Bagaimana Setelah Ramadhan..??

Juli 23, 2014
Istiqamah Setelah Ramadhan
Pembaca yang budiman, setelah Ramadhan meninggalkan kita ada hal-hal yang penting bagi kita yang bisa kita kerjakan untuk menambah amal shalih kita sebagai bekal di kehidupan akhirat. Tentunya hal-hal yang harus kita lakukan setelah Ramadhan adalah:

ü  Ikuti puasa Ramadha ini dengan puasa enam hari di bulan Syawal.
Jadikan sepanjang tahun kita dengan ibadah puasa yaitu dengan cara kita sempurnakan ibadah shoum Ramadhan ini, setelah itu kita lanjutkan dengan enam  hari di bulan Syawal. Disebutkan dalam sebuah hadist shahih:
مَنْ صَا مَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَالِ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim, 1164)

*KETERANGAN
Dikatakan seperti satu tahun penuh karena satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipatnya. Puasa bulan Ramadhan sebanding dengan puasa sepuluh bulan dan puasa enam hari Syawal sebanding dengan puasa dua bulan. Jadi, jumlahnya sebanyak dua belas bulan. Sebagaimana dalam hadits Tsaubah dari Nabi , beliau bersabda:
مَنْ صَا مَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشْرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّتِ أَيَّامٍ بَعْدَ الفِطْرِفَذَالِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, maka satu bulan sebanding dengan sepuluh bulan, ditambah puasa enam hari setelah Idul Fitri, berarti genap berpuasa satu tahun penuh.” (Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa’I dalam al-Kubra dan Ibnu Majah)
Ada lagi shoum senin – kamis
Diriwayatkan dari Aisyah , ia berkata, “Rasulullah  suka melaksanakan puasa Senin dan Kamis” (Shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa’I dan Ibnu Majah)
Usamah bin Zaid  pernah bertanya kepada Rasullah  tentang puasa Senin dan Kamis, beliau menjawab:
ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيْهِمَا الأَعْمَالُ عَلَي رَبِّ العَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَاصَائِمٌ
“Keduan hari itu adalah hari di mana catatan amal diserahkan kepada Rabb semesta alam. Aku suka bila amalku diserahkan dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (hasan, diriwayatkan oleh an-Nasa’I, Ahmad, dan al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab)
Ada juga puasa tiga hari setiap bulannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah , ia berkata, “Kekasihku telah mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari pada setiap bulannya, dua rakaat shalat Duha, dan mengerjakan shalat Witir sebelum tidur.” (Shahih diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
Puasa tiga hari yang disebut puasa bidh (putih) disunnahkan dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 dalam setiap bulannya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi .
صِيَامُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صِيَامُ الدَّهْرِ وَأَيَّامُ البِيْضِ صَبِيْحَةَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Puasa tiga hari pada setiap bulannya, seperti puasa satu tahun penuh. Puasa Ayyamul Bidh adalah tanggal 13, 14 dan 15.” (An-Nas’i, Abu Ya’la, Ath-Thabrani, dan yang lainnya)
Ada juga puasa Satu Hari dan Berbuka Satu Hari (Puasa Nabi Daud )
Ini adalah puasa yang terbaik dan paling dicintai oleh Allah . Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr , ia berkata, Nabi  bersabda:
أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَي اللهِ صَيَامُ دَاوُدَ ... وَكَانَ يَصُوْمُ يَوْمًا وَيُفْطرُ يَوْمًا
“Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud , …. …….. Beliau puasa satu hari dan berbuka satu hari.” (Shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Puasa Muharram, terutama tanggal 9 dan 10 (‘Asyura)
Disunnahkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram, berdasarkan hadits Abu Hurairah , Nabi  bersabda:
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram, dan sebaik-baik shalat fardhu adalah shalat malam.” (Shahih diriwayatkan oleh Muslim dan An Nasa’i)


ü  Sebagaimana kita menantikan bulan Ramadhan dengan kerinduan, maka lepaslah bulan Ramadhan ini dengan kesedihan dan ketaatan pula. Dan hari-hari setelah Ramadhan kita isi dengan ketaatan kepada Alloh, karena hari-hari tersebut pun adalah milik Alloh , baik hari-hari di bulan Ramadhan maupun hari-hari di luar Ramadhan.

ü  Kita telah berpuasa dan shalat lail di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab (mengharap pahala dari Alloh ), maka iman dan ihtisab ini hendaklah senantiasa menyertai kita di luar bulan-bulan Ramadhan. Shalat kita, tilawah kita, belajar kita, shadaqah kita, infaq kita hendaklah ­imanan wahtisaban.

ü  Kita telah menjaga shalat kita pada bulan Ramadhan dengan menyempurnakannya dan mengerjakannya dengan khusyu, dengan senantiasa berjama’ah bagi yang laki-laki, maka pertahankanlah shalat kita di luar bulan Ramadhan dengan khusyu, tuma’nina, dengan berjama’ah pada hari-hari selepas Ramadhan, karena iqaamatush shalah (mendirikan shalat) tidak terbatas pada bulan Ramadhan.

ü  Kita telah melaksanakan shalat malam pada bulan ramadhan yang penuh barakah ini, telah memakmurkan malam-malam kita dengan shalat tarawih, dengan shalat malam dan kita bersabar karena lamanya berdiri sang imam, maka ini menjadi bukti bahwa sebenarnya kita juga mampu melaksanakan yang seperti itu pada hari-hari di luar ramadhan. Sebenarnya kita mampu untuk shalat lail sebgaimana kita mampu pada bulan ramadhan, maka pertahankanlah semua itu, dengan berusaha melaksanakan sunnah-sunnah Rasululloh.

ü  Engkau telah mengkhatamkan al-Qur’an, atau hampir khatam, atau bahkan lebih dari sekali, maka pertahankan amal yang baik ini dengan memperbanyak tilawah al-Qur’an, memperbanyak membaca kitabulloh.

ü  Dan di bulan ramadhan ini kita telah mampu menjaga untuk tidak berbuat maksiat. Kita telah menjaga penglihatan kita dari memandang yang diharamkan Alloh, kita telah berusaha menjaga telinga kita dari yang diharamkan oleh Alloh, kita telah menjaga marah kita, kita telah menahan emosi kita, kita telah berusaha untuk santun dan sabar, maka pertahankanlah ini selepas bulan ramadhan karena segala maksiat baik mata, lidah, telinga dan yang lainnya tetap diharamkan baik di bulan ramadhan maupun di luar bulan ramadhan.

ü  Kita telah berusaha menunjukan akhlaq-akhlaq islami pada bulan ramadhan, (murah hati, sedekah, infaq, memberi hadiah, menyebarkan salam, dll) kemudian telah banyak membasahi bibir kita dengan dzikir kepada Alloh, telah banyak mamanjatkan do’a pada bulan ramadhan, telah banyak melakukan imsak (menahan diri dari memperturutkan hawa nafsu). Maka mengapa kita tidak pertahankan akhlaq yang baik ini, akhlaq yang islami ini di luar bulan ramadhan? Sebab kita dituntut untuk imsak/menahan diri dari sifat yang tercela di sepanjang hari, kita dituntut untuk berakhlaq yang islami, kita dituntut untuk bermurah hati, peduli dengan orang-orang yang lemah, bersedekah, membasahi lisan kita dengan dzikir, memanjatkan do’a kepada Alloh, ini dituntut baik di bulan ramadhan maupun di luar bulan ramadhan. Karena tidak ada sesuatu yang dapat memberatkan mizan di akhirat kelak lebih dari pada akhlaq yang baik.

ü  Pada bulan ramadhan ini dengan karunia Alloh kita dapati diri-diri kita ini menjadi jiwa-jiwa yang hidup, dengan rahmat Alloh hati-hati kita menjadi hidup karena amal shalih, karena merasa diawasi oleh Alloh, karena ibadah di malam dan siang harinya, maka hati-hati ummat Islam menjadi bercahaya dan hidup, pada bulan ramadhan iman mereka bertambah, ketaatan kita meningkat, maka pesan saya untuk diri saya yang lemah ini dan untuk saudar-saudara kaum muslimin seluruhnya hendaknya kita berjanji dengan diri kita sebelum berpisah dengan bulan ramadhan bahwa selepas ramadhan ini kita akan tetap dalam ketaatan kepada Alloh, bahwa selepas ramadhan ini kita akan tetap meningkatkan ibadah kepada Alloh, bersungguh-sungguh meraih surga-Nya, berusaha keras menjauhi dari murka dan neraka-Nya. Kita berjanji kepada diri kita sendiri dan kepada Alloh untuk tidak akan terbesit ingin kembali kepada perbuatan maksiat serta memperturutkan syahwat.


ü  Kesimpulannya adalah kita pertahankan segala amal shaih dan amal ibadah yang banyak kita lakukan di bulan Ramadhan. Kita tingkatkan kualitas taqwa kita kepada Alloh dengan memperbanyak ketaatan kepada-Nya.


Ikuti artikel PENTING terkait:
      1. Keagungan Ibadah Puasa Ramadhan
2. Persiapkan Diri Anda Sebelum Ramadhan Tiba
3. Lailatul Qadar
4. Dua Kegembiraan Bagi Orang Yang Berpuasa
5. Pentingnya Mempelajari Tatacara Puasa
6. Perkara-perkara Yang Membatalkan Puasa
7. Kumpulan Hadits Dhaif Seputar Puasa
8. Ramadhan Sebentar Lagi Berlalu "Bagaimana Melepas Ramadhan"
9. Hikmah Diwajibkannya Puasa
10. Safari Dakwah Ramadhan HASMI Depok

Artikel Terkait

Previous
Next Post »