KIAT TERHINDAR DARI SIFAT MUNAFIK

Januari 15, 2014
Munafik adalah menyembunyikan kebatilan dan menampakkan kebaikan. Munafik adalah sifat yang sangat berbahaya, baik bagi diri si munafik maupun bagi kaum muslimin. Bahaya bagi si pemilik sifat munafik ia terancam dengan kekufuran dan dosa. Kufur jika sifat nifaq yang disandangnya adalah nifaq akbar dan berdosa jika ia nifaq ashghor. Sedangkan bahaya bagi kaum muslimin, maka orang munafik akan menghancurkan Islam dari dalam tubuh kaum muslimin sendiri. Bisa dengan membocorkan rahasia kaum muslimin kepada orang kafir dan lain sebagainya.
Secara umum ancaman bagi orang munafik adalah neraka Jahannam. Disebutkan di beberapa ayat al Qur’an akan ancaman tersebut. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَعَدَ اللهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
“Allah mengancam orang-orang munafik yang laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya.” (At-Taubah: 68)
Dalam ayat yang lain Alloh berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa: 145)
Sungguh ngeri ancaman bagi orang-orang munafik, sudah seyogyanya kaum muslimin menghindari sifat buruk ini.
Berikut beberapa kita menghindari sifat munafik:
1.    Mengokohkan keyakinan kita terhadap akidah Islam dengan keyakinan yang sebenar-benarnya. Karena orang terjangkit nifaq akbar itu tidak meyakini apa yang dia tampakkan kepada kaum muslimin.
2.    Jangan merasa aman terhadap penyakit berbahaya ini. Umar bin Khoththob adalah salah satu shahabat yang sangat khawatir kalau-kalau sifat munafik ada pada dirinya sehingga ia selalu bertanya kepada
Hudzaifah apakah dalam dirinya ada sifat munafik seperti yang dikatakan oleh Rosululloh shalallohu ‘alayhi wa sallam.?
3.    Senantiasa mengerjakan shalat isa dan subuh secara berjama’ah. Salah satu ciri orang munafik adalah tidak mengerjakan shalat isa dan subuh secara berjama’ah di masjid-masjid. Mereka mengerjakan shalat hanya karena ingin dilihat oleh orang lain. Rasululloh shalallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً
Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari no. 657).

4.    Berkata jujur, tidak berkhianat, dan tidak ingkar janji (baik janji kepada Alloh maupun janji kepada manusia lainnya). Rasululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ؛ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ
Tanda orang munafik ada tiga: Jika bicara berdusta, jika diberi amanah berkhianat, dan jika berjanji menyelisihinya.” (Mutafaqun ‘alayh)

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ
Empat perkara, barangsiapa yang ada pada dirinya keempat perkara tersebut maka ia munafik tulen. Jika ada padanya satu di antara perangai tersebut berarti ada pada dirinya satu perangai kemunafikan sampai meninggalkannya: Yaitu seseorang jika bicara berdusta, jika membuat janji tidak menepatinya, jika berselisih melampui batas, dan jika melakukan perjanjian mengkhianatinya.
5.    Banyak berdzikir kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Dengan banyak berdzikir kepada Alloh sesorang menjadi terbebas dari sifat nifaq (munafik). Karena orang munafik sangat sedikit berdzikirnya kepada Alloh. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا (١٤٢)
“…Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An-Nisa: 142)
Ka’ab radhiyallohu ‘anhu bersabda:
مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ اللهِ، بَرِئَ مِنَ النِّفَاقِ

“Barang siapa memperbanyak dzikir kepada Alloh maka dia terbebas dari sifat munafik.”

Artikel Terkait

Previous
Next Post »