Rib'i bin Amir, Ja'far bin Abu Thalib, Ath-Thayyar

Januari 23, 2015
     
     

           Sebagian orang mengira, ketika berbagai kenikmatan banyak tersebar, ketika itu pula umat ini akan lebih baik. Padahal hal ini adalah anggapan yang salah. Para pemuda sahabat Nabi Muhammad saw telah menaklukkan tiga perempat dunia, sementara ada salah seorang di antara mereka hanya memiliki satu pakaian saja.

            Rib’i bin ‘Amir datang di hadapan Rustum dengan membawa tombak tumpul.

            Para shahabat memasuki istana Kisra, dengan satu-dua orang di antara mereka ada yang perutnya lapar.

            Lalu apa yang kita peroleh dari perusahaan kita, istana kita, mobil kita, taman kita, kebun kita, dan makanan kita?

            Sesungguhnya hal terbanyak yang melalaikan jiwa seseorang ketika orang itu hidupnya makmur dan sejahtera.

            Salah seorang raja pernah menguasai Andalus (Spanyol) dengan pasuka Aramram. Setelah ia meninggal dunia, anaknya yang menggantikannya. Anaknya hidup mewah hingga melewati batas. Ia katakana, “Di rumahku ada tujuh puluh dua hamba sahaya perempuan dan empat orang isteri.” Ia selalu mendengarkan musik pagi dan sore.

            Lalu datanglah Raja Eropa kemudian menaklukkan Andalus. Raja yang masih muda tadi diikat di dalam penjara. Kemudian ibunya datang menjenguknya. Ia pun menangis di depan pintu penjara. Ibunya berkata, “Menangislah seperti para wanita. Kerajaanmu hilang. Engkau tidak menjaganya seperti para pahlawan.”

            Kita kaum Muslimin, apa tugas kita di dalam hidup ini? Mengapa Alloh mengutus kita untuk manusia? Mengapa Alloh keluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya?

            Ada seorang sahabat Nabi berkata, “Wahai Rasululloh, jangan cegah aku masuk surga. Demi Alloh, aku pasti akan masuk surga karena aku sungguh cinta kepada Alloh dan Rasul-Nya. Aku tidak akan melarikan diri ketika pasukan besar menyerbu.

            Setelah hijrah tujuh tahun, Ja’far bin Abu Thalib datang dari Al-Habasyah menuju Madinah. Apakah Rosululloh saw membalasnya dengan hadiah berupa harta dan memberinya jabatan karena hijrahnya di jalan Alloh itu?

            Tidak. Bahkan Nabi mengutusnya agar ia mengorbankan darah dan nyawanya di jalan Alloh pada perang Mu’tah. Saat tangan kanannya putus, dipegangnya panji pasukan dengan tangan kiri, dan dipeluknya.

            Kemudian beberapa tombak menembus dadanya, yang membuatnya kemudian gugur.

            Beberapa saat setelah gugurnya Ja’far lantas Nabi Muhammad saw bersabda, “Demi Rabb yang diriku berada di dalam genggaman-Nya, aku telah melihat Ja’far bin Abu Thalib terbang di surga dengan dua sayap yang dijadikan Alloh sebagai ganti kedua tangannya.” (HR. Al-Hakim)


            Itulah sebabnya, setelah kematiannya, Ja’far diberi gelar Ath-Thayyar, yang bisa terbang. 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »