Akibat Dari Ucapan

Desember 31, 2013
Hendaknya setiap muslim memperhatikan cara berbicaranya, sebab setiap ucapan yang keluar dari lisan-lisan kita mempunyai konsekuensi tersendiri. Setiap ucapan baik akan berkonsekuensi baik dan setiap ucapan yang buruk akan berkonsekuensi buruk pula. Ucapan yang baik yang Allah subhanahu wa ta’ala ridhai adalah salah satu amal yang dapat meninggikan derajat pelakunya dalam surg. Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya ada seorang hamba berkata-kata dengan kalimat yang diridhai Allah, meskipun orang tersebut tidak memberi perhatian padanya (karena dianggap sederhana), namun karenanya Allah mengangkat derajatnya. Dan ada seorang hamba berkata-kata dengan kalimat yang dimurkai Allah dan orang tersebut tidak ambil peduli padanya, padahal karenanya Allah melemparkan ia ke dalam neraka jahannam. "            

Ketika menjelaskan hadits ini, menukil perkataan segolongan ulama, Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Bahwa kalimat yang bisa menyebabkan pengucapnya dilemparkan dalam neraka, adalah kalimat yang ia ucapkan di hadapan penguasa zhalim berupa tuduhan gila atau fasik terhadap muslim yang lain, memandang enteng hak nubuwwah (untuk dimuliakan) dan syariat sekalipun ia tidak beri'tikad demikian. Adapun kalimat yang membuat derajat pelakunya terangkat serta dicatat baginya keridhaan adalah kalimat yang mampu membela seorang muslim yang terzhalimi, atau melapangkan kesulitannya atau dengannya ia dapat menolong orang yang terzhalimi... "        

Kalimat apa saja yang kita ucapkan akan dicacat, dan bakal dimintai pertanggungjawaban, sama saja apakah kalimat itu baik atau buruk. Allah Ta'ala berfirman, 
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (١٨)
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qaaf: 18)           

Terkadang, kalimat yang diucapkan itu sangat besar bahayanya. Sebagaimana ia merupakan sebab seseorang masuk Islam, ia dapat pula menjadi petaka hingga pelakunya keluar dari Islam. Seperti orang yang bercanda, atau bersenda gurau dengan sesuatu yang ada hubungannya dengan perkara-perkara agama, malaikat, para Nabi dan Rasul dan sebagainya, atau mengucapkan kalimat yang dapat membatalkan amal-amal shalehnya sendiri.

Oleh karena itu, maka barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang baik atau kalau tidak bisa maka lebih baik diam saja.

Imam Asy-Syafi'i berkata, "Seyogyanya setiap orang berfikir dahulu terhadap segala apa yang hendak ia ucapkan dan merenungkan akibat dari ucapannya tersebut. Jika ternyata tampak baginya kebaikan dan tidak menimbulkan kerusakan serta tidak menariknya pada perkara yang dilarang, maka boleh ia ucapkan. Kalau tidak, maka hendaklah ia diam menahan diri."

Ketika Alqamah AI-Muzani mendengar hadits yang diriwayatkan oleh Bilal bin Harits Al-Muzani dari Rasulullah saw., "Sesungguhnya seorang berkata-kata dengan kalimat yang diridhai Allah Ta'ala, sementara ia tidak menyangka besarnya balasan yang ia dapatkan. Allah Ta'ala menuliskan (balasan) baginya lantaran kalimat tersebut berupa keridhaan-Nya hingga hari pertemuan dengan-Nya. Dan sesungguhnya seorang berkata-kata dengan kalimat yang dimurkai Allah, sementara ia tidak menduga apa yang bakal ia dapatkan, Allah Ta'ala mencatat baginya lantaran kalimat tersebut berupa kern urkaanNya hingga hari pertemuan dengan-Nya. "

Mendengar hadits ini, Alqamah berkata, "Alangkah banyak perkataan yang ingin aku ucapkan, akan tetapi terhalangi oleh hadits Bilal bin Al-Harits ini."

Apakah Anda juga mengucapkan seperti perkataan beliau di atas? Syaikh Adi bin Hatim meriwayatkan, Rasulullah bersabda, "Takutlah kalian akan neraka walau hanya dengan bershadaqah sebutir kurma, jika kalian tidak mendapatkan hal itu maka dengan mengucapkan kata-kata yang baik. "

Wahai saudaraku, biasakan lidahmu mengucapkan kata-kata yang baik. Sambutlah seruan Allah yang termaktub dalam firman-Nya:

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا (٥٣)
"Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (Al Isra': 53)



Artikel Terkait

Previous
Next Post »