JAGALAH AURATMU WAHAI MUSLIMAH

Juli 07, 2014

Melihat dan mengamati realita yang terjadi saat ini, maka saya rasa pembahasan ini sangat penting untuk kita simak bersama. Terkhusus bagi kaum muslimah yang masih belum menutup aurat dengan jilbab/hijabnya.


Definisi Aurat:

Aurat (‘Aurah) secara bahasa, ialah setiap celah yang dikhawatirkan akan disusupi atau diserang musuh, dan aurat adalah suatu rahasia yang harus ditutupi.

Aurat menurut istilah, adalah segala sesuatu yang diharamkan Allah untuk membukanya di depan orang yang tidak dihalalkan melihatnya. (Shahih Fikih Sunnah oleh Syaikh Abu Malik Kamal as-Sayyib Salim)


Ketahuilah wahai para wanita muslimah..
Menjaga/menutup aurat adalah kewajiban yang Allah tetapkan untuk Anda. Maka sebagai seorang muslimah yang taat kepada Allah, hendaklah Anda memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut, dan tidak melanggarnya dengah hal-hal yang sebaliknya.

Karena Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا (٣٦)
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)


Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ayat ini bersifat umum. Hukumnya mencakup segala perkara. Kesimpulannya, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menghukumi sesuatu, maka tidak boleh seseorang pun menentangnya. Tidak boleh seorang pun mengajukan pilihan lain atas keputusan beliau. Tidak boleh satu pendapat atau satu ucapan pun yang berseberangan dengan keputusan beliau.

Dalil-dalil perintah menutup aurat:

1. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Ahzab: 59)

Ibnu Kathir rahimahullah berkata,
Allah berfirman memerintahkan Rasul-Nya agar menyuruh para wanita mukmin seluruhnya –khusus isteri-isteri dan anak-anak beliau karena kemuliaan mereka‒ untuk menjulurkan atau menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Tujuannya agar mereka mudah untuk dikenali dari para wanita jahiliyah dan hamba-hamba sahaya perempuan.

Jilbab sendiri adalah sejenis selendang panjang yang diletakkan melapisi kerudung. Penafsiran jilbab seperti ini dikemukakan oleh Ibnu Mas’ud, ‘Ubaidah, Al-Hasan Al-Bashri, Sa’id bin Jubair, Ibrahim an-Nakha’i, ‘Atha’ Al-Khurasani dan banyak ulama lainnya. Jilbab pada saat sekarang sama dengan izar (kain). Al-Jauhari berkata, “Jilbab adalah kain yang menutupi seluruh tubuh.”

Ali bin Abi Thalhah menuturkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Allah memerintahkan para wanita mukmin, bila mereka keluar dari rumah-rumah mereka untuk sebuah keperluan, hendaknya mereka menutupi wajah-wajah mereka dari atas kepala mereka dengan jilbab. Hingga yang tampak dari mereka adalah sebuah biji mata saja.”

Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata, “Aku bertanya kepada ‘Ubaidah As-Salmani tentang firman Allah Ta’ala, يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ “Hendaknya mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Maka ‘Ubaidah langsung menutup wajah dan kepalanya serta menampakkan mata kirinya saja.”

Firman Allah Ta’ala, ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.”  Yakni, jika mereka menutupkan jilbab ke seluruh tubuh, niscaya akan mudah dikenal bahwa mereka itu adalah wanita-wanita mukmin yang merdeka. Mereka bukan hamba sahaya dan bukan pula pelacur.

Firman Allah, وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا “Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” atas segala dosa dan kesalahan yang mereka lakukan di zaman jahiliyah, karena mereka melakukan itu semua tanpa pengetahuan agama.

2. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ(٣١)
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…” (QS. An-Nur: 31)

Ibnu Kathir rahimahullah berkata:
Maksud firman Allah: وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya…” Maksudnya, janganlah kalian (wahai wanita-wanita mukmin) menampakkan satu pun perhiasan kalian kepada laki-laki yang bukan mahram, kecuali perhiasan yang tidak bisa disembunyikan.

Ibnu Mas’ud berkata, “Maksudnya seperti selendang dan kain baju.” Ini artinya kain yang biasa dikenakan oleh wanita-wanita Arab seperti kain penutup kepala dan baju yang menutupi badannya, berikut baju bagian bawah yang terlihat, tidaklah dosa untuk ditampakkan, karena busana-busana ini tidak mungkin disembunyikan.

Demikian pula yang semisal dengannya, berupa pakaian wanita yang nampak untuk menutup badannya dan kain-kain yang tidak mungkin untuk ditutupi.

Kemudian Allah berfirman:
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,” maksudya kain kerudung yang memanjang melebihi dada hinga dapat menutupi dada dan tulang dada. Aturan itu dibuat agar para wanita mukmin memiliki perbedaan yang jauh dengan umumnya wanita-wanita jahiliyyah, karena wanita-wanita jahiliyyah tidak pernah melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah tadi.

Bahkan mereka kerap lewat di hadapan para lelaki dengan menampakkan dada, tidak ditutupi apa-apa. Terkadang mereka sengaja menampakkan leher, jambul rambut dan anting-anting telinga mereka. Maka Allah subhanahu wa ta’ala pun memerintahkan kepada wanita-wanita yang beriman untuk menutup diri dalam keadaan dan situasi mereka.

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,”

Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Semoga Allah memberikan kasih sayang-Nya kepada para wanita Muhajirin terdahulu, karena ketika Allah menurunkan ayat وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,”  mereka memotong-motong pakaian milik mereka yang terbuat dari bulu. Mereka pun menutupi wajah-wajah mereka dengannya.”

Diriwayatkan juga dari Shafiyyah binti Syaibah bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah berkata, “Di saat turun ayat وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,”  mereka mengambil kain penutup badan mereka, kemudian mereka potong kain itu dari bagian ujungnya dan mereka menutupi wajah-wajah mereka dengannya.”


LARANGAN TABARRUJ DAN ANCAMA TERHADAP PELAKUNYA

Tidak menutup aurat/tidak menjaga aurat adalah salah satu bentuk tabarruj yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Secara bahasa, tabarruj berarti mempertontonkan kecantikan, wajah dan segala perhiasannya kepada laki-laki yang bukan mahram, serta segala hal yang dapat membangkitkan syahwat para lelaki, termasuk berjalan dengan sombong dan bergaya indah.

Tabarruj adalah menampakkan perhiasan dan kecantikan wanita yang wajib disembunyikan karena dapat memancing syahwat lelaki.[[1]

Tabarruj secara syar’i ialah mempertontonkan hal yang diharamkan Allah, yaitu mempertontonkan perhiasan dan kecantikannya. Pendapat lain menyatakan bahwa tabarruj ialah berjalan dengan lenggak-lenggok.


Larangan bertabarruj:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى(٣٣)
“Dan hendaklah kalian tetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu…” (QS. Al-Ahzab: 33)


Berikut ini adalah aib dan bahaya tabarruj:

1. Merupakan perbuatan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يُشَاقِقِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (١٣)
“Dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal: 13)

Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (٣٢)
“Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (QS. Ali Imran: 32)

Orang yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya termasuk orang yang enggan masuk Surga. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Setiap ummatku pasti masuk Surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan itu?” Rasul Menjawab, “Siapa yang mentaati aku ia pasti masuk surga, dan siapa yang bermaksiat kepadaku berarti ia telah enggan.” (HR. Bukhari)

2. Tabarruj termasuk dosa besar yang menghancurkan.
Umaimah binti Rafiqah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam untuk dibai’at.

Nabi bersabda “Aku ambil janji setiamu untuk tidak berbuat syirik kepada Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anakmu sendiri, tidak berbuat dusta yang kau ada-adakan di antara kedua tangan dan kakimu, tidak meratapi mayit, dan tidak bertabarruj seperti orang jahiliyyah dahulu.” (HR. Ahmad)

Perhatikanlah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam menyertakan tabarruj dalam dosa-dosa besar yang menghancurkan.

3. Tabarruj termasuk sifat penghuni neraka.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيْحَهَا لَتُوجَدُ مِنْ مَسِيْرَةٍ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihatnya: orang yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang digunakannya untuk memukul manusia, dan wanita yang berpakaian tapi telanjang[[2]] berjalan lenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak masuk surga dan tidak pula mencium aromanya, padahal aromanya tercium dari jarak perjalanan sekian, sekian.” (Shahih Muslim 2128)


Ammarah bin Khuzaimah berkata, “Ketika kami bersama Amru bin Ash dalam sebuah perjalanan haji atau umrah, tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wanita yang berpakaian baru dan cincin-cincin yang menghiasi tangannya. Ia membentangkan tangannya di tenda –di atas punggung unta‒.

Amru bin Ash berkata, ‘Ketika kami bersama Rasulullah di daerah ini tiba-tiba beliau bersabda, ‘Lihatlah, apakah kalian melihat sesuatu?’ Kami menjawab, ‘Kami melihat banyak burung gagak, ada seekor burung yang sayapnya berwarna putih, paruh dan kakinya berwarna merah.’ Lalu Rasulullah bersabda, ‘Wanita tidak akan masuk surga kecuali sebagian kecil dari mereka, seperti seekor burung gagak ini di tengah keramaian burung gagak yang lain’.” (HR. Ahmad dan Hakim)

4. Termasuk perbuatan keji
Sesungguhnya, wanita itu aurat dan membuka aurat itu termsuk perbuatan keji dan dibenci. Setanlah yang menyuruh perbuatan keji.

Allah berfirman,
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ (٢٦٨)
“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji…” (QS. Al-Baqarah: 268)

Abu Musa Al Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَي قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيْحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Wanita mana pun yang memakai wangi-wangian (parfum) kemudian keluar ke suatu kaum dengan tujuan agar mereka mencium bau wanginya maka ia adalah pezina.” (HR. An-Nasa’i)

5. Tabarruj merupakan perilaku dan kebiasaan orang Yahudi dan Nasrani.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam menjelaskan betapa wanita menjadi penyebab utama fitnah yang melanda Bani Israil.

Abu Sa’id Al-Khudri ra meriwayatkan bahwa Rasulullahshallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفَكُمْ فِيْهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu sangat manis dan hijau. Dan sungguh Allah menjadikan kalian khalifah di muka bumi, lalu Dia akan melihat apa yang  kalian perbuat. Maka itu berhati-hatilah terhadap dunia dan hati-hatilah terhadap wanita. Sebab, seungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil itu disebabkan oleh kaum wanita.” (HR. Muslim)

Wanita Yahudi dan Nasrani yang hidup berdampingan dengan orang muslim berusaha keras untuk bertabarruj. Sa’id bin Abil Hasan berkata kepada saudaranya, Hasan Al-Bashri, “Wanita-wanita asing membuka dada dan kepala mereka.” Hasan Al-Bashri berkata, “Palingkan pandanganmu darinya.”

Ahli Kitab, khususnya orang Yahudi akan senantiasa memotivasi wanita untuk membuka aurat dan bertabarruj. Yahudi Dunmahlah yang pertama kali berupaya melepas hijab di wilayah Islam non Arab. Hal ini sebagaimana yang terjadi di kota Salonik.

Pada tahun 1914 di sebuah acara malam yang telah mereka atur, mereka mengundang wanita-wanita Yahudi yang memakai nama-nama Islam beraksi merobek jilbab dan hijab di hadapan para hadirin. Pada saat itu pemerintah melarang acara ini supaya tidak membangkitkan emosi orang muslim.

6. Tabarruj merupakan perilaku Iblis (bujukan iblis).
Iblis dan konco-konconya tidak akan rela membiarkan kaum muslimah taat kepada Tuhannya. Sebab iblis/setan adalah musuh yang nyata, yang menghendaki seluruh manusia menjadi penghuni neraka.

Mereka telah bersumpah akan menjerumuskan manusia kepada perbuatan durhaka kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (١٦)ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (١٧)
“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’raf: 16-17)

Iblis-lah yang merayu Adam ‘alayhissalam dan istrinya untuk membuka aurat mereka. Allah Ta’ala berfirman:
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا (٢٠)
“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya…” (QS. Al-A’raf: 20)

Begitulah ambisi iblis untuk menyingkap aurat, mengoyak tabir dan menyebarkan perbuatan keji. Dan inilah maksud dan tujuan setan.

Maka Allah Ta’ala mengingatkan kita dari fitnah ini, dalam firman-Nya:
يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا(٢٧)
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kalian dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapa kalian dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya…” (QS. Al-A’raf: 27)

Harus diingat bahwa,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (٦)
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS. Fathir: 6)


Semoga bermanfaat. Silahkan disebarkan dengan menyertakan alamat linknya..



[1] Shahih Fikih Sunnah, Oleh Syaikh Abu Malik Kamal As-Sayyid Salim
[2] Yaitu wanita yang membuka sebagian tubuhnya untuk menunjukkan kecantikannya, atau memakai pakaian yang tipis yang dapat menampakkan bentuk tubuhnya.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »