SERUAN DI ATAS BUKIT SHOFA

Januari 16, 2014
Setelah Nabi sholallohu ‘alayhi wa sallam merasa yakin dengan janji pamannya, Abu Tholib, yang akan melindunginya dalam tugasnya menyampaikan wahyu Rabbnya, suatu hari beliau shalallohu ‘alayhi wa sallam berdiri di atas bukit Shofa seraya berteriak, “Ya shobahah..!!” (seruan untuk menarik perhatian orang agar berkumpul di waktu pagi dan biasa digunakan untuk perang). Lalu berkumpullah suku-suku Quraisy. Kemudian Nabi shalalloh ‘alayhi wa sallam mengajak mereka untuk bertauhid (kepada Alloh), beriman kepada risalah yang dibawanya dan Hari Akhir.

       Imam al Bukhari telah meriwayatkan satu sisi dari kisah ini, yaitu hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Tatakala turun ayat   وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْن (Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat’ [QS. Asy-Syu’ara: 214]), Nabi shalallohu ‘alayhi wa sallam naik ke atas bukit shofa, lalu menyeru, ‘Wahai Bani Fihr!, Wahai Bani ‘Adi! Seruan ini diarahkan kepada marga-marga Quraisy. Kemudian tak berapa lama, mereka pun berkumpul. Karena beigitu pentingnya panggilan itu, seorang yang tidak bisa keluar memenuhinya, mengirimkan utusan untuk melihat apa gerangan yang terjadi? Maka, taka terkecuali Abu Lahab dan kaum Quraisy pun berkumpul juga. Kemudian beliau shalallohu ‘alayhi wa sallam berbicara, “Bagaimana menurut pendapat kalian kalau aku beritahukan bahwa ada segerombolan pasukan kuda di lembah sana yang ingin menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?”

       Mereka menjawab, ‘Ya! Kami tidak pernah tahu dari dirimu selain kejujuran.’

       Beliau shalallohu ‘alayhi wa sallam  berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepada kalian akan adzab yang amat pedih.’

       Abu Lahab menanggapi, ‘Celaka engkau sepanjang hari ini! Apakah
hanya untuk ini engkau kumpulkan kami?’
       Maka turunlah ayat:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (١)
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa.” (QS. Al-Masad: 1)


       Sedangkan Imam Muslim meriwayatkan satu sisi yang lain dari kisah tersebut, yaitu riwayat dari Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, “Tatkala ayat وَأَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْن turun, Rasululloh sholallohu ‘alayhi wa sallam mendakwahi mereka, sesekali bersifat umum, dan sesekali yang lain bersifat khusus. Beliau berkata, ‘Wahai kaum Quraisy! Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Ka’ab! Selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Fathimah binti Muhammad! Selamatkanlah dirimu dari api neraka. Demi Alloh! Sesungguhnya aku tidak memiliki sesutau pun (untuk menyelamatkan kalian) dari adzab Alloh, hanya saja kalian memiliki ikatan kerabat (denganku) yang senantiasa akan aku sambung.”

       Teriakan yang keras ini merupakan bentuk dari esensi penyampaian dakwah yang optimal, di mana Rasululloh shalallohu ‘alayhi wa sallam telah mejelaskan kepada orang-orang yang memiliki hubungan terdekat dengannya bahwa membenarkan risalah yang dibawanya tersebut adalah bentuk efektifitas semua hubungan antara dirinya dan mereka. Demikian pula, bahwa fanatisme kekerabatan yang dibudidayakan oleh orang-orang Arab akan meleleh di dalam panasnya peringatan yang datang dari Alloh tersebut.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »