Tidak
ada ummat manapun yang manyangkal tauhid rububiyyah. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan
untuk mengakuiNya, melebih fitrah pengakuan terhadap yang lain-Nya. sebagaimana
perkataan para Rasul yang difirmankan Alloh,
قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي
اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ …(١٠)
“Berkata
Rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta
langit dan bumi?” (QS. Ibrahim: 10)*ini adalah dialog antara orang-orang kafir
dengan para Rasul yang diutus kepada mereka, ketika orang kafir menyatakan
keraguan terhadap ajakan para Rasul untuk hanya menyembah kepada Allah dan
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sebagian besar ummat terdahulu
mempercayai adanya Pencipta, namun di samping menyembah Pencipta, mereka juga
menyembah “perantara-perantara” dengan anggapan perantara itu dapat memberi
manfaat dan dapat mendekatkan diri kepada Pencipta.*
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ
مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا
تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ
ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ
اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ (٣٨)
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah
yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab:
"Allah". Katakanlah: "Maka Terangkanlah kepadaku tentang apa
yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan
kepadaku, Apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu,
atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaKu, Apakah mereka dapat menahan
rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah
bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS.
Az-Zumar: 38)
Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya
adalah Fir’aun. Namun demikian di hatinya masih tetap meyakini-Nya. Sebagaimana
perkataan Musa kepadanya,
قَالَ
لَقَدْ عَلِمْتَ مَا أَنْزَلَ هَؤُلاءِ إِلا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ بَصَائِرَ
وَإِنِّي لأظُنُّكَ يَا فِرْعَوْنُ مَثْبُورًا (١٠٢)
“Musa menjawab:
"Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan
mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan yang memelihara langit dan bumi sebagai
bukti-bukti yang nyata; dan Sesungguhnya aku mengira kamu, Hai Fir'aun, seorang
yang akan binasa". (QS. Al-Isra’:
102)
Ia
juga menceritakan tentang Fir’aun dan kaumnya,
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا
أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
(١٤)
“Dan mereka
mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) Padahal hati mereka
meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang
yang berbuat kebinasaan.” (QS. An-Naml: 14)
وَجَاوَزْنَا
بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا
حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ
بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (٩٠)
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka
diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas
(mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia:
"Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh
Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah)". (QS. Yunus: 90)*Lihat
surat al Baqarah: 50, *Nabi Musa membawa Bani Israil keluar dari Negeri Mesir
menuju Palestina dan harus melewati Laut Merah sebelah utara.
Begitu
juga orang-orang yang mengingkarinya di zaman ini, seperti komunis. Mereka
hanya menampakkan keingkaran karena kesombongannya. Akan tetapi pada
hakikatnya, secara diam-diam batin mereka meyakini bahwa tidak ada satu
makhluk-pun yang ada tanpa pencipta, dan tidak ada satu benda pun kecuali ada
yang membuatnya, dan tidak ada pengaruh apa pun kecuali pasti ada yang
mempengaruhinya. Alloh berfirman,
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ
شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ (٣٥)أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بَل لا
يُوقِنُونَ (٣٦)
“Apakah mereka
diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka
sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya
mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).”
(QS. Ath-Thur: 35-36)
Perhatikanlah
alam semesta ini, baik yang di atas maupun yang di bawah dengan segala
bagian-bagiannya, anda pasti mendapati semua itu menunjukkan kepada Pembuat,
Pencipta dan Pemiliknya. Maka mengingkari di dalam akal dan hati terhadap
pencipta semua itu, sama halnya mengingkari ilmu itu sendiri dan
mencampakkannya, keduanya tidak berbeda.
وَفِي
كُلِّ شَيْءٍ لَهُ آيَةٌ تَدُلُّ عَلَى
أَنَّهُ وَاحِدُ
“Pada setiap
benda terdapat bukti bagi-Nya, yang menunjukkan bahwa Dia adalah Esa.”
Adapun
pengingkaran adanya Tuhan oleh orang-orang komunis saat ini hanyalah karena
kesombongan dan penolakan terhadap hasil renungan dan pemikiran akal sehat.
Siapa yang seperti ini sifatnya maka dia telah membuang akalnya dan mengajak
orang lain untuk menertawakan dirinya.
Jadi
mengakui rububiyyah Alloh dan menerimanya adalah
sesuatu yang fitri. Sedangkan syirik adalah unsur yang datang kemudian. Baginda
Rasululloh bersabda,
كُلُّ
مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَي الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ
أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitroh,
maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Seandainya
seseorang manusia diasingkan dan dibiarkan fitrahnya, pasti ia akan mengarah
kepada tauhid yang dibawa oleh para rasul, yang disebutkan oleh kitab-kitab
suci dan ditunjukkan oleh alam. Akan tetapi bimbingan yang menyimpang dan
lingkungan yang atheis itulah factor penyebab yang mengubah pandangan si bayi.
Dari sanalah seorang anak manusia mengikuti bapaknya dalam kesesatan dan
penyimpangan.
Alloh berfirman dalam hadits qudsi,
خَلَقْتُ عِبَادِيَ حُنَفَاءَ
فَاجْتَالَتْهُمُ الشَّيَاطيْنَ
“Aku menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan lurus bersih, maka
setanlah yang memalingkan mereka.” (HR.
Muslim dan Ahmad)
Maksudnya
memalingkan mereka kepada berhala-berhala dan menjadikan mereka itu sebagai
tuhan selain Alloh.
Maka mereka jatuh dalam kesesatan, keterasingan, perpecahan, dan
sendiri-sendiri. Sebab ketika mereka berpaling dari Tuhan yang haq, maka mereka
akan jatuh ke dalam tuhan-tuhan palsu. Sebagaimana firman Alloh,
dalam surat (Yunus 32, 39-40)
فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ
الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ (٣٢)
“Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan
kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan
kesesatan. Maka Bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Yunus: 32)
بَلْ
كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ كَذَلِكَ
كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ
(٣٩)وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ
بِالْمُفْسِدِينَ (٤٠)
“Bahkan yang
sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan
sempurna Padahal belum datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah
orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah
bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu. Di antara mereka ada orang-orang
yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang
tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang
berbuat kerusakan.” (QS. Yunus:
39-40)
EmoticonEmoticon