Dzikir
adalah salah satu ibadah yang sangat ditekankan di dalam Islam. Dzikir menjadi
sangat penting bagi seorang hamba karena banyak sekali keutamaan dan
keagungannya. Jika Surga adalah ladangnya, maka dzikir adalah pembajaknya. Hati
tak ubahnya tempat yang sepi. Dzikirlah yang meramaikannya. Dzikir adalah
pembersih dan pengkilap hati. Ia menjadi penawar ketika hati terkena penyakit.
Keutamaan Dzikir dan Pelakunya:
1.
Mengingat
Alloh merupakan cirri orang-orang yang mencintai Alloh dan dicintai-Nya.
Rasululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
أَنَا مَعَ عَبْدِيْ
مَاذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ
“Aku
beserta hamba yang selalu menyebut-Ku dan kedua bibirnya selalu bergerak
(berdzikir)” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al-Albani)
2.
Orang
yang selalu berdzikir akan selalu disebut Alloh dengan pujian, dicintai dan
dijanjikan akan diampuni dan mendapat pahala yang besar. Alloh subhanahu wa
ta’ala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
…(١٥٢)
“Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu…”
(QS. Al-Baqarah: 152)
Alloh subhanahu
wa ta’ala berfirman:
وَالذَّاكِرِينَ
اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
(٣٥)
“…Laki-laki
dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS.
Al-Ahzab: 35)
Ibnul Qayyim rahimahulloh menjelaskan
kedudukan orang yang senantiasa berdzikir, “Ia akan mendapatkan cinta Alloh subhanahu
wa ta’ala sesuai dengan (banyaknya ia) berdzikir.”
Ini adalah pernyataan yang bernar
hasil penelitian dari nash-nash Al-Qur’an secara global. Alloh tidak hanya
menyuruh berdzikir, tapi menyuruh banyak berdzikir. Alloh subhanahu wa ta’ala
berfirman;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (٤١)
“Hai
orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)
3.
Alloh subhanahu
wa ta’ala memuji orang-orang yang banyak berdzikir setiap saat, dan
menyebut mereka sebagai “orang-orang yang berakal”.
إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
(١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ
فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.” (QS. Ali-Imran: 190-191)
4.
Alloh subhanahu
wa ta’ala menyatakan kebahagiaan/keberuntungan manusia tergantung pada
kontinyuitas dan banyaknya berdzikir. Alloh berfirman:
… وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
(١٠)
“… dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)
5.
Dzikir merupakan
ruh berbagai macam amal, terbukti banyak sekali amal shalih disebut bersamaan
dengan dzikir dalam al Qur’an.
§ Penyebutan kata “dzikir” bersamaan
dengan shalat. Firman Alloh:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ
لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي (١٤)
“Sesungguhnya
aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku
dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.” (QS. Thaaha:
14)
§ Dzikir disebutkan bersamaan dengan
ibadah haji.
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ
فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ … (٢٠٠)
“Apabila kamu
telah menyelesaikan ibadah hajimu, Maka berdzikirlah dengan menyebut Allah,
sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu...” (QS. Al-Baqarah: 200)
§ Dzikir
disebutkan bersamaan dengan jihad.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ (٤٥)
“Hai
orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh
hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45)
6.
Orang yang merugi adalah orang yang lalai dari
berberdzikir.
Alloh subhanahu
wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (٩)
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka
mereka Itulah orang-orang yang merugi.” (QS.
Al-Munafiqun: 9)
7. Orang-orang yang banyak berdzikir
adalah orang-orang yang unggul.
Rasululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Telah
mendahului Al-Mufarridun” Para shahabat bertanya, “Siapa yang dimaksud
dengan al-Mufarridun, wahai Rasululloh? Beliau menjawab, “Laki-laki dan
perempuan yang banyak mengingat Alloh” (HR. Muslim dan Ahmad)
Orang-orang yang selalu mengingat Alloh selalu unggul walaupun
mereka lemah (secara fisik). Mereka kaya walaupun miskin (secara materi).
8.
Orang-orang
yang bermajelis disertai dzikir kepada Alloh tidak akan menyesal, dan
sebaliknya dan lalai dari mengingat Alloh, maka mereka akan menyesal pada Hari
Kiamat.
Rosululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
مَا
يَقْعُدُ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَايَذْكُرُونَ اللهَ عزوجل وَيُصَلُّونَ عَلَي
النَّبِيِّ إِلَّّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةَ يَوْمِ القِيَامَةِ وَإِنْ دَخَلُوا
الجَنَّةَ لِلثَّوَابِ
“Tidaklah suatu kaum duduk di satu tempat tetapi mereka tidak
mengingat Alloh ‘Azza wa Jalla dan tidak membaca shalawat kepada Nabi,
melainkan mereka akan menyesal pada Hari Kiamat, walaupun mereka masuk surga
karena pahala (yang mereka dapatkan)”
(HR. Ahmad, Hakim dan Ibnu Hibban)
9.
Melazimkan
dzikir dapat menyamai seluruh syari’at Islam.
Rosululloh shallahu ‘alayhi wa sallam berwasiat kepada
seorang laki-laki yang berkata pada beliau, “Wahai Rosululloh, sungguh syari’at
Islam sangat banyak. Ada hal yang apabila kami mengamalkannya dapat mencakup
seluruhnya.” Rosululloh sholallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَايَزَالُ لِسَانَكَ
رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“Ada (yaitu) lisan Anda basah dengan mengingat Alloh.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim)
Para shahabat
sangat paham betul tentang makna pesan Rosululloh sholallohu ‘alayhi wa
sallam yang sangat berharga itu. Ketika Abu Darda radhiyallohu ‘anhu
mendengar seorang pria telah memerdekakan 100 jiwa, ia berujar, “Seratus jiwa
dari harta seseorang sangat besar sekali. Tapi, ada yang lebih utama dari hal
itu. Yakni, keimanan yang mantap pada malam dan siang hari, dan lisan salah
seorang dari kalian yang basah karena terus-menerus berdzikir pada Alloh.” (HR.
Ahmad dan Abu Nu’aim)
Abu Darda
menambahkan, “Seseorang yang lisannya basah karena mengingat Alloh akan masuk
Surga sambil tertawa.”
Lisan adalah
alat untuk berdzikir. Hati adalah sumbernya. Sedangkan perbuatan dan gerakan
merupakan cirri yang menunjukkan kesepakatan hati yang berdzikir dengan
lisannya. Karena hatilah yang memiliki tujuan. Sedang lisan merupakan
terjemahan dari berbagai macam tujuan.
EmoticonEmoticon