Ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan di sepuluh hari di
bulan Dzulhijjah, diantaranya:
1. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah
Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih
yang menunjukkan keutamaannya, antara lain:
Sabda Nabi shollallohu ‘alayhi wa sallam,
اَلْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ
الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ.
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara
keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga.” [HR.
Bukhori Muslim]
Dari Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu dia
berkata: Rosululloh ditanya tentang amalan yang paling utama maka beliau
bersabda:
إِيْمانٌ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ، قِيْلَ: ثُمَّ ماذا؟ قالَ: جِهادٌ فِي
سَبِيْلِ اللهِ، قِيْلَ: ثُمَّ ماذا؟ قالَ: حَجٌّ مَبْرُوْرٌ
“Iman kepada Alloh dan Rasul-Nya.” Ditanyakan kepada beliau, “Kemudian
amalan apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Alloh.” Kemudian beliau ditanya
lagi, Beliau menjawab, “Haji yang mabrur.” (HR. Bukhori)
Dari Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu, bahwasanya
Rosululloh bersabda:
تَابِعُوْا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ
وَالذُّنُوْبَ، كَمَا يَنْفِي الْكِيْرُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ وَالذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُوْرَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ.
“Iringilah antara ibadah haji dan umrah karena keduanya meniadakan dosa dan
kefakiran, sebagaimana alat peniup api menghilangkan kotoran (karat) besi, emas
dan perak, dan tidak ada balasan bagi haji mabrur melainkan Surga.” [ Shahih:
[Shahiihul Jaami’ (no. 2901)], Sunan at-Tirmidzi (II/153, no. 807), Sunan
an-Nasa-i (V/115)]
2. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada
Hari Arafah.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan
yang paling utama, dan yang dipilih Alloh untuk diri-Nya. Disebutkan dalam
hadist Qudsi:
الصوم لي وأنا أجزي به ، انه ترك شهوته وطعامه وشرابه من أجلي
“Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia
telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.”
[HR. Bukhori Muslim]
Rosululloh shollallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يَوْماً فِي سَبِيْلِ اللهِ ، إِلاَّ بَاعَدَ اللهُ
بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفَ
“Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Alloh melainkan Alloh
pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh
tahun.” [HR. Bukhori Muslim]
Mengenai puasa hari Arafah Nabi shollallahu ‘alayhi
wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ
الَّتِي قَبْلَهُ وَالَّتِي بَعْدَهُ
“Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Alloh melebur
dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.” (HR. Muslim)
3. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut.
Sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala,
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
“.... dan supaya mereka menyebut nama Alloh pada
hari-hari yang telah ditentukan ....” [QS. al-Hajj: 28]
Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari
dari bulan Dzulhijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak
dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar ,
فَأَكْثِرُوا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ
“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid.” [HR.
Ahmad]
Imam Bukhori menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu
Hurairah keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan
takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq meriwayatkan dari
fuqaha' tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan:
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Laa Ilaha Illalloh, wallohu Akbar, Allohu Akbar
wa Lillahil Hamdu
Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir
ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana
firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala,
وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
“Dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu ...”. [QS. al-Baqarah: 185]
Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan
berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal
ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah
masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri.
4. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa.
Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Karena
maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Alloh, dan
keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Alloh kepadanya.
Nabi shollallahu ‘alayahi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ يُغَارُ وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمَرْءُ مَا حَرَّمَ
اللهُ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya Alloh itu cemburu, dan kecemburuan Alloh itu manakala seorang
hamba melakukan apa yang diharamkan Alloh terhadapnya.” [HR. Bukhori Muslim]
5. Banyak Beramal Shalih.
Berupa ibadah sunat seperti: shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar
ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari
itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila
dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Alloh daripada
amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama,
sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang
yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.
6. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan
disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat
fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah; bagi selain jama'ah haji dimulai
dari sejak Fajar Hari Arafah dan bagi Jama’ah Haji dimulai sejak Dzhuhur hari
raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.
7. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mendengarkan Khutbahnya.
Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari
ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan
sebagai hari keangkuhan dan kesombongan; janganlah dijadikan kesempatan
bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti; nyanyi-nyanyian, main
judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal
kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.
8. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq.
Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim , yakni ketika
Alloh menebus putranya dengan sembelihan yang agung.
وَقَدْ ثَبَتَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ضَحَّى بِكَبْشَيْنِ
أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ
رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
Diriwayatkan bahwa Nabi berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan
berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan
menyebut nama Alloh dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh
domba itu. [HR. Bukhori Muslim]
EmoticonEmoticon