Beberapa Perkara yang Dianjurkan untuk Berwudhu

Januari 18, 2014


Ada beberapa perkara yang dianjurkan untuk berwudhu sebelum kita mengerjakan perkara itu (jika itu suatu amalan) dan setelah kita mengalaminya (jika itu adalah sebab). Anjuran di sini berarti tidak wajib, hanya saja lebih utama jika dikerjakan. Berikut ini beberapa perkara yang dianjurkan untuk berwudhu:

  1.     Ketika berdzikir kepada Alloh subhanahu wa ta’ala
Termasuk di dalam semua bentuk dzikir, seperti membaca al-Qur’an, thawaf dan selainnya.

Dianjurkan berwudhu untuk perkara di atas. Dasarnya adalah hadits al-Muhajir bin Qanfadz, ia memberi salam kepada Nabi shalallohu ‘alayhi wa sallam ketika beliau sedang berwudhu, dan beliau tidak menjawab salamnya hingga selesai berwudhu. Kemudian beliau menjawabnya seraya mengatakan:
إِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أَرُدَّ عَلَيْكَ إِلَّاأَنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ إِلَّا عَلَي طَهَارَةٍ
“Tidak ada yang mencegahku untuk menjawab (salam)mu, namun aku tidak suka menyebut nama Alloh kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Abu Daud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Ad-Darimi, dan Ahmad. Hadits ini shahih)

Walau hal itu bukan suatu keharusan, karena Nabi shalallohu ‘alayhi wa sallam selalu mengingat Alloh dalam segala keadaan.[1]

2.     Ketika hendak tidur

Diriwayatka dari al-Bara’ bin ‘Azib, ia berkata, Nabi shalallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
إِذَا أَتَيْتُ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَي شِقِّكَ الأَيْمَنِ ثُمَّ قُلْ: اللهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ
“Jika engkau mendatangi pembaringanmu, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah pada bagian tubuhmu yang sebelah kanan, lalu bacalah, ‘Yaa Alloh, aku berserah diri kepada-Mu.’” (HR. Bukhari, Muslim dan selain keduanya)

3.     Bagi orang yang junub ketika hendak makan, minum, tidur atau kembali berjima’


Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha, ia berkata, “Nabi shalallohu ‘alayhi wa sallm apabila junub lalu hendak makan atau tidur, maka beliau berwudhu seperti wudhu untuk sholat.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan selain mereka)

Diriwayatkan dari Abu Sa’id radhiyallohu ‘anhu, dari Nabi sholallohu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda:
إِذَا أَتَي أَحَدُكُمْ أَهْلُهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُوْدَ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Jika salah seorang dari kamu mendatangi istrinya, kemudian hendak mengulanginya kembali, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim, Abu Daud, at-Tirmdizi dan an-Nasa’i, shohih)

4.     Berwudhu sebelum mandi

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallohu ‘anhu, ia berkata, “Apabila Rasululloh sholallohu ‘alayhi wa sallam mandi jinabat, beliau mulai dengan mencuci kedua tangannya, lalu menuangkan air dengan tangan kanannya pada tangan kirinya, lalu mencuci kemaluan beliau, lalu berwdhu seperti wudhu untuk sholat.” (HR. Bukhari dan Muslim dan selain keduanya, shohih)

5.     Berwudhu setelah memakan makanan yang dimasak dengan api

Dasarnya adalah sabada Nabi sholallohu ‘alayhi wa sallam:
تَوَضَّئُوا مِمَّا مَسَتِ النَّارُ
“Berwudhulah kalian setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.” (HR. Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Perinath di sini untuk istihbab (anjuran, sunnah), berdasarkan hadits ‘Amru bin Umayyah adh-Dhamri, ia mengatakan, “Aku melihat Nabi sholallohu ‘alayhi wa sallam menyayat daging dari pundak kambing lalu memakannya. Kemudian sholat diserukan, maka beliau bangkit dan meletakkan pisau, kemudian beliau sholat dan tidak berwudhu.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)

6.     Memperbarui wudhu setiap kali hendak sholat

Dasarnya adalah hadits Buraidhah radhiyallohu ‘anhu, ia mengatakan, “Rasululloh sholallohu ‘alayhi wa sallam berwudhu setiap kali hendak sholat. Pada hari penaklukan Mekkah, beliau berwudhu dan mengusap kedua sepatunya, serta mengerjakan beberapa sholat dengan sekali wudhu saja.” (HR. Muslim, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

7.     Berwudhu setiap kali batal wudhunya

Berdasarkan hadits bilal radhiyallohu ‘anhu, Nabi mendengar suara terompah bilal di hadapan beliau di Surga, beliau lalu bertaya, “Dengan amalan apakah engkau mendahuluiku kepadanya?” Bilal lalu menjawab, “Wahai Rasululloh, tidaklah aku mengumandangkan adzan, melainkan aku sholat dua raka’at setelahnya. Dan tidaklah aku terkena hadats, kecuali aku berwudhu setelahnya.” Mendengar hal itu  beliau mengatakan, “Karena inilah”[2]

8.     Berwudhu karena muntah

Dasarnya adalah hadits Ma’dan bin Abu Tholhah dari Abu Darda, “Rosululloh sholallohu ‘alayhi wa sallam pernah muntah, lalu beliau berbuka dan berwudhu.” Kemudian aku bertemu dengan Tsauban di masjid Damaskus, lalu aku menyebutkan hadits ini kepadanya, maka ia mengatakan, “Ia (Abu Darda) benar. Akulah yang menuangkan air wudhu itu untuk beliau.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Daud, dengan sanad shohih)


[1] HR. Muslim IV/68
[2][2] Sanadnya shohih, diriwiyatkan dengan menyebutkan berwudhu ketika berhadats: at-Tirmidzi (3689), Abu Daud (3055), Ahmad (21962) dan lafal ini dari beliau. Asalnya terdapat dalam shohihain tanpa lafal di atas.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »