Istiqamah Setelah Ramadhan |
Pembaca yang budiman, setelah Ramadhan meninggalkan kita ada hal-hal yang penting bagi kita yang bisa kita kerjakan untuk menambah amal shalih kita sebagai bekal di kehidupan akhirat. Tentunya hal-hal yang
harus kita lakukan setelah Ramadhan adalah:
ü Ikuti
puasa Ramadha ini dengan puasa enam hari di bulan Syawal.
Jadikan sepanjang tahun kita dengan ibadah puasa yaitu dengan cara kita sempurnakan ibadah shoum Ramadhan ini, setelah itu kita lanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal. Disebutkan dalam sebuah hadist shahih:
Jadikan sepanjang tahun kita dengan ibadah puasa yaitu dengan cara kita sempurnakan ibadah shoum Ramadhan ini, setelah itu kita lanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal. Disebutkan dalam sebuah hadist shahih:
مَنْ صَا مَ رَمَضَانَ ثُمَّ
أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَالِ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Siapa yang berpuasa Ramadhan
kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah
dia berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim, 1164)
*KETERANGAN
Dikatakan seperti satu tahun penuh
karena satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipatnya. Puasa
bulan Ramadhan sebanding dengan puasa sepuluh bulan dan puasa enam hari Syawal
sebanding dengan puasa dua bulan. Jadi, jumlahnya sebanyak dua belas bulan.
Sebagaimana dalam hadits Tsaubah dari Nabi
,
beliau bersabda:
مَنْ صَا مَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ
بِعَشْرَةِ أَشْهُرٍ وَصِيَامُ سِتَّتِ أَيَّامٍ بَعْدَ الفِطْرِفَذَالِكَ تَمَامُ
صِيَامِ السَّنَةِ
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, maka satu bulan
sebanding dengan sepuluh bulan, ditambah puasa enam hari setelah Idul Fitri,
berarti genap berpuasa satu tahun penuh.” (Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa’I dalam al-Kubra
dan Ibnu Majah)
Ada lagi shoum senin –
kamis
Diriwayatkan dari Aisyah
,
ia berkata, “Rasulullah
suka melaksanakan puasa Senin dan Kamis”
(Shahih diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasa’I dan Ibnu Majah)
Usamah bin Zaid
pernah bertanya kepada Rasullah
tentang puasa Senin dan Kamis, beliau
menjawab:
ذَانِكَ
يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيْهِمَا الأَعْمَالُ عَلَي رَبِّ العَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ
يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَاصَائِمٌ
“Keduan hari itu adalah hari di mana catatan amal diserahkan
kepada Rabb semesta alam. Aku suka bila amalku diserahkan dalam keadaan aku
sedang berpuasa.”
(hasan, diriwayatkan oleh an-Nasa’I, Ahmad, dan al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab)
Ada juga puasa tiga hari
setiap bulannya.
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah
,
ia berkata, “Kekasihku telah mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari pada
setiap bulannya, dua rakaat shalat Duha, dan mengerjakan shalat Witir sebelum
tidur.” (Shahih diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
Puasa
tiga hari yang disebut puasa bidh (putih) disunnahkan dilakukan setiap
tanggal 13, 14, dan 15 dalam setiap bulannya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi
.
صِيَامُ ثَلَاثَةُ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صِيَامُ الدَّهْرِ
وَأَيَّامُ البِيْضِ صَبِيْحَةَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ
عَشْرَةَ
“Puasa tiga hari pada setiap bulannya, seperti puasa satu tahun
penuh. Puasa Ayyamul Bidh adalah tanggal 13, 14 dan 15.” (An-Nas’i, Abu Ya’la, Ath-Thabrani,
dan yang lainnya)
Ada juga puasa Satu Hari
dan Berbuka Satu Hari (Puasa Nabi Daud
)
Ini adalah puasa yang
terbaik dan paling dicintai oleh Allah
.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr
,
ia berkata, Nabi
bersabda:
أَحَبُّ
الصِّيَامِ إِلَي اللهِ صَيَامُ دَاوُدَ ... وَكَانَ يَصُوْمُ يَوْمًا وَيُفْطرُ
يَوْمًا
“Puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Nabi Daud
,
…. …….. Beliau puasa satu hari dan berbuka satu hari.” (Shahih diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim)
Puasa Muharram, terutama
tanggal 9 dan 10 (‘Asyura)
Disunnahkan untuk
memperbanyak puasa pada bulan Muharram, berdasarkan hadits Abu Hurairah
,
Nabi
bersabda:
“Sebaik-baik puasa
setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram, dan sebaik-baik shalat
fardhu adalah shalat malam.” (Shahih diriwayatkan oleh Muslim dan An Nasa’i)
ü Sebagaimana
kita menantikan bulan Ramadhan dengan kerinduan, maka lepaslah bulan Ramadhan
ini dengan kesedihan dan ketaatan pula. Dan hari-hari setelah Ramadhan kita isi
dengan ketaatan kepada Alloh, karena hari-hari tersebut pun adalah milik Alloh
,
baik hari-hari di bulan Ramadhan maupun hari-hari di luar Ramadhan.
ü Kita
telah berpuasa dan shalat lail di bulan Ramadhan dengan iman dan ihtisab
(mengharap pahala dari Alloh
),
maka iman dan ihtisab ini hendaklah senantiasa menyertai kita di luar
bulan-bulan Ramadhan. Shalat kita, tilawah kita, belajar kita, shadaqah kita,
infaq kita hendaklah imanan wahtisaban.
ü Kita
telah menjaga shalat kita pada bulan Ramadhan dengan menyempurnakannya dan
mengerjakannya dengan khusyu, dengan senantiasa berjama’ah bagi yang laki-laki,
maka pertahankanlah shalat kita di luar bulan Ramadhan dengan khusyu,
tuma’nina, dengan berjama’ah pada hari-hari selepas Ramadhan, karena iqaamatush
shalah (mendirikan shalat) tidak terbatas pada bulan Ramadhan.
ü Kita
telah melaksanakan shalat malam pada bulan ramadhan yang penuh barakah ini,
telah memakmurkan malam-malam kita dengan shalat tarawih, dengan shalat malam
dan kita bersabar karena lamanya berdiri sang imam, maka ini menjadi bukti
bahwa sebenarnya kita juga mampu melaksanakan yang seperti itu pada hari-hari
di luar ramadhan. Sebenarnya kita mampu untuk shalat lail sebgaimana kita mampu
pada bulan ramadhan, maka pertahankanlah semua itu, dengan berusaha
melaksanakan sunnah-sunnah Rasululloh.
ü Engkau
telah mengkhatamkan al-Qur’an, atau hampir khatam, atau bahkan lebih dari
sekali, maka pertahankan amal yang baik ini dengan memperbanyak tilawah
al-Qur’an, memperbanyak membaca kitabulloh.
ü Dan
di bulan ramadhan ini kita telah mampu menjaga untuk tidak berbuat maksiat.
Kita telah menjaga penglihatan kita dari memandang yang diharamkan Alloh, kita
telah berusaha menjaga telinga kita dari yang diharamkan oleh Alloh, kita telah
menjaga marah kita, kita telah menahan emosi kita, kita telah berusaha untuk
santun dan sabar, maka pertahankanlah ini selepas bulan ramadhan karena segala
maksiat baik mata, lidah, telinga dan yang lainnya tetap diharamkan baik di
bulan ramadhan maupun di luar bulan ramadhan.
ü Kita
telah berusaha menunjukan akhlaq-akhlaq islami pada bulan ramadhan, (murah
hati, sedekah, infaq, memberi hadiah, menyebarkan salam, dll) kemudian telah
banyak membasahi bibir kita dengan dzikir kepada Alloh, telah banyak
mamanjatkan do’a pada bulan ramadhan, telah banyak melakukan imsak
(menahan diri dari memperturutkan hawa nafsu). Maka mengapa kita tidak
pertahankan akhlaq yang baik ini, akhlaq yang islami ini di luar bulan
ramadhan? Sebab kita dituntut untuk imsak/menahan diri dari sifat yang tercela
di sepanjang hari, kita dituntut untuk berakhlaq yang islami, kita dituntut
untuk bermurah hati, peduli dengan orang-orang yang lemah, bersedekah,
membasahi lisan kita dengan dzikir, memanjatkan do’a kepada Alloh, ini dituntut
baik di bulan ramadhan maupun di luar bulan ramadhan. Karena tidak
ada sesuatu yang dapat memberatkan mizan di akhirat kelak lebih dari pada
akhlaq yang baik.
ü Pada
bulan ramadhan ini dengan karunia Alloh kita dapati diri-diri kita
ini menjadi jiwa-jiwa yang hidup, dengan rahmat Alloh hati-hati kita menjadi
hidup karena amal shalih, karena merasa diawasi oleh Alloh, karena ibadah di
malam dan siang harinya, maka hati-hati ummat Islam menjadi bercahaya dan
hidup, pada bulan ramadhan iman mereka bertambah, ketaatan kita meningkat, maka
pesan saya untuk diri saya yang lemah ini dan untuk saudar-saudara kaum
muslimin seluruhnya hendaknya kita berjanji dengan diri kita sebelum berpisah
dengan bulan ramadhan bahwa selepas ramadhan ini kita akan tetap dalam ketaatan
kepada Alloh, bahwa selepas ramadhan ini kita akan tetap meningkatkan ibadah
kepada Alloh, bersungguh-sungguh meraih surga-Nya, berusaha keras menjauhi dari
murka dan neraka-Nya. Kita berjanji kepada diri kita sendiri dan kepada Alloh
untuk tidak akan terbesit
ingin kembali kepada perbuatan maksiat serta memperturutkan syahwat.
ü Kesimpulannya
adalah kita pertahankan segala amal shaih dan amal ibadah yang banyak kita
lakukan di bulan Ramadhan. Kita tingkatkan kualitas taqwa kita kepada Alloh
dengan memperbanyak ketaatan kepada-Nya.
Ikuti artikel PENTING terkait:
1. Keagungan Ibadah Puasa Ramadhan
2. Persiapkan Diri Anda Sebelum Ramadhan Tiba
3. Lailatul Qadar
4. Dua Kegembiraan Bagi Orang Yang Berpuasa
5. Pentingnya Mempelajari Tatacara Puasa
6. Perkara-perkara Yang Membatalkan Puasa
7. Kumpulan Hadits Dhaif Seputar Puasa
8. Ramadhan Sebentar Lagi Berlalu "Bagaimana Melepas Ramadhan"
9. Hikmah Diwajibkannya Puasa
10. Safari Dakwah Ramadhan HASMI Depok
Ikuti artikel PENTING terkait:
1. Keagungan Ibadah Puasa Ramadhan
2. Persiapkan Diri Anda Sebelum Ramadhan Tiba
3. Lailatul Qadar
4. Dua Kegembiraan Bagi Orang Yang Berpuasa
5. Pentingnya Mempelajari Tatacara Puasa
6. Perkara-perkara Yang Membatalkan Puasa
7. Kumpulan Hadits Dhaif Seputar Puasa
8. Ramadhan Sebentar Lagi Berlalu "Bagaimana Melepas Ramadhan"
9. Hikmah Diwajibkannya Puasa
10. Safari Dakwah Ramadhan HASMI Depok
EmoticonEmoticon