SELAYANG PANDANG HASMI

November 13, 2016

HASMI
Sebuah Gerakan Kebangkitan

Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami (HASMI) adalah organisasi Islam yang murni kelahiran Indonesia, berpusat di Indonesia dan bukan organisasi lintas negara seperti halnya Hizbut Tahrir, Jama'ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin dan lain-lainnya.

Berikut ini kami mencoba membuka sisi-sisi dari jati diri HASMI, untuk lebih mengenalnya:
1.    Dasar keseluruhan HASMI adalah manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah, manhaj kebenaran sesuai dengan kemurnian Islam. Manhaj wahyu Ilahi, al-Qur'an dan Sunnah serta mengikuti pemahaman dan penerapan Salafussoleh. Hal ini tidak berarti sama sekali bahwa HASMI mengklaim tidak pernah atau tidak akan mempunyai kesalahan. Sebagai manusia, kesalahan adalah sekutu yang permanen. Hal ini hanya sebatas kebulatan tekad penitian Sirotulmustaqim. HASMI mengusung dan mendakwahkan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah serta memandang tidak adanya pencanangan yang jelas tentang hal ini pada suatu gerakan, merupakan keaiban pada gerakan tersebut apalagi jika gerakan tersebut memang benar-benar tidak mendakwakan manhaj ini, maka hal itu merupakan bencana untuk umat.

2.    Tujuan HASMI
Tujuan HASMI adalah terwujudnya kebangkitan total melalui usaha perwujudan kebangkitan ruhani yang bermahkotakan "Berdirinya masyarakat Islami di Indonesia" sebagai perwujudan dari kebangkitan peran yaitu masyarakat yang secara kolektif atau perorangan dinaungi dan dituntun oleh norma-norma Islam yang suci.

3.   Strategi
HASMI memilih strategi dakwah dalam meniti jalan perjuangan menuju tujuan.

Dasar-dasar pemilihan “strategi dakwah”:
a.    Dakwah pada dasarnya merupakan strategi para nabi dalam misi penyelamatan mereka terhadap umat manusia. Sedangkan jihad bersenjata adalah salah satu jalan dari jalan-jalan dakwah yang dilakukan hanya pada kondisi-kondisi tertentu.
b.    Al-Qur'an telah menyatakan dengan tegas bahwa Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah apa-apa yang ada pada jiwa-jiwa mereka. Maka kita harus merubah keterpurukan ruhani menjadi kebangkitan ruhani dengan mendakwahi umat.
c.    Keyakinan yang kuat, seperti telah dipaparkan sebelumnya, bahwa keterpurukan ruhani adalah ibu dari semua keterpurukan, khususnya keterpurukan ukhrawi (akhirat) yang maha dahsyat. Tidak ada jalan untuk melenyapkan keterpurukan ruhani selain jalan dakwah.
d.    Kita berada di tengah-tengah umat Islam yang sangat membutuhkan penerangan dan di waktu yang sama kesempatan serta pintu-pintu dakwah sangat terbuka lebar di negeri ini.
e.    Rosululloh sollallohu ‘alayhi wa sallam telah memulai misinya dengan strategi dakwah sampai berhasil mendirikan negara Islam pertama di Madinah tanpa kekerasan sedikit pun juga dan itulah manhaj Rosululloh sollallohu ‘alayhi wa sallam di periode pra-negara (periode harokah). Kita wajib mengikutinya! Bahkan dakwah adalah jalan inti yang dititi oleh beliau dan menjadi ukuran standar untuk membedakan antara pengikut beliau dan mereka yang tidak mengikuti beliau.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak (kalian) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf [12]: 108)

4.    HASMI tidak memilih strategi “tampuk kekuasaan” bukan karena berpendapat bahwa kekuasaan tidak diperlukan untuk menyelamatkan umat dari keterpurukan. HASMI menyadari bahwa tampuk kekuasaan adalah sarana yang sangat kuat untuk mencapai kebangkitan tetapi ia bukanlah kebangkitan itu sendiri. Di waktu yang sama terpegangnya tampuk kekuasaan berpotensi mengundang ancaman atas dakwah kalau tidak sanggup dipertahankan. Dan untuk mempertahankannya membutuhkan basis dan perangkat Islami yang sangat kuat. Benar bahwa tampuk kekuasaan bukan hanya sekedar sarana yang kuat untuk kebangkitan, tapi juga berarti berdirinya kedaulatan hukum Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi kedaulatan itu sendiri hanya akan berdiri di atas suatu kebangkitan ruhani yang sejati. Jadi tampuk kekuasaan harus dilahirkan oleh kebangkitan yang dihasilkan oleh dakwah untuk kemudian menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan, memperluas dan mengawal kebangkitan itu sendiri. 

HASMI tidak memilih strategi tampuk kekuasaan di dua jalurnya berdasarkan pertimbangan analisa sebagai berikut:

·         Penolakan jalur parlemen :
a.    Banyak sekali hal-hal syar'i yang terlanggar bila kita masuk ke gelanggang parlemen, sebab sistem ini bukanlah sistem Islam. Sistem ini adalah sistem yang mengedepankan suara terbanyak daripada syari'at Alloh Subhanahu wa Ta’ala serta mendaulat manusia bukan mendaulat Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
b.    Fakta telah menunjukkan bahwa para aktifis partai Islam terpacu untuk mengejar suara sebanyak-banyaknya yang mana hal ini mengakibatkan:
-       Tertinggalnya dakwah kepada agama Alloh Subhanahu wa Ta’ala, karena sibuk dengan "dakwah mencari suara". Akibatnya banyak sekali orang yang mati dalam kesesatan karena kekosongan dakwah.
-       Tertinggalnya pengawalan terhadap kemurnian Islam, karena harus memperbesar toleransi dan tutup mulut terhadap banyak pihak penoda kemurnian. Jika kemurnian agama dikorbankan demi mendapatkan kemenangan, apakah arti sebuah kemenangan?! Itupun kalau menang...!
  1. Fakta sejarah kontemporer di banyak negeri juga dengan gamblang menunjukkan kepada kita kegagalan jalan ini dalam mewujudkan cita-cita umat.

Catatan:
Penolakan strategi ini tidak berarti kita menjadi apa yang dinamakan “Golput”. Ikut tidaknya seseorang dalam memilih di sebuah pemilu tergantung pada bagaimanakah hukum Islam dalam hal itu dan tidak ada hubungannya dengan penolakan strategi tampuk kekuasaan. Penolakan strategi parlementer tidak juga berarti kita membantah adanya faidah-faidah dari amal parlementer, tapi yang kita maksudkan adalah kita yakin bahwa keikutsertaan sebagai pemain di gelanggang parlementer tidak bisa dijadikan strategi yang bisa mewujudkan kebangkitan umat. Adanya faidah-faidah yang ada pada jalur parlementer tidak berarti sama sekali bahwa strategi parlementer adalah tepat.

·         Penolakan jalur kekerasan:
HASMI juga menolak jalur kekerasan dengan segala bentuknya dalam mengadakan perubahan masyarakat muslim menuju masyarakat Islami. Hal itu didasarkan atas hal-hal berikut:
a.    Kekerasan seharusnya hanya digunakan untuk para penghalang dakwah, sedangkan negeri ini masih memberi peluang dakwah yang sangat luas. Kalau alasan kekerasan adalah amar ma’ruf nahi munkar karena negara tidak melakukannya, maka hal ini harus sesuai dengan kaidah amar ma’ruf nahi munkar yaitu hasilnya diprediksikan dengan kuat tidak akan melahirkan munkar yang lebih besar lagi.
b.    Umat berada di marhalah tarbiyah dan ta'lim sedangkan kekerasan tidak bisa membuka hati manusia.
c.    Mayoritas orang di negeri ini adalah umat Islam dan tidak terjadi agresi dari negara kaum kafir.
d.    Menempuh jalan kekerasan di kondisi zaman dan tempat yang tidak tepat akan menimbulkan banyak kerusakan dan pertumpahan darah yang tidak dibenarkan oleh Islam.
e.    Yang terpenting dan sangat jauh lebih penting adalah strategi yang dijalankan oleh Rosululloh sollallohu ‘alayhi wa sallam pada periode sebelum hijrah (periode harokah/periode sebelum negara) adalah strategi dakwah dan kita wajib mengikuti strategi beliau sollallohu ‘alayhi wa sallam.

Tetapi perlu diingat dengan jelas, kami sama sekali tidak anti jihad yang benar!! Bahkan kami percaya barangsiapa yang anti syari'at jihad, berarti dia telah keluar dari Islam! Kami juga percaya barangsiapa yang membenci mujahidin, maka orang itu sudah terjangkiti penyakit nifaq! Barangsiapa yang membantu kaum kafir dalam memerangi umat ini, maka dia pun telah kafir! Kami mendukung sepenuhnya jihad di banyak negeri Islam dalam mengusir para agressor Yahudi, Salibis, Hindu dan Komunis.

Yang kami maksudkan dalam penolakan cara kekerasan adalah penggunaannya di negeri seperti Indonesia ini di mana dakwah masih mendapat kebebasan mutlak, tidak ada agressor dan umat sangat membutuhkan pembelajaran dan dakwah demi terwujudnya kebangkitan ruhani.

·         Syubhat dan jawabannya:
Syubhat yang muncul pada banyak aktifis ketika tidak mengerti penjelasan di atas atau bahkan tidak menyetujuinya, adalah karena mereka mencampuradukkan tiga masalah di bawah ini:
a.    Hukum jihad secara umum.
b.    Jihad yang sedang berlangsung di beberapa negeri Islam dewasa ini, seperti Afghanistan, Irak, Palestina, Chechnya dan lain-lain.
c.    Jihad di Indonesia dan negeri-negeri Islam semisalnya.

Hukum Jihad secara umum terbagi empat dan setiap bagian hanya diterapkan pada kondisi-kondisinya yang sudah ditetapkan melalui analisa hubungan antara penerapan Jihad Rosululloh sollallohu ‘alayhi wa sallam pada zaman beliau dengan waktu turunnya penerapan ayat-ayat yang menjadi dasar untuk bagian-bagian hukum itu. Maksudnya adalah bahwa setiap hukum dari keempat hukum itu mempunyai dalil yang akan tetap berlaku sampai akhir zaman dan diterapkan pada kondisinya masing-masing.

Keempat hukum itu adalah:
1.    Jihad dilarang. Jangankan menyerang, membela diri dengan kekerasan pun tidak boleh.
2.    Jihad dibolehkan untuk membela diri.
3.    Jihad diwajibkan terhadap negeri-negeri tetangga apabila mereka tidak mau menerima Islam.
4.    Jihad diwajibkan terhadap seluruh manusia.

Catatan :
Kewajiban yang ada pada hukum ke-3 dan ke-4 hanya ketika negeri itu tidak mau tunduk kepada kekuasaan Islam.

Ketika sekelompok kaum muslimin (khususnya yang masih lemah) berada di bawah kekuasaan "kekafiran total" tanpa syubhat (seperti waktu Rosululloh sollallohu ‘alayhi wa sallam di Makkah) periode ini bisa kita namakan periode harokah (periode pra-negara) dan hukum jihad yang diterapkan adalah hukum yang pertama, seperti Rosululloh sollallohu ‘alayhi wa sallam sendiri menerapkannya sebelum hijrah ke Madinah.

Kondisi Indonesia masih jauh kurang (baca: lebih baik) dari kondisi seperti di atas dari segala sisinya. Maka di Indonesia lebih harus diterapkan hukum pertama (jihad dilarang). Apalagi kalau kita tambahkan banyaknya syubhat-syubhat, mayoritas rakyat Indonesia adalah kaum muslimin, bahkan hujjah kepada para pelindung sistem non Islam yang berjalan belum ditegakkan dan para aktifis sendiri belum mempunyai ilmu Islam yang cukup untuk mengendalikan masyarakat Islami. Apalagi kalau masalah yang sangat mendasar yaitu terwujudnya kebangkitan ruhani dimasukan kedalam perhitungan (yakni sebagai tujuan utama).

Jihad adalah masalah besar yang berakibat besar pula. Karena itu tidak bisa dirumuskan secara sederhana oleh orang-orang tidak menyandang predikat ulama. Apalagi di zaman yang serba unik dan serba sulit seperti zaman kita ini.

5.    HASMI merangkul seluruh personel umat yang siap meniti sirotulmustaqim, dan menerima mereka baik pria atau wanita, tua atau muda, sebagai anggota tanpa mensyaratkan tingkatan minimal pendidikan atau persyaratan lainnya.
Islam untuk kita semua..

6.    Keanggotaan HASMI berarti :
-          Ikut dalam usaha penyelamatan umat dari makar-makar musuh Islam dan dari jebakan-jebakan kesesatan dalam satu barisan yang berjalan di jalan yang lurus menuju terbentuknya masyarakat Islami.
-          Mengikuti program-program ta'lim dan tarbiyyah manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
-          Mendapat bimbingan-bimbingan Islami yang benar dalam menyikapi fenomena-fenomena yang membingungkan di masyarakat.
-          Sudah mendapatkan pendukung/wadah yang terpercaya dalam mendidik keluarga baik selagi kita hidup maupun setelah meninggal nanti.

Mari Bergabung Bersama HASMI
Dengan ketergabungan Anda bersama HASMI semoga Anda tercatat di sisi Allah Ta’ala sebagai pejuang Islam dan berperan sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam mewujudkan kebangkitan Islam. Manfaat perjuangan ini akan Anda rasakan dalam bentuk penambahan keimanan Anda dan juga akan dirasakan manfaatnya oleh anak keturunan Anda. Anda pun akan mendapatkan pembinaan keislaman secara kontinyu.

Mari bergabung menjadi anggota HASMI dengan mengirim SMS seperti format berikut ini, ketik:

REG#NAMA#KOTA#KEC#TAHUN LAHIR#JENIS KELAMIN#NO. WA#PROFESI
Kirim via WA ke 082 113 114 200

Contoh:
REG#YUSUF#CILACAP#MAOS#89#L#0812 xxx xxx#SWASTA
Kirim via WA ke 082 113 114 200

SELAMAT BERGABUNG DALAM AMAL MULIA, DAKWAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

SAKSIKAN VIDIO SEBUAH PESAN KEBANGKITAN BERIKUT INI:
https://www.youtube.com/watch?v=XxkB4eJutXk

Artikel terkait:

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
15 November 2016 pukul 17.18 delete

Afwan ana saran, Masukan struktur hasmi dan biodata ketuanya juga ustadz, syukron

Reply
avatar
HASMI-ku
AUTHOR
16 November 2016 pukul 16.15 delete

Jazakallah khoiron atas sarannya.. insya Allah..

Reply
avatar