Datangnya bulan Romadhan merupakan suatu
kemuliaan tersendiri bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam
yang beriman. Karen tamu mulia ini hadir dengan membawa banyak hadiah dan bingkisan
iman yang akan diserahkan kepada jiwa-jiwa yang beriman dan mengharap pahala di
sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di sisi lain tersebarnya ungkapan-ungkapan
yang disebut sebagai hadits Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yang
menjelaskan tentang keutamaan bulan Romadhan dan puasanya, pada hal itu bukan
dari sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam. Oleh karena itu, berikut
ini saya kumpulkan beberapa hadits yang marak dan tersebar di tengah-tengah masyarakat
tapi pada hakikatnya hadits tersebut lemah dan bahkan palsu.
Hadits ke 1:
)صوموا تصحوا(
“Berpuasalah niscaya kalian akan sehat”. Derajatnya lemah, meskipun dari sisi
maknanya benar.
Didhoifkan oleh syaikh al-Albani dan
kitabnya “Dhoif al-Jami’ ash-Shoghir”.
Hadits ke 2:
)أول شهر رمضان رحمة ، وأوسطه مغفرة ، وأخره عتق من النار )
“Awal bulan Romadhan rahmat, pertengahannya
ampunan dan penghujungnya kebebasan dari neraka.”
Ibnu Khuzaimah memberi isyarah akan
lemahnya hadits ini. Syaikh al-Albani mengatakan: Hadits ini munkar.
Hadits ke 3:
)إن للصائم عند فطره دعوة لا ترد(
Artinya: “Sesungguhnya bagi orang yang
berpuasa ketika berbuka ada doa yang tidak ditolak.”
Imam Ibnu Qaiyyim rh melemahkan hadits
tersebut. Syaikh Al-Albani bertutur: Sanad hadits ini lemah. Dan cukuplah
hadits Nabi saw yang shahih:”Tiga orang yang doanya tidak ditolak, doa orang
tua, doa yang sedang berpuasa dan doa orang yang sedang safar.” (HR. Ahmad dan yang lainnya). Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu
Hibban
Hadits ke 4:
)لا تقولوا رمضان، فإن رمضان اسم من أسماء الله تعالى، ولكن
قولوا: شهر رمضان )
Artinya: “Jangan kalian sebut Romadhan,
karena sesungguhnya Romadhan adalah salah satu dari nama Allah taa’la, tetapi
katakan bulan romadhan.”
Hadits ini palsu.
Hadits ke 5:
)صائم رمضان في السفر كالمفطر في الحضر(
Artinya: “Orang yang puasa pada saat safar
seperti orang berbuka pada saat bermukim.”
Hadits ini lemah, sebagaimana dinyatakan
oleh syaikh al-Albani dalam “Dhoif
al-Jami’ ash-Shoghir”.
Hadits ke 6:
)نوم
الصائم عبادة ، وصمته تسبيح ، وعمله مضاعف ، ودعاؤه مستجاب ، وذنبه مغفور(
Artinya: “Tidurnya orang berpuasa adalah
ibadah, diamnya dalah tasbih, amalannya dilipatgandakan, doanya diterima dan
dosanya diampuni.”
Hadits ini lemah, sebagaimana dinyatakan
oleh syaikh al-Albani dalam “Dhoif
al-Jami’ ash-Shoghir”.
Hadits ke 7:
)من
أدرك رمضان وعليه من رمضان شيء لم يقضه، فإنه لا يقبل منه حتى يصومه(
Artinya: Barangsiapa menemui bulan
romadhan sedang dia masih memiliki utang puasa romadhan yang belum diqadha,
maka sesungguhnya tidak diterima darinya sampai dia mengqadhanya.”
Hadits ini lemah, sebagaimana dinyatakan
oleh syaikh al-Albani dalam “Dhoif
al-Jami’ ash-Shoghir”.
Hadits ke 8:
( من أفطر يوماً من
رمضان من غير رخصة ، ولا مرض ، لم يقضِ عنه صوم الدهر كله وإن صامه(
Artinya: ‘Barangsiapa berbuka satu
hari pada bulan romadhan tanpa ada keringanan dan tidak pula sakit, niscaya
puasanya tidak bisa terganti meskipun ia pusa selama setahun.”
Hadits ini lemah, sebagaimana dinyatakan
oleh syaikh al-Albani dalam “Dhoif
at-Tirmidzi”.
Inilah diantara hadits-hadits yang
tersebar di tengah-tengah masyarakat yang pada hakikatnya derajat haditsnya
lemah dantidak bisa dijadikan sebagai standar dalil. Wallahu A’lam
Simak artikel terkait:
EmoticonEmoticon