KEAGUNGAN TAUHID DAN KEUTAMAANYA

Januari 11, 2014
Tauhid adalah sesuatu yang sangat agung yang wajib diketahui dan dimilki oleh stiap individu Muslim. Setiap pemilikinya akan mendapatkan keutamaan yang sangat besar. Berikut ini saya sajikan untuk Anda definisi tauhid dan keagungan serta keutamaanya. Semoga bermanfaat.

Definisi Tauhid:
وحد-يوحد-توحيدًا

Secara bahasa tauhid adalah:
جَعْلُ الشَّيْءِ وَاحِدًا أَوِالإِفْرَاد : Menjadikan sesuatu tunggal, atau mengesakan Alloh

Secara istilah, tauhid adalah:
      إفْرَادُ اللهِ تَعَلَى بِمَا يَخْتَصُّ بِهِ مِنَ لرُّبُوبِيَّةِ وَالأُلُوْهِيَّةِ وَالأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ
“Mengesakan Alloh dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya, baik dalam rububiyyah, uluhiyyah dan Nama-nama dan Sifat-sifat-Nya”


URGENSI TAUHID
اَهَمِّيَةُ التَّوْحِيْد وَفَضْلِهِ
“Pentingnya Tauhid dan Keutamaannya”

       التّوْحِيْد أَعْظَمُ أَرْكَانُ الإِسْلَامِ
“Tauhid adalah rukun Islam yang paling agung”

Rosululloh sholalloh ‘alayhi wa sallam bersabda:
(( اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً ))
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi selain Alloh dan Muhammad adalah rosul-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, shoum di bulan Romadhon dan pergi haji jika engkau mampu (mela-kukan perjalanan).” (HR. Muslim No. 8, Abu Dawud No. 4695, Tirmidzi No. 2610, Ibnu Majah No. 63 dan Nasa’i  No. 5005)

       التّوْحِيْد أَهُمُ المُهِمَّاتِ وَاَوَّلِ الوَاجِبَاتِ
“Tauhid adalah hal yang terpenting dan kewajiban paling utama”

-          Dasarnya adalah Hadits Mu’adz bin Jabbal:
إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَدْعُهُمْ أَنْ لَا إِلَه إِلَّا اللهُ
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari Ahlul kitab, maka serulah mereka kepada kalimat laailahaillalloh”(HR. Muslim)
فَلْيَكُنْ أَوَلَ مَاتَدْعُوْهُمْ إِلَيْهِ عِبَدَةُ اللهِ
“Hendaklah pertama kali engkau seru mereka yaitu agar mereka beribadah kepada Alloh”
-          Hadits “Umirtu an uqatilannas.
-          Hadits buniyal islam ‘alaa khomsin:
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنهما، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهُ صلي الله عليه وسلم يَقُوْلُ: بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَي خَمْسٍ: شَهَادَةِ انْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Dari Abu Abdirrahman Abdulloh bin Umar bin al-Khoththob , ia mengatakan, “Aku mendengar Rasululloh  bersabda, ‘Islam dibangun atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Alloh dan bahwa Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan shalat, menunaikan  zakat, berhaji ke Baitulloh, dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

       التَوْحِيْد سَبَبٌ لِلْأَمْنِ وَالإِهْتِدَاءُ فِي الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ
“Tahuhid adalah sebab bagi keamanaan dan petunjuk di dunia dan akhirat”

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
الَّذِيْنَ ءَامَنُو وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيْمَانَهُمْ بِاالظُّلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُوْنَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (kesyirikan), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”  (QS. Al-An’am: 82)
       الْعِبَادَةُ لَا تُقْبَلُ إِلَّا بِا لتَّوْحِيْدِ
  “Ibadah tidak diterima tanpa Tauhid

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (٥)
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٦٥)
“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.”  (QS. AzZumar: 65)

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا (٢٣)
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)

        التَّوْحِيْد سَبَبُ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ وَالنَّجَاةِ   مِنَ النَّارِ
“Tauhid sebab masuk kedalam Surga dan selamat dari Neraka”

Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَيَعْلَمْ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا الله دَخَلَ الجَنَّةِ
“Barang siapa yang meninggal dunia dan mengetahui bahwa tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) kecuali Alloh, niscaya dia akan masuk jannah.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Rasululloh shalalloh ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Seorang laki-laki dari ummatku dipanggil di hadapan para makhluk pada hari kiamat. Kemudian ditampakkan kepadanya 99 lembar catatan. Setiap lembarnya sejauh mata memandang. Kemudian dikatakan keapdanya, ‘Apakah engkau mengingkari ini?’. Ia berkata, ‘Tidak, wahai Rabb!’ Lalu dikatakan, ‘Apakah engkau memiliki suatu kebaiakan?’. Maka laki-laki itupun tertunduk karena haibah (keagungan Alloh) sambil berkata, ‘Tidak wahai Rabb!’. Maka dikatakan, ‘Tidak demikian. Karena engkau masih memiliki kebaikan di sisi Kami, dan kamu tidak akan dizhalimi!’. Maka dikeluarkan untuknya sebuah bitoqah (kartu amal) yang di dalamnya ada kesaksian ‘Asyhadu an La Ilaha illalloh wa Asyhadu anna Muhammadar Rosululloh’. Maka orang itu berkata, ‘Wahai Rabbku, apakah arti bitoqoh seperti ini?’. Maka dikatakan, ‘Kamu tidak akan dizholimi.’ Kemudian 99 lembar catatan-catatan diletakkan dalam satu timbangan dan bitoqoh dalam timbangan yang lain, maka bitoqoh itupun lebih berat.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)

Artikel Terkait

Previous
Next Post »