Kaget saya
dibuatnya. Melihat pemandangan yang tak lazim terjadi di hadapan mata. Walaupun
hanya sebuah foto, tapi gambar itu mencerminkan sebuah kehancuran akidah ummat
Islam. Bagaimana mungkin seorang muslim/ muslimah rela berselfie ria di depan
berhala? Bukankah berhala-berhala itu adalah setan-setan yang dijadikan
tandingan bagi Allah subhanahu wa ta’ala? Mengapa mereka seolah ridha
dengannya? Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, ini musibah yang sangat
besar. Semoga mereka semua kembali ke jalan hidayah sirotulmustaqim.
Berdasarkan informasi
yang saya gali, kasus tersebut terjadi di Kota Jogjakarta, tepatnya di daerah Bantul.
Ustadz Abdurrahman Ketua Front Jihad Islam (FJI) Yogyakarta membenarkan kabar
tersebut. Hal itu juga diiyakan Rosyid salah satu anggota Omah Ngaji (Omji)
Yogyakarta.
“Iya itu
peresmian wisata religi (Khatolik) di Panjangan, Bantul. Kok ditampilkan
ibu-ibu berjilbab, itu ibu muslimah jama’ah pengajian. Kita protes kenapa umat
muslim harus dilibatkan, kita umat muslim sudah ada akidah sendiri dan kami
sangat keberatan, karena telah mencampuri akidah islam” kata Ustadz Abdurrahman
Panglima FJI seperti dikutip FP Habib
Riziq yang juga mengutip dari Panjimas, Senin (3/10/2016).
Menurut keyakinan
agama Nasrani,
Yesus adalah anak Tuhan yang terlahir melalui ibunda Maryam. Mereka
mengangkat Yesus sampai pada kedudukan sebagai Tuhan dan beribadah kepadanya
sebagaimana mereka beribadah kepada Tuhan. Sebagai seorang Muslim, kita wajib
marah terhadap apa yang Allah marah padanya. Allah sangat murka terhadap
orang-orang yang mengatakan bahwa Allah punya anak.
لَّقَدۡ جِئۡتُمۡ شَيًۡٔا
إِدّٗا ٨٩ تَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرۡنَ مِنۡهُ وَتَنشَقُّ ٱلۡأَرۡضُ
وَتَخِرُّ ٱلۡجِبَالُ هَدًّا ٩٠ أَن دَعَوۡاْ لِلرَّحۡمَٰنِ وَلَدٗا
٩١
“Sesungguhnya
kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir
langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena
mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak” (QS.
Maryam: 89-91)
Keyakinan
bahwa Allah mempunyai anak dan Yesus adalah anak Allah adalah keyakinan yang
batil. Demikian itu dibantah dengan sangat tegas dalam firman-Nya surah
Al-Ikhlas ayat 1-4:
قُلۡ
هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
٢ لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ ٣ وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ٤
“Katakanlah:
"Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia"
Ajaran Nasrani yang
ada saat ini bukanlah ajaran Nabi Isa ‘alayhissalam karena di dalamnya
sudah mengalami perubahan besar akibat ulah tangan manusia. Keyakinan bahwa Isa
bin Maryam adalah anak Tuhan pun bukan keyakinan yang diajarkan oleh Nabi
mereka, Isa ‘alayhissalam. Bahkan Nabi Isa berlepas diri dari
keyakinan tersebut. Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
لَقَدۡ
كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَۖ
وَقَالَ ٱلۡمَسِيحُ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمۡۖ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ
وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ ٧٢
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al
Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani
Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun”. (QS. Al Maidah: 72)
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَإِذۡ
قَالَ ٱللَّهُ يَٰعِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ءَأَنتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِي
وَأُمِّيَ إِلَٰهَيۡنِ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ قَالَ سُبۡحَٰنَكَ مَا يَكُونُ لِيٓ
أَنۡ أَقُولَ مَا لَيۡسَ لِي بِحَقٍّۚ إِن كُنتُ قُلۡتُهُۥ فَقَدۡ عَلِمۡتَهُۥۚ
تَعۡلَمُ مَا فِي نَفۡسِي وَلَآ أَعۡلَمُ مَا فِي نَفۡسِكَۚ إِنَّكَ أَنتَ
عَلَّٰمُ ٱلۡغُيُوبِ ١١٦
“Dan
(ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan
selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah
mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib" (QS. Al-Maidah: 116)
Semoga bermanfaat dan mencerahkan.. silahkan
disebarkan..
Bogor, 04 Oktober 2016
EmoticonEmoticon