Setelah Nabi sholallohu ‘alayhi wa sallam merasa
yakin dengan janji pamannya, Abu Tholib, yang akan melindunginya dalam tugasnya
menyampaikan wahyu Rabbnya, suatu hari beliau shalallohu ‘alayhi wa sallam berdiri
di atas bukit Shofa seraya berteriak, “Ya shobahah..!!” (seruan untuk
menarik perhatian orang agar berkumpul di waktu pagi dan biasa digunakan untuk
perang). Lalu berkumpullah suku-suku Quraisy. Kemudian Nabi shalalloh ‘alayhi
wa sallam mengajak mereka untuk bertauhid (kepada Alloh), beriman kepada risalah
yang dibawanya dan Hari Akhir.
Imam
al Bukhari telah meriwayatkan satu sisi dari kisah ini, yaitu hadits yang
diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Tatakala turun ayat وَأَنْذِرْ
عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْن (Dan berilah peringatan kepada
keluargamu yang terdekat’ [QS. Asy-Syu’ara: 214]), Nabi shalallohu ‘alayhi
wa sallam naik ke atas bukit shofa, lalu menyeru, ‘Wahai Bani Fihr!,
Wahai Bani ‘Adi! Seruan ini diarahkan kepada marga-marga Quraisy. Kemudian tak
berapa lama, mereka pun berkumpul. Karena beigitu pentingnya panggilan itu,
seorang yang tidak bisa keluar memenuhinya, mengirimkan utusan untuk melihat
apa gerangan yang terjadi? Maka, taka terkecuali Abu Lahab dan kaum Quraisy pun
berkumpul juga. Kemudian beliau shalallohu ‘alayhi wa sallam berbicara, “Bagaimana
menurut pendapat kalian kalau aku beritahukan bahwa ada segerombolan pasukan
kuda di lembah sana yang ingin menyerang kalian, apakah kalian akan
mempercayaiku?”
Mereka menjawab, ‘Ya! Kami tidak pernah
tahu dari dirimu selain kejujuran.’
Beliau shalallohu ‘alayhi wa sallam berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah pemberi
peringatan kepada kalian akan adzab yang amat pedih.’
Abu Lahab menanggapi, ‘Celaka engkau
sepanjang hari ini! Apakah
hanya untuk ini engkau kumpulkan kami?’
Maka turunlah ayat:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي
لَهَبٍ وَتَبَّ (١)
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan
binasa.” (QS. Al-Masad: 1)
Sedangkan Imam Muslim meriwayatkan satu
sisi yang lain dari kisah tersebut, yaitu riwayat dari Abu Hurairah radhiyallohu
‘anhu, dia berkata, “Tatkala ayat وَأَنْذِرْ
عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْن turun,
Rasululloh sholallohu ‘alayhi wa sallam mendakwahi mereka, sesekali
bersifat umum, dan sesekali yang lain bersifat khusus. Beliau berkata, ‘Wahai
kaum Quraisy! Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Ka’ab!
Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Fathimah binti Muhammad!
Selamatkanlah dirimu dari api neraka. Demi Alloh! Sesungguhnya aku tidak
memiliki sesutau pun (untuk menyelamatkan kalian) dari adzab Alloh, hanya saja
kalian memiliki ikatan kerabat (denganku) yang senantiasa akan aku sambung.”
Teriakan yang keras ini merupakan bentuk
dari esensi penyampaian dakwah yang optimal, di mana Rasululloh shalallohu ‘alayhi
wa sallam telah mejelaskan kepada orang-orang yang memiliki hubungan
terdekat dengannya bahwa membenarkan risalah yang dibawanya tersebut
adalah bentuk efektifitas semua hubungan antara dirinya dan mereka. Demikian pula,
bahwa fanatisme kekerabatan yang dibudidayakan oleh orang-orang Arab akan
meleleh di dalam panasnya peringatan yang datang dari Alloh tersebut.
EmoticonEmoticon