Khutbah Jum'at "Istiqamah Selepas Ramadhan"

Juni 27, 2017


Istiqamah Selepas Ramadhan

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ اللَّهُ تَعَالي فِي كِتَبِهِ الْكَرِيْم
 **يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
**يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالٗا كَثِيرٗا وَنِسَآءٗۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلۡأَرۡحَامَۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا 
  **يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا، يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا

 

أما بعد :

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ.

Hadirin, jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah..
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kepada kita berbagai limpahan nikmat dan karunia-Nya terutama nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat waktu luang sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang mulia ini dalam rangka bertaqarrub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya dalam ibadah shalat Jum’at berjama’ah. Tidak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada seluruh jama’ah, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan melaksanakan berbagai perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan demikian mudah-mudahan Allah ridha kepada kita semua.

Hadirin, jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah..
Kebahagiaan dan suka cita masih terasa oleh kita di hari kelima setelah Idul Fitri 1 Syawal 1438 H. Bahagia karena kita telah mampu menuntaskan kewajiban besar dari Rabb yang Maha Besar, yakni puasa di bulan Ramadhan. Suka cita karena kita akan meraih berbagai pahala besar dari ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan itu. Ampunan untuk dosa-dosa yang telah lalu, diselamatkannya kita dari api neraka hingga dijanjikan untuk masuk Surga melalui pintu istimewa Ar-Rayyan. Semoga semua itu terwujud untuk kita semua.

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah..
Bulan Ramadhan adalah bagian dari umur kita, maka dengan berlalunya bulan Ramadhan tak  ubahnya berlalunya sebagian dari diri kita. Hasan Al-Bashri  berkata:
يَا بْنَ آدَمَ إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ كُلَّمَا  ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ
“Wahai anak Adam, engkau tidak lain adalah kumpulan hari-hari. Setiap satu hari berlalu, maka berlalu pula sebagian darimu.” Dan seorang penyair berkata: “Denyut jantung seseorang berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya kehidupan hanyalah kumpulan menit dan himpunan detik.

Adapun orang yang berbahagia adalah mereka yang menutup bulan Ramadhan dengan kebaikan dan menutup hidupnya atau mengakhiri usianya dengan husnul khotimah. Hal ini sesuai dengan hadits yang mengatakan “Sesungguhnya amalan itu ditentukan dengan penutupnya”.

Hadirin, jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah..
Ramadhan laksana sebuah pesantren yang mendidik dan mentarbiyah kaum Muslimin untuk menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa. Ia adalah wujud nyata dari sebuah training istiqamah sebagai bekal menjalani kehidupan sebelas bulan yang akan datang. Nilai-nilai training istiqamah itu sangat jelas terdapat dalam ibadah-ibadah di bulan Ramadhan, seperti:

1. Ibadah Shoum (puasa).
Sangat terang bahwa puasa dapat membentuk sosok orang yang bertakwa kepada Allah, sebab orang yang berpuasa akan menjaga diri dari hal-hal yang dilarang meskipun sifat dzat tersebut adalah halal. Sebagai contoh, seorang yang berpuasa akan menahan makan dan minum meskipun makanan dan minuman itu halal baginya. Tapi karena Allah melarangnya oleh sebab puasa, maka ia meninggalkan makan dan minumnya.

2. Ibadah Sahur
Sisi training dari ibadah sahur adalah agar kita terbiasa bangun lebih awal sebelum adzan subuh berkumandang. Dengan terbiasa bangun di waktu sahur, mudah-mudahan kita bisa membawa kebiasaan ini pada sebelas bulan yang lain. Insya Allah kebiasaan tersebut akan membantu kita untuk dapat melaksanakan ibadah yang agung, shalat lail (tahajud).

3. Ibadah shalat berjama’ah
Kita juga menyaksikan bagaimana antusias kaum Muslimin dalam ibadah shalat berjama’ah di bulan Ramadhan. Masjid-masjid menjadi makmur dengan jama’ah yang berbondong-bondong untuk mengerjakan shalat 5 waktu maupun shalat tarawih. Dengan kebiasaan shalat berjama’ah pada bulan Ramadhan, mudah-mudahan kita bisa melanjtukannya di bulan-bulan yang lainnya, setiap 5 waktu.

4. Ibadah shalat tarawih
Dalam shalat tarawih pun demikian, kita ditraining untuk menjadi hamba-hamba Allah yang mampu melaksanakan shalat malam pada malam-malam yang lain selain bulan Ramadhan. Jika kita mampu bersabar, berdiri lama di belakang imam shalat tarawih, maka sejatinya kita juga mampu berdiri untuk melaksanakan shalat malam pada waktu yang lain.

5. Ibadah tilawah al-Qur’an
Ibadah tilawah al Qur’an adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan semasa Ramadhan. Para salafush shalih,ketika datang bulan Ramadhan, mereka meninggalkan aktifitas yang lain dan berkonsentrasi pada ibadah puasa dan membaca al Qur’an. Kaum Muslimin di zaman ini pun demikian, mereka bersemangat dalam tadarus Al Qur’an. Intuk itu, kita lanjutkan tilawah al-Qur’an kita meski Ramadhan telah berlalu.


6. Ibadah sedekah
Kedermawanan kaum Muslimin pada bulan Ramadhan pun senantiasa meningkat. Tradisi membuat makanan untuk ta’jil berbuka puasa di rumahnya biasanya diikuti keinginan untuk berbagi kepada tetangga-tatangganya. Kesadaran membantu orang yang tidak mampu dan menyantuni anak yatim pun dapat kita saksikan di bulan itu. Begitu juga kesadaran untuk berinfak di jalan Allah, baik di masjid-masjid maupun untuk program-program dakwah. Semoga sifat dermawan ini dapat kita aplikasikan sepanjang kehidupan kita.

7. Ibadah i'tikaf
Ibadah ini terdapat pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan dalam rangka mengharap Lailatul Qadar. Yaitu dengan cara berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. Biasanya waktu-waktu dalam i'tikaf diisi dengan tilawah Al Qur’an atau ibadah-ibadah yang lainnya. Ibadah i'tikaf memberi nilai training agar kita senantiasa rindu dan terikat dengan masjid untuk beribadah di dalamnya.

Kaum Muslimin rahimakumullah..
Segala macam ibadah yang rutin kita kerjakan di bulan Ramadhan semoga dapat dilanjutkan pada bulan-bulan yang lainnya sepanjang hayat kita. Dengan begitu kita akan mendapat keistiqamahan dalam beribadah kepada Allah.

Hadirin, jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah..
Allah Subhanahu wa Ta’la menghendaki hamba-hamba-Nya untuk tetap istiqamah beribadah kepada Allah di atas Agama-Nya.

Dia berfirman dalam surat al-Hijr: 99
وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأۡتِيَكَ ٱلۡيَقِينُ
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)” (QS. Al-Hijr: 99)

Dan dalam surat Ali Imran: 102
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali ‘Imran: 102)

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah..
Tetaplah istiqamah beribadah kepada Allah meskipun Ramadhan telah berlalu. Karena Allah yang kita ibadahi di bulan Ramadhan adalah Rabb kita di hari-hari lainnya sepanjang masa. Dia-lah Allahu Rabbul ‘alamin, pemilik Ramadhan dan pemilik seluruh masa yang ada di alam semesta. Maka janganlah engkau menjadi hamba Ramadhan, jadilah hamba-hamba Allahu Rabbul ‘alamin.

بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وِلَكُمْ


Khutbah ke 2

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَي رَسُولِ اللهِ وَعَلَي آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَلَه

Hadirin, jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah..
Untuk hamba-hamba-Nya yang istiqamah, Allah akan memberikan balasan besar berupa penjagaan malaikat dalam kehidupan dunia dan akhiratnya serat dimasukkan ke dalam Surga yang penuh dengan hidangan apa saja dari kelezatan-kelezatan rasa yang ia inginkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ ٣٠ نَحۡنُ أَوۡلِيَآؤُكُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَشۡتَهِيٓ أَنفُسُكُمۡ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ ٣١  نُزُلٗا مِّنۡ غَفُورٖ رَّحِيمٖ ٣٢
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (mereka beristiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Fushshilat/41: 30-32)

Hadirin, jama’ah shalat Jum’at rahimahullah..
Alloh Subhanahu wa Ta'ala mencintai hamba-hamba-Nya yang istiqamah, maka sebaliknya Alloh membenci hamba-hamba-Nya yang tidak istiqamah. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّتِي نَقَضَتۡ غَزۡلَهَا مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ أَنكَٰثٗا  ٩٢
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali..” (QS. An-Nahl: 92)


Perumpamaan ini adalah perumpamaan yang sangat baik yang Alloh berikan untuk hamba-hamba-Nya. Janganlah kita seperti seorang wanita yang telah memintal benang dengan pintalan yang baik dan kuat, kemudian setelah itu ia menguraikannya kembali sehingga tidak terlihat lagi pintalannya.

Sebagian manusia pada bulan Ramadhan yang sangat bersemangat dalam beribadah dan bahkan berlebih-lebihan, tetapi setelah itu dia meguranginya dan akhiranya meninggalkannya. Dia urai kembali pintalan ibadahnya sehingga tak terlihat bekasnya di hari-hari yang lain di luar bulan Ramadhan.

Rasululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
يَا عَبْدَ اللهِ، لَا تَكُن مِثْلَ فُلَانِ، كَانَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامُ اللَّيْلِ (متفق عليه)
Wahai ‘Abdulloh, janganlah kamu seperti si Fulan, tadinya ia suka bangun untuk shalat malam, kemudian ia meninggalkan shalat malamnya’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini merupakan peringatan bagi siapa pun yang terbiasa melakukan amal shalih kemudian meninggalkannya. Hal semacam ini terkadang menyebabkan kebencian kepada kebaikan dan ini berbahaya. Oleh karena itu jika seseorang meninggalkan ibadah sunnah karena udzur, jika memungkinkan baginya untuk mengqadhanya, maka sebaiknya ia mengqadhanya dan jika tidak mungkin untuk mengqadhanya, maka Allah memaafkannya.

Semoga Alloh membimbing kita serta memberikan kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk senantiasa istiqamah dalam ketaatan beribadah kepada-Nya. Tekadkan niat yang kuat untuk mendawamkan amal-amal ibadah yang telah kita kerjakan di bulan Ramadhan, kita lanjutkan di bulan-bulan berikutnya, meskipun tidak sama. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلي اللهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلّ

(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Alloh adalah amalan yang kontinyu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Muslim, no. 782)

Semoga Allah membimbing kita untuk senantiasa istiqamah dalam beribadah kepada-Nya kapan dan dimanapun kita berada.

**إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
**اللَّهُمَّ صَلِّي وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
**اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَات وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَات الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات إِنَّكَ سَمِيئٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَات...
**رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسۡرَافَنَا فِيٓ أَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
**رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
**رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
**رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
**رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
**رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
**سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلي المُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رِبِّ العَالَميْنَ
عِبَادَ اللهِ:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وِالْإِحْسَانِ وَإِبتَاءِذِي الْقُرْبَي ، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ



Baca Juga:

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar