3- بَابُ
الصَّبْرِ
BAB SABAR
قَالَ الله تَعَالَى: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا
وَصَابِرُوا } [آل عمران: 200]
“Wahai
orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian.” [QS. Ali Imron (3): 200]
Faidah-faidah ayat:
1.
Perintah untuk berbuat sabar kepada kaum
mukmin.
2.
Perintah istiqomah dalam menjaga kesabaran,
karena betapa banyak orang tidak bisa konsisten(istiqomah)dalam menjaga
kesabaranya.
3. Pembatasan perintah hanya untuk
orang-orang beriman adalah karena keimanan (tauhid) adalah syarat utama amal di
terima.
وعن أبي مالكٍ الْحارث بن عاصم الأشعريِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ
رسولُ الله صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ: (( الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ،
والحَمدُ لله تَمْلأُ الْميزَانَ، وَسُبْحَانَ الله والحَمدُ لله تَملآن - أَوْ
تَمْلأُ - مَا بَينَ السَّماوات وَالأَرْضِ، والصَّلاةُ نُورٌ، والصَّدقةُ بُرهَانٌ،
والصَّبْرُ ضِياءٌ، والقُرْآنُ حُجةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ. كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو
فَبَائعٌ نَفسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُها )) رواه مسلم (223).
“Kesucian adalah sebagian dari iman, (bacaan)
alhamdulillah akan memenuhi timbangan (kebaikan), (bacaan) subhanallah dan
alhamdulillah keduanya memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi.
Shalat adalah nur (cahaya), shadaqah adalah bukti, sabar adalah penerang, dan al-Qur'an akan menjadi pembela kamu
atau malah menjadi musuh kamu. Setiap manusia bekerja, lalu dia menjual
dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat menyelamatkannya atau bahkan
mencelakakannya.”
(HR. Muslim)
Faidah-faidah
Hadits:
1. Keutamaan wudlu’
dalam islam,wudlu merupakan syarat syahnya shalat
2. Bersuci adalah
sebagian (setengah) dari iman gambaranya adalah wudlu yang merupakan syarat sah
dari sholat
3. Adanya mizan (timbangan)
di akhirat nanti
4. Amal perbuatan
memiliki bobot di akhirat kelak yang akan memperberat atau memperingan
timbangan amalan seseorang
5. Penjelasan tentang
keutamaan dan keagungan dzikir
6. Perintah untuk
memperbanyak sholat, sebab sholat itu cahaya yang menyinari jalan keselamatan
bagi seorang muslim serta mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar
7. Memperbanyak shodaqoh
merupakan bukti kesungguhan dan keikhlasan seorang mukmin
8. Keutamaan sabar dan pelakunya akan terus menerus mendapatkan
penerang dan petunjuk
9. Setiap orang harus
memiliki pekerjaan yang dilakukan setiap
hari dan tidak membiarkan dirinya menganggur
Hadits:
وعن أبي سَعيد سعدِ بن مالكِ بنِ سنانٍ الخدري رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ نَاساً مِنَ الأَنْصَارِ سَألوا رسولَ الله صَلَّي اللهُ
عَلَيْهِ وسَلَّمَ فَأعْطَاهُمْ، ثُمَّ سَألوهُ فَأعْطَاهُمْ، حَتَّى نَفِدَ مَا
عِندَهُ، فَقَالَ لَهُمْ حِينَ أنْفْقَ كُلَّ شَيءٍ بِيَدِهِ: (( مَا يَكُنْ
عِنْدي مِنْ خَيْر فَلَنْ أدَّخِرَهُ عَنْكُمْ، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفهُ
اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ.
وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْراً وَأوْسَعَ مِنَ الصَّبْر )) مُتَّفَقٌ
عليه. [البخاري (1469)، ومسلم (1053)].
“Bahwa sebagian orang Ansar meminta kepada
Rasulullah shollallohu 'alayhi wa sallam, maka beliau memberi mereka. Kemudian
mereka meminta lagi, beliau pun memberi mereka, sampai ketika telah habis
sesuatu yang ada pada beliau, beliau bersabda: “Apapun kebaikan yang ada
padaku, maka aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian. Barangsiapa menjaga
kehormatan diri, maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya. Barangsiapa yang
merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya. Barangsiapa yang mencoba untuk
bersabar, maka Allah akan membuatnya sabar. Tidaklah seseorang tidak diberi
suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Faidah-faidah
hadits:
1. Kedermawanan Nabi shollallohu
‘alayhi wa sallam. Dan kemuliaan akhlak yang di jadikan sebagai sifat atau
tabi’at pada diri beliau
2. Kekayaan itu bukan
berarti memiliki banyak barang berharga, tetapi yang di maksud kekayaan sejati
adalah kaya jiwa
3. Anjuran untuk selalu
merasa puas dan menjaga kehormatan diri
4. Kemuliaan akhlak dan
ketinggian sifat itu dapat diperoleh dengan mengarahkan dan menjadikan jiwa
cenderung kepadanya
5. Kemuliaan akhlak itu
bisa di cari
6. Diperbolehkan
memberi orang yang minta dua kali
7. Diperbolehkan minta
maaf dan tidak memberi kepada
8. Diperbolehkan
meminta-minta jika keadaan terpaksa (karena kebutuhan) dan tidak ada jalan
lain, tetapi meninggalkanya dan bersabar adalah lebih baik, hingga Alloh
memberikan jalan keluar
Hadits:
وعن أبي سعيدٍ وأبي هريرةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، عن
النَّبيِّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ ، قَالَ: (( مَا يُصيبُ المُسْلِمَ مِنْ
نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ أَذًى، وَلاَ غَمٍّ،
حَتَّى الشَّوكَةُ يُشَاكُهَا إلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَاياهُ ))
مُتَّفَقٌ عليه. [البخاري (5641)، ومسلم (2573)].
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu
kesusahan, kepenatan, kegundahan, kesedihan, kesakitan maupun kedukacitaan,
sampai karena tertusuk duri pun, melainkan Allah akan mengampuni dosanya sesuai
dengan apa yang menimpanya tersebut.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Faidah-faidah
hadits:
1. Segala sesuatu yang
menyakitkan dari apa yang menimpa orang mukmin, akan menyucikan dari dosa
2. Sekecil apapun
musibah yang menimpa seseorang, akan menjadi kaffarah baginya
3. Seorang hamba
tidaklah patut menyatukan dalam dirinya antara hal-hal yang tidak menyenangkan
dan hilangnya pahala
4. Orang yang
benar-benar terkena musibah adalah orang yang di jauhkan dari
pahala(penghapusan dosa karena tidak sabar)
Materi Terkait:
EmoticonEmoticon