TAFSIR SURAT AL-A'RAF AYAT 199

Februari 19, 2017

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ ١٩٩
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)

Tafsir Ibnu Katsir:
‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan tentang firman-Nya, خُذِ ٱلۡعَفۡوَ “Jadilah engkau pemaaf,” Allah memerintahkan kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam supaya memaafkan kaum musyrikin selama sepuluh tahun (ketika beliau di Makkah), kemudian (setelah hijrah ke Madinah) Allah memerintahkannya supaya bersikap keras terhadap mereka.

Sejumlah perowi menuturkan dari Mujahid mengenai firman-Nya, “Jadilah engkau pemaaf,” ia mengatakan, yakni terhadap akhlak dan perilaku manusia, tanpa mencari-cari kesalahannya.

Hisyam bin Urwah menuturkan dari ayahnya, Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam agar memaafkan berbagai perilaku manusia. Dalam suatu riwayat, ia mengatakan, “Jadilah engkau pemaaf terhadap segala perilaku mereka kepadamu.” Dalam Shahih Bukhari dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, ‘Urwah, dari saudaranya, ‘Abdullah bin az-Zubair, ia mengatakan, “Allah menurunkan: “Jadilah engkau pemaaf,’ hanyalah berkenaan dengan akhlak manusia.
 
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim sama-sama meriwayatkan: Yunus menuturkan kepada kami, Sufyan –yaitu Ibnu Uyainah­– menuturkan kepada kami, dari Umayya, ia mengatakan: Ketika Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan pada Nabi-Nya shallallahu ‘alayhi wa sallam ayat ini,
خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ ١٩٩
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam mengatakan, “Apa ini, wahai Jibril?” Ia mengatakan, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu supaya memaafkan orang-orang yang berbuat zhalim kepadamu, memberi kepada orang yang tidak memberi, dan menyambung orang-orang yang memutuskan perhubungan denganmu.” (Ath-Thabari (VI/ 154) dan Ibnu Abi Hatim (V/1638)


Al Bukhari mengatakan dalam pembahasan tentang firman-Nya, “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta perpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh,” bahwa al-Urf ialah yang ma’ruf. Kemudian ia meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia mengatakan, “ ‘Uyainah bin Hishn bin Hudzaifah datang, lalu singgah di rumah sepupunya, al Hurr bin Qais, dan ia termasuk kalangan yang dekat dengan ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, Al-Hurr termasuk para qurra’ (penghafal Al-Qur’an) yang menjadi anggota majelis yang sering diajak bermusyawarah oleh ‘Umar radhiyallahu ‘anhu. Anggota majelis ini terdiri dari orang-orang tua dan anak muda. ‘Uyainah mengatakan kepada sepupunya, ‘Wahai sepupuku, kamu memiliki kedudukan di antara amir ini, maka mintakan izin kepadanya untukku (agar aku bisa menemuinya).’ Al-Hurr mengatakan, ‘Aku akan meminta izin kepadanya untukmu.’ Kemudian Al-Hurr memintakan izin untuk ‘Uyainah, dan ‘Umar mengizinkannya. Ketika menemuinya, ‘Uyainah mengatakan, ‘Hai Ibnul Khaththab, demi Allah, engkau tidak memberi harta yang banyak kepada kami dan tidak pula memutuskan perkara di antara kami dengan adil.’ ‘Umar pun marah hingga berniat untuk menghukumnya, maka al-Hurr mengatakan kepadanya, ‘Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah berfirman kepada Nabi-Nya, “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.’ Dan, orang ini termasuk orang-orang yang bodoh.’ Demi Allah, ‘Umar tidak melanggar ayat itu, ketika al-Hurr membacakannya padanya, dan ia memang tunduk pada kitabullah ‘Azza wa Jalla.” Hadits ini diriwayatkan al-Bukhari sendiri, (Muslim tidak meriwayatkannya).  

Artikel Terkait

Previous
Next Post »