Mengenai
pernyataan tidak ada Nabi dan Rasul setelah beliau, banyak sekali hadits-hadits
mutawatir yang bersumber dari Rasulullah dan diriwayatkan oleh sebagian besar
para Shahabat radhiyallahu ‘anhum yang menyatakan hal itu.
Imam
Ahmad telah meriwayatkan dari Ubay bin Ka’b dari ayahnya dari Nabi shallallahu
‘alayhi wa sallam beliau bersabda:
مَثَلِي فِي النَّبِيِّيْنَ
كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَي دَارًا فَأَحْسَنَهَا وَأَكْمَلَهَا وَتَرَكَ فِيهَا
مَوْضِعَ لَبِنَةٍ لَمْ يَضَعْهَا فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِالْبُنْيَانِ
وَيَعْجُبُوْنَ مِنْهُ وَيَقُوْلُوْنَ لَوْ تَمَّ مَوْضِعُ هَذِهِ اللَّبِنَةِ؟
فَأَنَا فِي النَّبِيِّينَ مَوْضِعُ تِلْكَ اللَّبِنَةِ.
“Perumpamaan aku dengan para Nabi yang lain laksana seorang
laki-laki yang membangun sebuah rumah, kemudian rumah itu ia perindah dan ia
sempurnakan. Namun pada bangunan rumah itu, ia meninggalkan sebuah tempat
kosong yang semestinya diisi oleh sebatang batu bata yang tidak ia letakkan.
Saat itu manusia mengelilingi bangunan seraya merasa kagum dengan keindahannya.
Mereka berkata, “Seandainya tempat kosong ini dapat diisi oleh sebuah batu,
niscaya akan sempurna keindahannya. Maka dibandingkan para Nabi lainnya, aku
inilah batu yang menyempurnakan tempat kosong tadi.” (HR. Ahmad, V/136)
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam At-Tirmidzi. Ia
berkata, “Hadits ini derajatnya hasan shahih.”
Hadits yang lain: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرِّسَالَةَ
وَالنُّبُوَّةَ قَدِ انْقَطَعَتْ، فَلَا رَسُولَ بَعْدِيْ وَلَا نَبِيَّ
“Kerasulan dan kenabian sungguh telah
terputus, tidak ada Rasul setelah ini dan tidak pula ada Nabi.”
Anas
berkata, “Hal itu membuat manusia guncang hatinya (karena risalah dan kenabian
akan berakhir).” Rasul bersabda,
وَلَكِنِ الْمُبَشِّرَاتُ
“Akan tetapi ada al-Mubasysyiraat.”
Mereka
bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa yang dimaksud dengan al-Mubasysyiraat?”
Beliau menjawab;
رُؤْيَا الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ،
وَهِيَ جُزْءٌ مِنْ أَجْزَاءِ النُّبُوَّةَ
“(Yakni) mimpi seorang muslim (yang
shalih). Dan mimpi yang benar merupakan satu bagian dari beberapa bagian
kenabian.” (HR. Ahmad, III/263)
Hadits
ini juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi. Dan beliau berkata: “Shahih
ghariib.”
فُضِّلْتُ عَلَى الأَنْبِيَاءِ
بِسِتٍّ أُعْطِيْتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَأُحِلَّتْ لِيَ
الغَنَائِمُ وَجُعِلَتْ لِيَ الأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا وَأُرْسِلْتُ إِلَي الْخَلْقِ
كَافَّةً وَخُتِمَ بِيَ النَّبِيُّوْنَ
“Aku diistimewakan atas Nabi lainnya dengan enam buah
keistimewaan; (1) Aku dianugerahi jawaami’ul kalim (perkataan yang
singkat dan mengandung banyak hikmah), (2) aku dimenangkan atas musuh dengan
dilemparkan pada mereka perasaan takut (satu bulan perjalanan sebelum
peperangan dimulai), (3) dihalalkan bagiku harta rampasan perang, (4) tanah
dijadikan untukku sebagai tempat shalat dan alat untuk bersuci, (5) aku diutus
keseluruh makhluk dan (6) aku menjadi penutup para Nabi.” (HR. Muslim, No. 523)
Hadits lain: Dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu
‘anhu. Ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa
sallam bersabda;
إِنَّ لِيْ أَسْمَاءً أَنَا
مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدٌ، وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللهُ تَعَالَى
بِيَ الْكُفْرَ، وَأَنَا الحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي،
وَأَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ.
“Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama.
Aku Muhammad, aku Ahmad, dan aku al-Maahi (yang menghapus); yang
denganku Allah menghapus kekufuran. Aku al-Haasyir (yang mengumpulkan),
semua manusia akan dihimpun setelah aku. Aku al-‘Aqib, yang berarti
tidak ada Nabi lagi setelahnya. (HR. Ahmad, IV/ 80)
Hadits-hadits
lainnya cukup banyak dalam masalah ini.
Allah tabaaraka
wa ta’ala telah mengabarkan dalam kitab-Nya, dan Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam di dalam hadits yang mutawatir pun telah menjelaskan
bahwa tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Penjelasan ini hendak mengajarkan bahwa siapa pun orang yang mengklaim sebagai
Nabi setelah beliau, maka orang tersebut dinyatakan sebagai pembohong besar,
pendusta dan dajjal. Ia sesat dan menyesatkan. Umumnya ia memperkuat
kesesatannya dengan berbagai macam trik-trik magic, sihir dan ilmu-ilmu
hitam. Semua pengakuan mereka hanyalah kemustahilan dan kesesatan yang nyata
bagi orang-orang yang berakal.
Allah
telah membuktikan kesesatan beberapa Nabi palsu seperti al-Aswad al-‘Ansi di
negeri Yaman dan Musailamah al-Kadzdzab di Yamamah, dengan sepak terjang mereka
yang merusak dan ucapan-ucapan mereka yang sesat. Setiap orang yang memiliki
akal yang sehat dan fikiran yang jernih pasti akan sepakat mengatakan bahwa
mereka itu adalah pendusta yang sesat. Semoga Allah melaknat mereka.
Hal yang
sama juga berlaku pada setiap manusia yang mengaku sebagi Nabi dari semenjak
Nabi wafat sampai hari Kiamat yang diakhiri oleh seorang makhluk yang disebut al-masih
al-Dajjal.
==================================
Info penting:
Anda ingin
belajar Islam setiap saat..??
Silahkan dengarkan
siaran dakwah radio Fajri 99,3 FM
Atau via
streaming www.fajrifm.com.
Telah hadir
aplikasi android radio fajri streaming.
Silahkan search “radio
fajri” di google play store,
Kemudian pasang
di hp android Anda.
Setiap saat Anda
bisa meraih pahala menuntut ilmu.
EmoticonEmoticon