Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ فِرۡعَوۡنَ عَلَا فِي
ٱلۡأَرۡضِ وَجَعَلَ أَهۡلَهَا شِيَعٗا يَسۡتَضۡعِفُ طَآئِفَةٗ مِّنۡهُمۡ
يُذَبِّحُ أَبۡنَآءَهُمۡ وَيَسۡتَحۡيِۦ نِسَآءَهُمۡۚ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ
٤
“Sesungguhnya Fir´aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi
dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari
mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya Fir´aun termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (QS.
Al-Qashash: 4)
“Sesungguhnya Fir´aun telah berbuat
sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah,” Yaitu bertindak semena-mena, lalim,
melampaui batas, lebih mementingkan kehidupan dunia, berpaling dari kataatan
kepada Rabb Yang Mahatinggi, memecah belah rakyat, yaitu memecah menjadi banyak
sekali golongan dan kelompok, dan menindas sebagian di antara mereka. Mereka adalah
suku bangsa Bani Israil yang berasal dari keturunan Nabi Ya’qub bin Ishaq bin
Ibrahim Khalilullah. Saat itu mereka adalah penduduk bumi terbaik. mereka
berada di bawah kuasa raja tiran, zalim, kafir dan keji yang memperbudak dan
menggunakan tenaga mereka untuk pekerjaan-pekerjaan hina. Selain itu, “menyembelih
anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.
Sesungguhnya Fir´aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Faktor yang mendorong si raja
melakukan tindakan ini adalah Bani Israil mempelajari suatu hal yang mereka
riwayatkan dari Ibrahim, bahwa suatu saat nanti akan lahir seorang anak dari
keturunannya yang akan menghancurkan kekuasaan raja Mesir. Berita gembira ini –wallahu
a’lam– pada saat terjadi insiden antara sarah, istri Ibrahim Al-Khalil,
dengan raja Mesir, saat si raja berniat jahat terhadap Sarah, namun Allah
menjaganya.
Berita gembira ini santer terdengar di
antara Bani Israil. Kaum Qibthi juga ikut membicarakan berita ini, hingga
sampai juga ke telinga Fir’aun. Sebagian amir dan orang-orang dekat Fir’aun
menyampaikan hal itu kepadanya saat tengah berbincang pada malam hari. Waktu itu,
Fir’aun langsung menginstruksikan untuk membunuh seluruh anak lelaki Bani
Israil, untuk mengantisipasi kelahiran anak yang dimaksud. Tetapi apa boleh
buat, kewaspadaan sama sekali tidak bisa menghindari takdir.
As-Suddi meriwayatkan dari Abu Shalih
dan Abu Malik, dari Ibnu Abbas, dari Murrah, dari Ibnu Mas’ud, dari sejumlah
shahabat, suatu ketika Fir’aun bermimpi seakan-akan api datang dari arah Baitul
Maqdis, lalu membakar rumah-rumah Mesir dan seluruh kaum Qibthi. Namun api
tersebut tidak membahayakan Bani Israil. Saat bangun, Fir’aun merasa takut oleh
mimpi itu. Ia kemudian mengumpulkan seluruh paranormal dan tukang sihir. Fir’aun
bertanya kepada mereka terkait mimpi itu, mereka berkata, “Akan lahir seorang
bayi lelaki dari kalangan mereka (Bani Israil), ia akan menghancurkan penduduk
Mesir.’ Sebab itulah, Fir’aun memerintahkan untuk membunuh anak-anak lelaki,
dan membiarkan hidup anak-anak perempuan’.” (Tafsir Ath-Thabari (I/272-273))
Fir’aun sangat mewaspadai agar Musa
tidak lahir, hingga menunjuk sejumlah lelaki dan dukun beranak berpatroli
memeriksa para wanita hamil dan mendata waktu kelahiran mereka. Jika ada yang
melahirkan anak lelaki, si bayi langsung disembelih oleh para algojo sektika
itu juga.
Namun takdir berkata lain, “Wahai raja
bengis lagi terperdaya oleh banyaknya pasukan yang dimiliki, kekuasaan, dan
luasnya kerajaan! Yang Maha Agung yang tak terkalahkan dan takdir-Nya tak bisa
ditentang, telah memutuskan, bahwa bayi yang kalian waspadai keberadaannya itu,
dan karenanya kau membunuh banyak sekali nyawa yang tak terhitung jumlahnya. Padahal,
anak tersbut justru tumbuh dewasa di kediamanmu, di atas kasurmu, memakan
makanan dan minuman yang ada di rumahmu. Kau sendiri yang justru mengadopsi,
merawat, dan mengasuhnya tanpa menyadari rahasia di balik itu.
Selanjutnya, anak itu yang membuatmu
binasa di dunia dan akhirat, karena kau menentang kebenaran nyata yang ia
sampaikan padamu dan mendustakan wahyu yang disampaikan kepadanya. Kau dan
siapa pun juga harus tahu bahwa Rabb langit dan bumilah yang berbuat seperti
apa yang Ia kehendaki, Dialah Yang Mahakuat lagi Perkasa, Pemilik kekuatan
besar, daya, upaya dan kehendak yang tak tertolak.
KISAH-KISAH LAINNYA:
EmoticonEmoticon