Munafik adalah menyembunyikan
kebatilan dan menampakkan kebaikan. Munafik adalah sifat yang sangat berbahaya,
baik bagi diri si munafik maupun bagi kaum muslimin. Bahaya bagi si pemilik
sifat munafik ia terancam dengan kekufuran dan dosa. Kufur jika sifat nifaq
yang disandangnya adalah nifaq akbar dan berdosa jika ia nifaq ashghor. Sedangkan
bahaya bagi kaum muslimin, maka orang munafik akan menghancurkan Islam dari
dalam tubuh kaum muslimin sendiri. Bisa dengan membocorkan rahasia kaum
muslimin kepada orang kafir dan lain sebagainya.
Secara umum ancaman bagi orang
munafik adalah neraka Jahannam. Disebutkan di beberapa ayat al Qur’an akan
ancaman tersebut. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَعَدَ اللهُ الْمُنَافِقِينَ
وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
“Allah mengancam orang-orang
munafik yang laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka
jahanam. Mereka kekal di dalamnya.” (At-Taubah:
68)
Dalam ayat yang lain Alloh
berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ
فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa: 145)
Sungguh ngeri ancaman bagi
orang-orang munafik, sudah seyogyanya kaum muslimin menghindari sifat buruk
ini.
Berikut beberapa kita
menghindari sifat munafik:
1. Mengokohkan
keyakinan kita terhadap akidah Islam dengan keyakinan yang sebenar-benarnya. Karena
orang terjangkit nifaq akbar itu tidak meyakini apa yang dia tampakkan kepada
kaum muslimin.
2. Jangan
merasa aman terhadap penyakit berbahaya ini. Umar bin Khoththob adalah salah
satu shahabat yang sangat khawatir kalau-kalau sifat munafik ada pada dirinya
sehingga ia selalu bertanya kepada
Hudzaifah apakah dalam dirinya ada sifat
munafik seperti yang dikatakan oleh Rosululloh shalallohu ‘alayhi wa sallam.?
3. Senantiasa
mengerjakan shalat isa dan subuh secara berjama’ah. Salah satu ciri orang
munafik adalah tidak mengerjakan shalat isa dan subuh secara berjama’ah di
masjid-masjid. Mereka mengerjakan shalat hanya karena ingin dilihat oleh orang
lain. Rasululloh shalallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَيْسَ
صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ
يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً
“Tidak ada shalat yang lebih
berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’.
Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu
mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari no.
657).
4. Berkata jujur,
tidak berkhianat, dan tidak ingkar janji (baik janji kepada Alloh maupun janji
kepada manusia lainnya). Rasululloh shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ
ثَلَاثٌ؛ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ
“Tanda orang munafik ada
tiga: Jika bicara berdusta, jika diberi amanah berkhianat, dan jika berjanji
menyelisihinya.” (Mutafaqun ‘alayh)
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ
فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَإِنْ كَانَتْ خَصْلةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ
فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا: مَنْ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ،
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ
“Empat perkara, barangsiapa
yang ada pada dirinya keempat perkara tersebut maka ia munafik tulen. Jika ada
padanya satu di antara perangai tersebut berarti ada pada dirinya satu perangai
kemunafikan sampai meninggalkannya: Yaitu seseorang jika bicara berdusta, jika
membuat janji tidak menepatinya, jika berselisih melampui batas, dan jika
melakukan perjanjian mengkhianatinya.”
5. Banyak berdzikir
kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Dengan banyak berdzikir kepada Alloh
sesorang menjadi terbebas dari sifat nifaq (munafik). Karena orang munafik
sangat sedikit berdzikirnya kepada Alloh. Alloh subhanahu wa ta’ala
berfirman:
… وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلا قَلِيلا (١٤٢)
“…Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An-Nisa: 142)
Ka’ab radhiyallohu ‘anhu bersabda:
مَنْ
أَكْثَرَ ذِكْرَ اللهِ، بَرِئَ مِنَ النِّفَاقِ
“Barang siapa memperbanyak dzikir kepada Alloh maka dia terbebas
dari sifat munafik.”
EmoticonEmoticon