Syi’ah
adalah satu aliran sesat yang mengklaim sebagai bagian dari Islam. Pada realitanya
mereka sangat jauh menyimpang dari ajaran Islam sehingga semua kaum Muslimin sepakat
bahwa Syi’ah bukan Islam.
Banyak
sekali doktrin aqidah syiah Imamiyah yang sesat dalam pandangan Islam. Di
antara poin terpenting doktrin tersebut yaitu dalam masalah berikut ini:
1. Al-Imamah (kepemimpinan)
harus secara tekstual atau jelas. Wajib bagi imam Syiah sebelumnya untuk
menunjuk dan menyebutkan nama imam setelahnya, bukan sekedar sifat. Mereka
berdalil bahwa Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan tentang imamah Ali radhiyallahu
‘anhu sepeninggal beliau pada hari Ghadir Khum (hari besar kaum Syiah yang
dianggap lebih agung dari pada hari raya idul Fitri dan Idul Adha. Hari
tersebut bertepatan dengan tanggal 18 Dzulhijah)
2. Al-‘Ishmah
(kema’shuman). Yaitu keyakinan bahwa imam-imam Ahlul Bait yang 12 dalam
pandangan mereka ma’shum dari kesalahan dan lupa, dari dosa-dosa besar maupun
kecil.
3. Ar-Raj’ah (reinkarnasi
) yaitu keyakinan mereka bahwa Imam Muhammad bin al-Hasan al-Askari akan kembali
di akhir zaman ketika Alloh telah izinkan dia untuk keluar.
4. Taqiyyah
(berdusta untuk menutup-nutupi aqidahnya) Mereka meyakini bahwa taqiyyah
merupakan salah satu prinsip dasar agama mereka. Siapa yang meninggalkannya
ibarat orang yang meninggalkan shalat.
5. Mut’ah (nikah kontrak). Mereka memandang bahwa mut’ah
terhadap wanita adalah sebaik-baik tradisi dan qurbah (pendekatan diri kepada
Allah) yang paling afdhal.
6. Mereka meyakini adanya mushaf yang disebut sebagai Mushaf
Fathimah. Al-Kulaini meriwayatkan dalam kitabnya al-Kafi (hal. 57 cet. 1278 H)
dari Ja’far ash-Shadiq, “Dan sungguh pada kami ada Mushaf Fathimah ‘alaihassalam.”
Ia berkata : Aku bertanya : Apakah Mushaf Fathimah itu? Beliau menjawab,
“Sebuah mushaf padanya ada yang seperti Quran kalian ini tiga kali lipatnya.
Demi Allah, tidak ada di dalamnya satu huruf pun dari Quran kalian!”
7. Al-Bara’ah. Yaitu berlepas diri dari tiga khalifah (Abu Bakr,
Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhum)
dan mensifatkan mereka dengan seburuk-buruk sifat.
8. Ied Ghadir Khum, yaitu hari raya mereka yang jatuh pada 18
Dzulhijjah. Mereka lebih memuliakannya daripada Idul Fitri dan Idul Adha, dan
menamakannya ‘Ied al-Akbar (Hari Raya Besar). Mereka meyakini bahwa hari itu
adalah hari dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan khilafah untuk
Ali radhiyallahu ‘anhu.
9. Perayaan pada hari kesembilan di bulan Rabi’ul Awwal, yaitu
‘Ied Bapak mereka “Baba Syuja’uddin”, gelar yang mereka berikan untuk Abu
Lu’lu’ah al-Majusi yang telah membunuh Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu.
10. Perayaan duka cita, ratapan,
menampar-nampar pipi dan dada serta perbuatan-perbuatan haram lainnya di hari
kesepuluh bulan Muharram (Asyura’). Mereka meyakini bahwa hal itu adalah pendekatan
diri kepada Allah radhiyallahu ‘anhum dan menghapuskan dosa dan
kesalahan. Siapa yang melihat perbuatan mereka di tempat-tempat yang mereka
sucikan di Karbala, Najaf dan Qum, niscaya ia akan melihat hal-hal yang sangat
aneh dan bertentangan dengan akal sehat.
EmoticonEmoticon