DOKTRIN-DOKTRIN AQIDAH SYI’AH

September 24, 2016

Syi’ah adalah satu aliran sesat yang mengklaim sebagai bagian dari Islam. Pada realitanya mereka sangat jauh menyimpang dari ajaran Islam sehingga semua kaum Muslimin sepakat bahwa Syi’ah bukan Islam.
Banyak sekali doktrin aqidah syiah Imamiyah yang sesat dalam pandangan Islam. Di antara poin terpenting doktrin tersebut yaitu dalam masalah berikut ini:
1.    Al-Imamah (kepemimpinan) harus secara tekstual atau jelas. Wajib bagi imam Syiah sebelumnya untuk menunjuk dan menyebutkan nama imam setelahnya, bukan sekedar sifat. Mereka berdalil bahwa Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam  telah menyebutkan tentang imamah Ali radhiyallahu ‘anhu sepeninggal beliau pada hari Ghadir Khum (hari besar kaum Syiah yang dianggap lebih agung dari pada hari raya idul Fitri dan Idul Adha. Hari tersebut bertepatan dengan tanggal 18 Dzulhijah)
2.  Al-‘Ishmah (kema’shuman). Yaitu keyakinan bahwa imam-imam Ahlul Bait yang 12 dalam pandangan mereka ma’shum dari kesalahan dan lupa, dari dosa-dosa besar maupun kecil.
3.   Ar-Raj’ah (reinkarnasi ) yaitu keyakinan mereka bahwa Imam Muhammad bin al-Hasan al-Askari akan kembali di akhir zaman ketika Alloh telah izinkan dia untuk keluar.
4. Taqiyyah (berdusta untuk menutup-nutupi aqidahnya) Mereka meyakini bahwa taqiyyah merupakan salah satu prinsip dasar agama mereka. Siapa yang meninggalkannya ibarat orang yang meninggalkan shalat.
5.    Mut’ah (nikah kontrak). Mereka memandang bahwa mut’ah terhadap wanita adalah sebaik-baik tradisi dan qurbah (pendekatan diri kepada Allah) yang paling afdhal.
6. Mereka meyakini adanya mushaf yang disebut sebagai Mushaf Fathimah. Al-Kulaini meriwayatkan dalam kitabnya al-Kafi (hal. 57 cet. 1278 H) dari Ja’far ash-Shadiq, “Dan sungguh pada kami ada Mushaf Fathimah ‘alaihassalam.” Ia berkata : Aku bertanya : Apakah Mushaf Fathimah itu? Beliau menjawab, “Sebuah mushaf padanya ada yang seperti Quran kalian ini tiga kali lipatnya. Demi Allah, tidak ada di dalamnya satu huruf pun dari Quran kalian!”
7.  Al-Bara’ah. Yaitu berlepas diri dari tiga khalifah (Abu Bakr, Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhum) dan mensifatkan mereka dengan seburuk-buruk sifat.
8. Ied Ghadir Khum, yaitu hari raya mereka yang jatuh pada 18 Dzulhijjah. Mereka lebih memuliakannya daripada Idul Fitri dan Idul Adha, dan menamakannya ‘Ied al-Akbar (Hari Raya Besar). Mereka meyakini bahwa hari itu adalah hari dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan khilafah untuk Ali radhiyallahu ‘anhu.
9. Perayaan pada hari kesembilan di bulan Rabi’ul Awwal, yaitu ‘Ied Bapak mereka “Baba Syuja’uddin”, gelar yang mereka berikan untuk Abu Lu’lu’ah al-Majusi yang telah membunuh Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu.
10. Perayaan duka cita, ratapan, menampar-nampar pipi dan dada serta perbuatan-perbuatan haram lainnya di hari kesepuluh bulan Muharram (Asyura’). Mereka meyakini bahwa hal itu adalah pendekatan diri kepada Allah radhiyallahu ‘anhum dan menghapuskan dosa dan kesalahan. Siapa yang melihat perbuatan mereka di tempat-tempat yang mereka sucikan di Karbala, Najaf dan Qum, niscaya ia akan melihat hal-hal yang sangat aneh dan bertentangan dengan akal sehat.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »