MAR’ATUSH (WANITA) SHALIHAH

Januari 06, 2014

Latar Belakang Pembahasan:

Pentingnya pembentukan jati diri seorang muslimah yang shalihah di saat mayoritas kaum muslimah tidak lagi mengindahkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya. Hal itu tidak terlepas dari makar-makar orang kafir yang tidak pernah ridha terhadap agama Islam dan menginginkan agar kaum muslimin dan muslimah semakin jauh dari agamanya. Upaya yang mereka lancarkan sangat beragam, mulai dari tayangan-tayangan TV sampai dengan eksploitasi besar-besaran dengan slogan emansipasi wanita, agar kaum muslimah keluar dari rumahnya dan menjalani kehidupan sebagaimana orang-orang barat. Sehingga terjadilah ikhtilath antara kaum muslimin dengan kaum muslimah dalam instansi-instansi, sekolah-sekolah (SD sampai dengan Perguruan Tinggi), perusahaan-perusahaan, dll.

            Di sisi yang lain, sosialisasi pentingnya menjadi mar’atush shalihah terlalu minim. Jarang sekali di sekolah-sekolah yang menyajikan pendidikan tentang ini. Apalagi di tengah-tengah masyarakat kita hampir tidak ada program resmi yang bersinggungan dengan mar’atu shshalihah. Maka tidak heran jika akhlak anak-anak sekolah dan kaum muslimah di masyarakat kita menjadi jauh dari akhlakul karimah wanita shalihah. Mulai dari perpakaian sampai dengan cara bergaul dan bertutur kata. Cara berpakaian sebagian bersar kaum muslimah tidak sangat menunjukkan bahwa mereka adalah kaum muslimah. Begitu juga cara bergaul dan bertuturkata mereka tidak menunjukan bahwa mereka adalah kaum muslimah yang shalihah.

            Pentingnya membentuk keluarga yang Islami dan mewujudkan pendidikan Islami di dalam lingkungan keluarga sehingga kelak akan melahirkan generasi-generasi muslim dan muslimah yang tangguh dari sisi Agamanya. Karena seorang wanita/seorang ibu adalah madrasah pertama sebagai tempat mendidik anak-anak. Jika sang pendidik tidak berkualitas, maka dapat dipastikan hasil dari didikannya pun tidak berkualitas. Bukankah para ulama yang telah ada adalah hasil dari buah tangan para pendidik yang berkualitas? Mereka terlahir dari tangan-tangan seorang ibu yang shalihah dan penyabar dalam mendidik buah hatinya.

PEMBAHASAN

Definisi Al Mar’atush Shalihah:
Al Mar’atu berarti wanita, perempuan. Sedangkan shalihah adalah orang yang taat beragama.

Kedudukan Mar’atush Shalihah dalam Pandangan Islam.
·         Wanita memiliki kedudukan yang sama dengan lelaki yaitu bahwa wanita yang beriman akan mendapat kesempatan untuk meraih surga sebagaimana lelaki.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٩٧)
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)

Allah subhanahu wa ta’ala  berfirman:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (٣٥)
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Ahzab [33]: 35)

Tafsir Ibnu Katsir:

Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits dari Ummu Salamah, isteri Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam, ia berkata, “Aku bertanya kepada Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam, “Mengapa kami (komunitas wanita) tidak pernah disebut dalam al Qur’an sebagaimana disebutkannya laki-laki?” Beliau tidak menjawab hal itu melainkan pada suatu hari beliau berseru di atas mimbar. Ummu Salamah berkata: “Saat itu aku sedang mengurai rambutku, kemudian aku gulung rambutku dan aku menuju kamar rumahku. Akupun memusatkan pendengaranku di dekat pelepah daun kurma. Ternyata di atas mimbar beliau bersabda:
يَاأيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ يَقُولُ: إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (٣٥)
Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya Allah berfirman; ‘Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”


Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan menyia-nyiakan amal para wanita.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ (١٩٥)
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain..” (QS. Ali Imran [3]: 195)

Tafsir Ibnu Katsir:

Said bin Manshur meriwayatkan dari Salamah, seseorang dari keluarga Ummu Salamah, ia mengatakan bahwa Ummu Salamah pernah berkata: “Wahai Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam, kami belum pernah mendengar Allah menyebut kaum wanita sedikit pun dalam perkara hijrah.” Maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat:
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى (١٩٥)
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan” Hingga akhir ayat. Kaum Anshar mengatakan bahwa Ummu Salamah adalah wanita pertama yang datang kepada kami. (Sa’id bin Manshur [III/1136], semakna dengannya diriwayatkan oleh Tirmidzi [No. 3023], dishahihkan oleh Syaikh al Albani rahimahullah.)

Firman Allah: لا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى  أَنِّي  Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan.” Penggalan ayat ini merupakan penafsiran dari pengabulan do’a tersebut. Artinya, Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan kepada mereka bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan amal seorangpun dari kalian. Sebaliknya, Allah akan menyempurnakan balasan bagi masing-masing orang, baik laki-laki dan perempuan sesuai dengan amal perbuatannya.

Firman Allah: بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ  “(Karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.” Artinya, di hadapan-Ku, perolehan pahala kalian (antara laki-laki dan wanita) adalah sama.


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (١٨)
“Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid [57]: 18)


·         Mar’atsuh Shalihah adalah ketentraman bagi keluarganya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. ar-Rum [30]: 21)


·         Mar’atush Shalihah adalah penyejuk mata dan penyenang suami. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (٧٤)
“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan [25]: 74)


·         Mar’atush Shalihah adalah sebaik-baik perhiasan.

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة

Artikel Terkait

Previous
Next Post »