SEMANGAT DAN JANGAN LEMAH

September 21, 2016

Islam mendorong umatnya untuk memiliki semangat yang tinggi untuk memperoleh banyak manfaat, baik manfaat duniawi terlebih manfaat ukhrowi. Sebaliknya Islampun melarang umatnya untuk bersikap lemah dalam segala aktifitas yang bermanfaat. Rosulullah bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Alloh dari seorang mukmin yang lemah, walaupun keduanya sama-sama baik. Semangatlah untuk memperoleh manfaat, mintalah pertolongan Alloh dan jangan lemah. Jika engkau mendapat musibah, maka jangan berkata "seandainya aku berbuat itu, niscaya akan begini dan begitu". Akan tetapi katakan "semua terjadi atas kehendak Allah, dan Allah akan melakukan apapun yang Dia kehendaki. Karena perkataan "seandainya" akan membuka perbuatan syetan. (H.R Muslim)


Banyak faidah yang dapat kita ambil dari hadis yang mualia ini, di antaranya keharusan untuk bersemangat dan larangan bersikap lemah dan malas. Bahkan rosulullah solollohu'alaihi wasallam mengajarkan kita sebuah doa agar terhindar dari sikap lemah dan malas sebagai berikut:
اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ
Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas. (H.R Bukhori)

Dalam al-Qur`an pun, Alloh selalu mengajak umat manusia agar sersemangat dan bergegas menuju ampunan-Nya serta menuju surganya yang sangat luas. Mereka dipanggil dengan firman Allah :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ ...
Bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabbmu, (QS.  Ali Imran:133)
سَابِقُوا ....
Berlomba-lombalah kamu…. (QS. al-Hadid :21)
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (QS. an-Nasyrah:7)
يَايَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ
Hai Yahya, ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. (QS. Maryam :12)
Inilah agama kita, ia tidak menerima dari para pengikutnya sifat malas, lemah, terputus, dan lemah dalam semangat.

Di antara isyarat yang baik yaitu yang terhadap dalam sabdanya :
أَحَبُّ اْلأَسْمَاءِ إِلَى اللهِ عَبْدُ اللهِ وَعَبْدُ الرَّحْمنِ وَأَصْدَقُهَا حَارِثٌ وَهَمَّام
Nama yang paling disukai kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah Abdulloh dan Abdurrohman, dan yang paling jujur adalah Harist (petani yang ulet) dan Hammam (yang artinya memiliki semangat tinggi) (H.R Abu Daud)

Realita dalam kehidupan ini, terkadang ada seseorang tertimpa duka karena suatu perkara, maka bangkitlah semangat padanya, lalu ia berusaha, bertani dan bekerja, dan kedua nama itu menunjukkan atas bekerja keras, memperbaharui keinginan, dan meneruskan pekerjaan.

Sesungguhnya Rasululloh dipanggil dalam permulaan dakwah dengan firman Allah :
يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ . قُمْ فَأَنذِرْ
Hai orang yang berkemul (berselimut),  bangunlah, lalu berilah peringatan! (QS. 74:1-2)
يآأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ . قُمِ الَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً
Hai orang yang berselimut bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (QS. 73:1-2)

Ketika diturunkan ayat itu, seolah beliau berkata: telah lewat waktu tidur. Pengarang Zhilal berkata: 'Rosululloh  mengetahui bahwa tidak ada waktu lagi untuk tidur, sudah ada tugas berat, jihad yang panjang dan sesungguhnya ia adalah kesungguhan dan usaha keras…dikatakan kepada beliau: Bangunlah, maka dia terus berdiri setelahnya lebih dari dua puluh tahun.

Sesungguhnya orang yang hidup untuk dirinya sendiri kadang hidup tenang, akan tetapi ia hidup sebagai orang kecil dan mati sebagai orang kecil. Adapun orang besar yang memikul beban ini, adakah waktu tidur untuknya? Adakah waktu istirahat baginya? Adakah untuknya selimut yang hangat, kehidupan yang tenang, dan harta benda yang menyenangkan?

Semangat yang lemah merupakan sifat orang-orang munafik dan yang ketinggalan perang, yang merasa senang duduk di belakang Rosululloh, mereka berkata:
لاَتَنفِرُوا فِي الْحَرِّ
Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini". (QS. at-Taubah :81)

Benarlah ucapan Sayyid Quthb, ia berkata: 'Barisan yang diisi oleh orang-orang yang lemah tidak akan bisa bertahan kuat, karena sesungguhnya mereka  akan mengecewakan di saat susah. Semoga kita diberikan kekuatan oleh Alloh untuk selalu semangat dalam berjuang di jalan Islam, dan tidak bermalas-malasan.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »