·
Sudah sepantasnya jika seorang muslim lebih mencintai para shahabat Nabi daripada yang lainnya. Terlebih para shahabah yang mulia, yang memiliki peran besar dalam perjuangan Islam. Berikut saya tuliskan beberapa shahabat yang masuk Islam pada awal dakwah Rasululloh shalallohu 'alayhi wa sallam.
Kemudian,
Abu Bakar dengan sangat giat mengajak orang-orang kepada agama Islam. Beliau merupakan
sosok laki-laki
yang lembut, disenangi, luwes dan berbudi luhur serta suka
berbuat baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjunginya dan sudah tidak asing
dengan kepribadiannya karena keintelakan, kesuksesan dalam berbisnis dan
pergaulannya yang luwes. Beliau terus berdakwah kepada orang-orang dari kaumnya
yang dia percayai dan selalu berinteraksi dan bermajelis dengannya. Berkat hal
itu, maka masuk Islamlah Ustman bin Affan al-Umawi, az-Zubair bin al-Awwam al
Asadi, Abdurrahman bin Auf az-Zuhri, Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhri dan Thalhah
bin Ubaidillah at-Taimin. Kedelapan orang inilah yang terlebih dahulu masuk
Islam serta merupakan gelombang pertama dan garda Islam.
Di antara
orang-orang yang pertama lainnya yang masuk Islam adalah Bilal bin Rabah
al-Habasyi, kemudian diikuti oleh amin(kepercayaan ummat ini) , Abu
Ubaidah, nama beliau adalah Amin bin al-Jarrah, beliau berasal dari suku Bani
al-Harits bin Fihr. Selanjutnya menyusul keduanya, Abu Salamah bin Abdul Asad,
al-Arqam bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku Makhzum), Utsman bin Mazh’um
–dan kedua saudaranya, Qudamah dan Abdulloh, Ubaid bin al-Harits dan istrinya,
Fathimah binti al-Khaththab al-Adawiyah –saudara perempuan Umar bin
al-Khaththab-, Khabbab bin al-Arat, Abdulloh bin Mas’ud al-Huzali serta banyak
lagi selain mereka. Mereka itulah yang dinamakan as-Sabiqun al-Awwalun. Mereka
terdiri dari semua marga Quraisy yang ada, bahkan Ibnu Hisyam menjumlahkannya
lebih dari 40 orang.[1]
Namun, dalam penyebutan sebagian dari nama-nama tersebut masih perlu diteliti
kembali.
Ibnu Ishaq
berkata, “… Kemudian banyak orang yang masuk Islam secara berbondong-bondong,
baik laki-laki maupun wanita sampai akhirnya tersiarlah gaung “Islam” di
seantero Makkah dan mulai menjadi bahan perbinangan banyak orang.
Mereka semua
masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Dan cara yang sama pun dilakukan oleh
Rasululloh shalalloh ‘alayhi wa sallam dalam pertemuan dan pengarahan
agama yang beliau berikan, karena dakwah ketika itu masih bersifat individu dan
sembunyi-sembunyi. Sementara wahyu sudah turun secara berkesinambungan dan
memuncak setelah turunnya permulaan surat al-Mudatstsir. Ayat-ayat dan
penggalan-penggalan surat yang turun pada fase ini merupakan ayat-ayat pendek,
yang berakhiran indah dan kokoh, berintonasi menyejukkan dan memikat, tertata
bersama suasana yang begitu lembut dan halus. Ayat-ayat tersebut berbicara
tentang memperbaiki penyucian diri (tazkiyatun nufus), mencela
pengotorannya dengan gemerlap duniawi serta melukiskan surga dan neraka dengan
begitu jelas, seakan-akan terlihat di depan mata. Di samping menggiring kaum
Mukminin ke dalam suasana yang lain dari kondisi komunitas sosial kala itu.
EmoticonEmoticon