Agungnya Dzikir Kepada Alloh

Januari 13, 2014
Dzikir adalah salah satu ibadah yang sangat ditekankan di dalam Islam. Dzikir menjadi sangat penting bagi seorang hamba karena banyak sekali keutamaan dan keagungannya. Jika Surga adalah ladangnya, maka dzikir adalah pembajaknya. Hati tak ubahnya tempat yang sepi. Dzikirlah yang meramaikannya. Dzikir adalah pembersih dan pengkilap hati. Ia menjadi penawar ketika hati terkena penyakit.

Keutamaan Dzikir dan Pelakunya:

  1.      Mengingat Alloh merupakan cirri orang-orang yang mencintai Alloh dan dicintai-Nya. Rasululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
أَنَا مَعَ عَبْدِيْ مَاذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ
“Aku beserta hamba yang selalu menyebut-Ku dan kedua bibirnya selalu bergerak (berdzikir)” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani)

2.       Orang yang selalu berdzikir akan selalu disebut Alloh dengan pujian, dicintai dan dijanjikan akan diampuni dan mendapat pahala yang besar. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ (١٥٢)
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu…”  (QS. Al-Baqarah: 152)

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا (٣٥)
“…Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)

Ibnul Qayyim rahimahulloh menjelaskan kedudukan orang yang senantiasa berdzikir, “Ia akan mendapatkan cinta Alloh subhanahu wa ta’ala sesuai dengan (banyaknya ia) berdzikir.”

Ini adalah pernyataan yang bernar hasil penelitian dari nash-nash Al-Qur’an secara global. Alloh tidak hanya menyuruh berdzikir, tapi menyuruh banyak berdzikir. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (٤١)
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)

3.      Alloh subhanahu wa ta’ala memuji orang-orang yang banyak berdzikir setiap saat, dan menyebut mereka sebagai “orang-orang yang berakal”.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali-Imran: 190-191)


4.      Alloh subhanahu wa ta’ala menyatakan kebahagiaan/keberuntungan manusia tergantung pada kontinyuitas dan banyaknya berdzikir. Alloh berfirman:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (١٠)
“… dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)

5.      Dzikir merupakan ruh berbagai macam amal, terbukti banyak sekali amal shalih disebut bersamaan dengan dzikir dalam al Qur’an.

§  Penyebutan kata “dzikir” bersamaan dengan shalat. Firman Alloh:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي (١٤)
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.” (QS. Thaaha: 14)

§  Dzikir disebutkan bersamaan dengan ibadah haji.
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ (٢٠٠)
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, Maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu...” (QS. Al-Baqarah: 200)

§  Dzikir disebutkan bersamaan dengan jihad.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٤٥)
“Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45)

6.      Orang yang merugi adalah orang yang lalai dari berberdzikir.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (٩)
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9)

7.      Orang-orang yang banyak berdzikir adalah orang-orang yang unggul.
Rasululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Telah mendahului Al-Mufarridun” Para shahabat bertanya, “Siapa yang dimaksud dengan al-Mufarridun, wahai Rasululloh? Beliau menjawab, “Laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat Alloh” (HR. Muslim dan Ahmad)
Orang-orang yang selalu mengingat Alloh selalu unggul walaupun mereka lemah (secara fisik). Mereka kaya walaupun miskin (secara materi).

8.      Orang-orang yang bermajelis disertai dzikir kepada Alloh tidak akan menyesal, dan sebaliknya dan lalai dari mengingat Alloh, maka mereka akan menyesal pada Hari Kiamat.
Rosululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَا يَقْعُدُ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَايَذْكُرُونَ اللهَ عزوجل وَيُصَلُّونَ عَلَي النَّبِيِّ إِلَّّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةَ يَوْمِ القِيَامَةِ وَإِنْ دَخَلُوا الجَنَّةَ لِلثَّوَابِ
“Tidaklah suatu kaum duduk di satu tempat tetapi mereka tidak mengingat Alloh ‘Azza wa Jalla dan tidak membaca shalawat kepada Nabi, melainkan mereka akan menyesal pada Hari Kiamat, walaupun mereka masuk surga karena pahala (yang mereka dapatkan)” (HR. Ahmad, Hakim dan Ibnu Hibban)

9.      Melazimkan dzikir dapat menyamai seluruh syari’at Islam.
Rosululloh shallahu ‘alayhi wa sallam berwasiat kepada seorang laki-laki yang berkata pada beliau, “Wahai Rosululloh, sungguh syari’at Islam sangat banyak. Ada hal yang apabila kami mengamalkannya dapat mencakup seluruhnya.” Rosululloh sholallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَايَزَالُ لِسَانَكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“Ada (yaitu) lisan Anda basah dengan mengingat Alloh.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim)

Para shahabat sangat paham betul tentang makna pesan Rosululloh sholallohu ‘alayhi wa sallam yang sangat berharga itu. Ketika Abu Darda radhiyallohu ‘anhu mendengar seorang pria telah memerdekakan 100 jiwa, ia berujar, “Seratus jiwa dari harta seseorang sangat besar sekali. Tapi, ada yang lebih utama dari hal itu. Yakni, keimanan yang mantap pada malam dan siang hari, dan lisan salah seorang dari kalian yang basah karena terus-menerus berdzikir pada Alloh.” (HR. Ahmad dan Abu Nu’aim)
Abu Darda menambahkan, “Seseorang yang lisannya basah karena mengingat Alloh akan masuk Surga sambil tertawa.”

Lisan adalah alat untuk berdzikir. Hati adalah sumbernya. Sedangkan perbuatan dan gerakan merupakan cirri yang menunjukkan kesepakatan hati yang berdzikir dengan lisannya. Karena hatilah yang memiliki tujuan. Sedang lisan merupakan terjemahan dari berbagai macam tujuan.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »