قَالَ الله تَعَالَى: { يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ } [آل عمران: 102]
“Wahai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa
kepada-Nya.” [QS. Ali Imron (3): 102]
Faidah-faidah ayat:
1.
Dari Ibnu Mas’ud secara mauquf di
katakan”Hendaklah Allah itu ditaati dan tidak boleh di durhakai, harus diingat
dan tidak di lupakan, harus di syukuri dan tidak boleh diingkari”
وَقالَ
تَعَالَى: { فَاتَّقُوا الله مَا اسْتَطَعْتُمْ } [ التغابن :16]
“Maka
bertakwalah kalian kepada Allah menurut kesanggupan kalian.” [QS. at-Taghabun (64): 16]
Faidah-faidah ayat:
1.
Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar
mereka bertakwa kepada-Nya sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan mereka.
2.
Perintah mengerahkan tenaga yang maksimal
untuk bertakwa tetapi tidak diperbolehkan memaksakan diri di luar kemampuan.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه، عن
النَّبيّ صلي الله عليه و سلم، قَالَ: (( إنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرةٌ، وإنَّ
اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرَ كَيفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا
الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاء؛ فإنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إسرائيلَ كَانَتْ
في النِّسَاءِ )) رواه مسلم (2742).
“Sesungguhnya
dunia itu manis dan indah, dan sesungguhnya Allah menguasakan kepada kalian
untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, kemudian Allah mengawasi apa yang
kalian perbuat. Maka berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita.
Sesungguhnya bencana yang pertama kali timbul pada bani Israil adalah karena
wanita.”
(HR. Muslim)
Faidah-faidah hadits:
1.
Anjuran untuk berzuhud dalam masalah harta
(dunia) dan tidak berjalan di bawah kendalinya atau bergantung pada
kegemerlapan dunia. Sebab dunia menawarkan rasa manis, ketergantungan pada keindahan,
dan perhiasannya kepada manusia.
2.
Barangsiapa yang bergantung kepada dunia,
niscaya dunia itu akan membinasakanya. Namun demikian, tidak selayaknya seorang
hamba melupakan bagianya dari dunia ini.
3.
Alloh telah menjadikan manusia sebagai
khalifah yang sebagian mereka menggantikan sebagian lainya di dunia agar dapat
melihat bagaimana mereka berbuat, karena dunia merupakan tempat ujian dan
cobaan, bukan tempat yang kekal abadi.
4.
Dunia merupakan batu loncatan menuju
kehidupan yang abadi, oleh karena itu, hendaklah kalian membekali diri di dunia
ini dalam menempuh perjalanan menuju kehidupan yang kekal abadi itu.
5.
Peringatan untuk berhati-hati terhadap
fitnah yang ditimbulkan oleh wanita.
6.
Belajar dan mengambil pelajaran dari
umat-umat terdahulu, karena apa yang pernah menimpa Bani Israil bisa juga
menimpa kaum lainya jika mereka melakukan hal yang sama dengan mereka.
عن ابن مسعودٍرضي الله عنه : أنَّ النَّبيّ صلي الله عليه و سلم كَانَ يقول: (( اللهمَّ إنِّي أَسألُكَ الهُدَى،
وَالتُّقَى، وَالعَفَافَ، وَالغِنَى )) رواه مسلم (2721).
“Ya
Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu semoga Engkau berkenan memberi petunjuk,
ketakwaan, kesucian diri, dan perasaan cukup.”
(HR. Muslim)
عن أبي طريفٍ عدِيِّ بن حاتمٍ
الطائيِّ
رضي الله عنه، قَالَ : سمعتُ رسولَ الله صلي
الله عليه و سلم ، يقول: (( مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِينٍ ثُمَّ رَأَى أتْقَى للهِ
مِنْهَا فَليَأتِ التَّقْوَى )) رواه مسلم (1651).
“Barangsiapa
yang bersumpah, kemudian dia beranggapan dengan sumpahnya tersebut dia telah
bertakwa kepada Allah, maka hendaklah dia melaksanakan sesuatu yang menunjang
ketakwaannya tersebut.”
Faidah-faidah hadits:
1.
Tunduk kepada Alloh Yang yang mahatinggi
dan berlindung kepada-Nya dalam segala keadaan.
2.
Kebutuhan jiwa kepada kemuliaan akhlak
agar dia tetap teguh berpegang pada perintah Alloh dan takut terhadap
siksaaan-Nya serta mengharap rahmat-Nya.
3.
Merupakan suatu keharusan bagi seseorang
untuk tidak hanya bersandar dan condong semata kepada amalnya. Karena
Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa sallam saja masih tetap memohon
permohonan seperti itu, padahal beliau merupakan orang yang paling tahu masalah
agama.
EmoticonEmoticon