Dia Menyesali Perbuatannya Ketika di Dunia

April 21, 2017

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ ٩٩ لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحٗا فِيمَا تَرَكۡتُۚ كَلَّآۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَاۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرۡزَخٌ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ ١٠٠
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)

Tafsir Ibnu Katsir:
Pada ayat di atas Allah menceritakan tentang keadaan orang-orang kafir dan orang-orang yang lalai terhadap perintah Allah saat kematian mendatangi mereka. Juga mengabarkan tentang ucapan dan permohonan mereka agar dipulangkan kembali ke alam dunia supaya bisa memperbaiki kerusakan yang selama ini mereka tempuh dalam kehidupan dunia.

Allah berfirman tentang ucapan mereka,
قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ ٩٩ لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحٗا فِيمَا تَرَكۡتُۚ
“Ya Rabb-ku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.”

Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surat yang lain, seperti: QS. Al-Munafiqun: 10-11, QS. Ibrahim: 44, QS. Al-A’raf: 53, QS. As-Sajdah: 12, QS. Al-An’am: 27-28, QS. Asy-Syura: 44, QS. Al-Mu’min: 11-12, dan QS. Faatir: 37. Silahkan merujuk ke mushaf al-Qur’an.

Pada ayat-ayat di atas, Allah Subnahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa orang-orang kafir dan orang-orang yang lalai terhadap perintah-Nya memohon agar mereka dikembalikan ke alam dunia. Namun permohonan yang disampaikan oleh mereka di saat mendekati ajal, di saat mereka dibangkitkan dari alam kubur, di saat mereka menghadap Allah Yang Mahaperkasa, di saat mereka dilemparkan ke dalam api Neraka dan di saat mereka merasakan dahsyatnya siksaan Neraka Jahim.

Ternyata permohonan mereka itu sia-sia dan tidak pernah dikabulkan oleh Allah.

Allah befirman:
كَلَّآۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا
“Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja.”

Lafazh كَلَّآۚ adalah huruf yang menunjukkan arti pengingkaran. Dengan demikian ayat tersebut bermakna, “Kami sama sekali tidak akan memenuhi keinginan mereka dan tidak akan menerima permohonan mereka.”

Permohonan mereka untuk dikembalikan ke alam dunia agar dapat menanam amal shalih hanyalah ucapan dan ocehan belaka yang tidak mungkin mereka lakukan. Seandainya pun mereka kembali, niscaya mereka tidak akan melakukan amal-amal shalih dan niscaya ucapan mereka itu dusta, tidak sesuai dengan kenyataan.

Sebagaimana firman-Nya:
وَلَوۡ رُدُّواْ لَعَادُواْ لِمَا نُهُواْ عَنۡهُ وَإِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ ٢٨
“Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka.” (QS. Al-An’am: 28)

Qatadah rahimahullah berkata, “Demi Allah! (Setelah mereka melihat adzab yang sesungguhnya), maka mereka tidak berharap kembali berkumpul dengan sanak keluarga mereka. Mereka juga tidak berharap akan mengumpulkan harta kekayaan dan melampiaskan hawa nafsu. Mereka hanya berharap kembali ke dunia untuk melakukan ketaatan terhadap perintah Allah. Maka, sungguh betapa Allah merahmati orang yang melakukan amal shalih, yang menjadi harapan orang kafir saat melihat adzab di Neraka.

[Sumber: Kitab Tafsir Ibnu Katsir]




Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
16 Desember 2020 pukul 07.26 delete

Assalamu'alaikum,, izin copy picture,, jazaakAllohu khoiron,,

Reply
avatar