Seorang Kakek Berkisah Tentang Bencana Garut..!!

September 26, 2016


Ini adalah sebagian kecil kisah yang tersisa dari Kota Garut. Seorang mahasiswa menuangkan pengalamannya dalam sebuah tulisan, ketika menjadi relawan kemanusiaan pada bencana di Garut yang belum lama terjadi. Berikut adalah kisahnya:

Allah memberikan Pelajaran dari bencana Garut.
Oleh: Almisky

Hari ini adalah hari pertama saya bisa membantu orang yang terkena bencana. Ya, bencana yang tak diduga, Bencana Garut.
Saya bergegas bersama teman-teman saya, bisa dibilang mewakili kampus kami. Tapi tidak resmi, hanya inisiatif kebanyakan teman-teman saya dan dukungan para dosen.

Kita semua berduka dengan Bencana Garut, #PrayForGarut.
Mayat bayi-bayi berserakan.
Nenek-nenek yang tidak bisa melarikan diripun ikut terseret air.
Bahkan, ditempat saya ikut berbersih, ada 2 mayat yang membuat saya kaget, 2 bayi mungil yang sudah tertutup lumpur.
Sedih, campur rasa takut, karena ini pertama kali saya menyaksikan langsung bencana yang membuat histeris banyak keluarga.
Yang pasti, semua ini tidak lepas dari takdir Allah yang Maha segalanya.

Saya bukan ahlinya untuk mengangkat mayat, karena ditempat tersebut ada bagian evakuasi mayat, maka saya beritahu kepada mereka untuk bantu mengevakuasi mayat bayi tersebut. Dan akhirnya, mayat bayi itu akhirnya diletakkan ditempat yang semestinya.

Setelah saya dan teman-teman selesai berbersih, saya melihat sosok kakek yang sedang duduk termenung bersandar didinding dekat tempat kami berkumpul. Kalau dilihat dari fisiknya, beliau sekitar umur 60 sampai 65 tahun. Beliau duduk dan terlihat matanya berkaca-kaca.

Ada yang aneh, saya merasa harus mengajak ngobrol kakek itu. Entah kenapa, kaki ini seperti ada yang memaksa melangkah menuju kakek itu.

Duduklah saya di samping kakek itu, dan saya coba buka pembicaraan.
Saya: "kek, ada yang bisa saya bantu?", saya bertanya pelan.
Kakek: Iya nak, tolong ambilkan minum. saya haus, dari semalam belum dapat minum.
akhirnya saya ambilkan air untuk kakek itu.
Kakek itu mulai mengajak bicara, dan sudah tidak berkaca-kaca lagi. Hanya menyisakan merah dimatanya.
Kakek: Nak, terima kasih sudah datang membantu kampung kami. Kalau bukan dengan izin Allah, mungkin kami tidak ada yang membantu. Karena kampung ini terlalu banyak dosa.
Saya: Allah sudah mengaturnya kek. Ini pelajaran untuk saya, agar senantiasa berbuat baik kepada sesama, termasuk kakek.
Kakek: Bukan, bukan itu maksud saya nak. Berbuat baik kepada sesama itu harus. Tapi ada sesuatu di balik banjir besar ini.
Saya: Iya kek, apa tuh kek?. Saya hanya liat di berita, bahwa air dari dua sungai tumpah ke kampung.
Kakek: Coba kau liat dari jembatan, dari jembatan ke sungai jaraknya sangat jauh. Tidak masuk akal kalau air sungai bisa tumpah ke kampung kami.
Saya: Ya, saya sudah lihat dari jembatan. Tapi memang karena mungkin hujan yang begitu deras membuat luapan yang dahsyat.
Kakek: Mungkin saja. Tapi, selama saya tinggal disini. Ada satu hal yang membuat saya sedih. Bahkan murka.
Saya: Kenapa kek? boleh saya tau? (ungkapku sangat penasaran)
Kakek: Jangan kamu kira kampung yang jauh dari perkotaan bebas dari zina. Zina di sini sangat marak. Bahkan, kampung ini tempat yang aman untuk anak muda berzina.
Saya: Hemmmmm (astaghfirullohal ‘azhim..)
Kakek itu melanjutkan ceritanya,
Kakek: Di sini, di sungai ini. Sudah terlalu banyak bayi-bayi tak berdosa dibuang. Dibantu oleh bidan-bidan kampung yang tidak bertanggung jawab membantu proses aborsi. Di sini kami kekurangan Ustad yang menasehati kami. Itulah yang membuat kebanyakan orang di kampung ini jauh dari Allah yang akhirnya membuat mereka tidak takut berbuat maksiat.

Saya teringat hadist Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam, kalau ada orang berzina, radius 40 rumah terdekat dengan pelaku zina bisa terkena efek azab dari-Nya. Itulah kenapa Allah meluluhlantakan kampung kami.
---------------------

Percakapan di atas menjadi nasehat untuk kita yang masih diberikan kehidupan aman oleh Allah.
Lihatlah, sungai yang jarak ke jembatanya jauh nyatanya dengan takdir Allah bisa menjadi meluap.

Percakapan diatas juga menjadi peringatan untuk kita.
Disaat kita ada celah untuk melakukan zina, ingatlah ada tetangga kita yang tak berdosa harus menanggung azab juga.

Di situlah pentingnya amar makruf nahi mungkar.

Indahnya Islam,
Allah menjadikan satu amar makruf dan nahi munkar. Keduanya harus kita lakukan. Karena mencegah kemungkaran sebenarnya adalah wujud kita cinta kepada sesama.
Semoga, Allah selalu menolong kita.
Semoga, kita bisa mengambil setiap Hikmah dari setiap kejadian.

Wallahualam


Garut, 24 September 2016

 Program Pesantren Intensif Dua Bulan, Gratis



Artikel Terkait

Previous
Next Post »