelihara diri pelakunya dari musibah-musibah dan bencana-bencana, dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
صَنَائِعُ المَعْرُوْفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوْءِ، وَصَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ، وَصِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيْدُ فِيْ العُمُرِ.
“Perbuatan-perbuatan baik akan menghindarkan diri dari pintu-pintu keburukan, sedekah yang tersembunyi itu akan memadamkan amarah Rabb, dan menyambung tali silaturahim akan menambah umur.” (HR. Ath-Thabrani)

Ibnu Abi Al-Ja’d berkata, “Sesungguhnya sedekah itu menghindarkan diri dari tujuh puluh pintu keburukan”. Dan juga di antara dampak dari sedekah adalah memelihara hamba dari kematian yang buruk. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alayi wa sallam bersabda,
إِنِّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مِيْتَةِ السًّوءِ
“Sesungguhnya sedekah itu dapat memadamkan amarah Rabb dan menghindarkan diri dari kematian yang buruk.”

Ibnul Arabi rahimahullah berkata, “Dan hakikat dari kematian yang buruk itu adalah kematian dalam kondisi kemaksiatan.” Dan Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata, “Al-Iraqi rahimahullah berkata, ‘Secara zhahir, maksud kematian yang buruk itu adalah kematian yang mana Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam berlindung kepada Allah darinya, berupa hancur, jatuh, tenggelam, kebakaran, tergoda setan saat menghadapi maut, dan terbunuh saat lari dari perang di jalan Allah.’”

4. Sedekah adalah tanda dan bukti nyata dari iman yang benar.
Kaum muslimin rahimakumullah…
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
الطًّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ المِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآنِ أَوْ تَمْلَأُ مَابَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ لنَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا
“Bersuci itu sebagian dari iman, Alhamdulillah memenuhi timbangan, subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi, shalat itu cahaya, sedekah itu bukti nyata, sabar itu pelita, sedangkan Al-Qur’an itu adalah hujjah untuk memberimu pahala (apabila kamu mengamalkannya) dan hujjah untuk menghukummu (apabila kamu tidak mengamalkannya), setiap manusia berusaha dan menjual dirinya, maka di antara mereka ada yang membebaskannya (dengan kebaikan) atau menghancurkannya (dengan dosa dan kemaksiatan).” (HR. Muslim)

Imam An-Nawaw rahimahullah berkata dengan maksud menanggapi arti dari burhan (bukti nyata) artinya adalah, “Bahwa sedekah itu hujjah dan dalil atas keimanan pelakunya, karena seorang munafik tidak melakukannya, karena tidak menyakininya, lalu barangsiapa bersedekah, maka dapat diambil sebagai bukti kebenaran imannya.”

Khutbah 2

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah keutamaan sedekah yang selanjutnya/yang ke

5. Sedekah itu sebagai tebusan bagi seorang Muslim dari belenggunya.
Belenggu seorang Muslim adalah semua dosa dan kemaksiatan dirinya, dan betapa banyak kita dibelenggu oleh dosa dan kemaksiatan. Dan seorang Muslim sangat membutuhkan seseorang yang melepaskannya dari belenggu tersebut, dan di antara sebab-sebab yang membantu hal tersebut adalah sedekah, sebagaimana yang telah ada dalam hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yang mengabarkan tentang Nabi Yahya ‘alayhissalam.
وَآمُرُكُمْ بِالصَّدَقَةِ، فَإِنَّ مَثَلَ ذَالِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الْعَدُوُّ فَأَوْثَقُوايَدَهُ إِلي عُنُقِهِ وَقَدَّمُوهُ لِيَضْرِبُواعُنُقَهُ فَقَالَ: أَنَا أَفْدِيْهِ مِنْكُمْ بِالْقَلَيْلِ وَلكَثِيْرِ، فَفَدَى نَفْسَهُ مِنْهُمْ
“Saya memerintahkan kalian untuk bersedekah, karena yang demikian itu adalah seperti seseorang yang ditawan oleh musuh, dan mereka mengikat erat tangannya pada lehernya lalu mereka menghadapkannya untuk memenggal lehernya, kemudian dia berkata, ‘Saya tebus perkara ini dari kalian dengan hartaku yang sedikit dan yang banyak,’ hingga akhirnya ia menebus dirinya dari mereka.” (HR. Tirmidzi)

Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam telah menyerupakan seorang pemberi sedekah seperti tawanan, lalu sedekah hadir untuk membebaskannya dari tawanan.

6. Allah memberikan ganti kepada orang yang memberi sedekah
Allah subhanahu wa ta’ala,
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ ٣٩
“Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39)

Kaum Muslimin rahimakumullah…
Ini adalah sebuah kabar dari Allah ‘azza wa jalla kepada para pemberi sedekah dan pemberi nafkah, bahwa Allah akan menggantinya untuk mereka, dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالي: يَاابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman kepada manusia, Wahai anak cucu Adam! Berinfaklah, niscaya Aku akan memberi rizki atas kalian’.” (HR. Muslim)

Orang yang bersedekah mendapat do’a kebaikan dari para Malaikat. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
مَامِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيْهِ إِلَّاوَمَلَكَانِ يَنْزِلَانِ، فَيَقُولْ أَحَدُهُمَا: اللهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Tidaklah suatu hari di mana seorang hamba memasuki paginya, melainkan pasti akan turun dua malaikat, salah seorang dari mereka berkata, ‘Ya Allah, berilah ganti (rizki) kepada orang yang berinfak’, dan yang lain berucap, ‘Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang kikir’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah..

Demikianlah beberapa keutamaan yang akan di dapat oleh orang-orang yang bersedekah. Semoga Allah ‘azza wa jalla menjadikan kita semua termasuk ke dalam orang-orang yang gemar bersedekah sehingga kita mendapat keutamaan-keutamaan tersebut.


Materi Khutbah Lainnya:
Khuthbah Jum'at: Syarat Ibadah
Khuthbah Jum'at: Jalan Menuju Surga Penuh Onak dan Duri
Khuthbah Jum'at: Hati Yang Sehat
Khuthbah Jum'at: Keutamaan Berinteraksi Dengan Al Qur'an


 Minyak Zaitun Ruqyah (MIZAR)



Artikel Terkait

Previous
Next Post »