URGENSI REMAJA DAN KEDUDUKANNYA DALAM MASYARAKAT

April 30, 2014 Add Comment

            Pada masa remaja ada urgensi besar dan kedudukan yang bergengsi dalam setiap ummat atau masyarakat. Dimana, remaja termasuk harapan masyarakat dan andalannya yang utama, serta dasar kekuatan yang optimal. Mereka adalah cirri kekuatan dan kemudaan, vitalitas dan aktifitas. Sebagaimana juga bahwa remaja seperti alat yang efektif dan berpengaruh dalam membangun masyarakat, pengkokohan kekuatannya, penyokong kemajuannya dalam berbagai sisi dan bidang pada setiap zaman dan tempat.

            Oleh karena itu, sesungguhnya masa remaja termasuk masa usia manusia paling mahal secara mutlak, dan paling banyak pengaruhnya dalam kehidupan manusia mengingat kekhususannya dengan penuh kekuatan dan vitalitas, serta sifat penuh aktifitas dan antusiasme. Begitu pula, masa remaja termasuk dari masa kehidupan manusia yang paling berat, karena masa itu memiliki pengaruh besar yang tercermin dalam kehidupan, dan meninggalkan karakter yang jelas dalam sisa masa umur setelahnya.

            Untuk mengenali beberapa urgensi dan kedudukan remaja dalam masyarakat dimungkinkan melalui beberapa hal berikut ini:

1.      Remaja golongan yang paling penting dan besar dari golongan-golongan masyarakat secara jumlah: di mana, sebagian banyak statistic dan penelitian menunjukkan bahwa angka remaja dalam berbagai masyarakat melebihi angka remaja dalam berbagai masyarakat melebihi angka anak-anak dan orang dewasa. Salah seorang peneliti menunjukkan hal itu dengan perkataannya:
“Remaja mewakili sebagian besar umat manusia, dan khususnya pada masyakarat kami, remaja Arab. Di mana, jumlah penduduk kian bertambah, masyarakat remaja membentuk piramida yang dasarnya dari anak-anak, dan puncaknya dari golongan orang tua.

      Untuk itu, perhatian kepada remaja merupakan perhatian pada sebagian besar ummat manusia dari sisi jumlah.”
                  Kemungkinan yang membenarkan penambahan ini pada angka golongan remaja di antara individu dan golongan masyarakat lain adalah beberapa faktor yang berkaitan dengan kemajuan peradaban, perbaikan sebab-sebab mata pencaharian, sedikitnya penyebaran penyakit yang menjadi ancaman kehidupa manusia di masa lalu, berlimpahnya layanan kesehatan dan pengobatan, yang didahului dengan imunisasi dan vaksinasi dalam penjagaan melawan sebagian penyakit dan perkara lain yang membantu golongan remaja menjadi sebab utama untuk menetapkan angka kehidupannya tinggi. Dalam Negara-negara Arab, angka remaja meningkat

KHUTBAH JUM'AT "LAA ILAAHA ILLALLOH"

April 21, 2014 Add Comment
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ اَلَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أما بعد :

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ.

Saudara-saudara jama’ah shalat jum’at rahimakumullah

            Allah subhanahu wa ta’ala telah menyiapkan dua tempat kembali untuk para hamba-Nya di Negeri akhirat nanti. Surga dan Neraka adalah terminal terakhir bagi perjalanan hidup manusia. Surga adalah negeri kenikmatan tiada tara sedangkan Neraka adalah negeri kesengsaraan. Di antara manusia ada yang telah ditetapkan takdirnya sebagai penghuni Surga dan di antara mereka ada yang ditetapkan sebagai penghuni Neraka. 

            Setiap kita sangat mendambakan Surga lengkap dengan segala kenikmatannya dan berharap kelak di akhirat dapat menempati Surga sebagai tempat tinggal untuk selamanya. Surga adalah negeri orang-orang yang dianugerahi kenikmatan dari kalangan para Nabi, Shiddiqin, para Syuhada dan sholihin. Negeri yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, istananya berbatu-bata emas dan perak, berplester kasturi mewangi, berlahan subur mutiara dan yaqut. Tanahnya berasal dari za’faran, dan kemahnya berasal dari mutiara yang berlubang.

            Demi Allah.., Surga adalah negeri yang berkilau kemilau dan harum semerbak dengan sungai yang terus mengalir dan buah-buahan bersusun hijau serta istri-istri nan cantik jelita. Di sana ada pohon sidir yang tidak berduri, buah pisang yang bersusun-susun, pohon rindang membentang dan air yang tertuangkan. Di sana mereka makan dan bersenang-senang, tidak pernah mengeluarkan kotoran, yang mereka keluarkan sebagai keringat mereka adalah kasturi yang wangi.

            Di sana mereka tertawa dan tidak pernah menangis. Di sana mereka menetap dan tidak  berpindah. Di sana mereka hidup dan tidak pernah mati. Di sana hanya ada wajah-wajah cerah dan ceria. Di Surga terdapat keindahan yang nyata dan di sana ada bidadari-bidadari surga yang cantik dan sebaya. Di sana terdapat kesenangan yang abadi. Di sana segala sesuatu sangat indah. Dan di sanalah hijab akan tersingkap, seketika merekapun melihat wajah Allah subhanahu wa ta’ala Yang Maha Mulia lagi Maha Indah.

            Jama’ah shalat jum’at rahimakumullah

            Di Surga terdapat kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata kita ketika di dunia, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam hati manusia. Rasululloh shollalloh ‘alayhi wa sallam bersabda:
قَالَ اللهُ أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَالَاعَيْنَ رَأَتْ، وَلَاأُذُنَ سَمِعَتْ، وَلا خَطَرَ عَلي قَلْبِ بَشَرٍ...
“Allah berfirman, “Aku persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih, kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia…” (HR. Bukhari dan Muslim)

            Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

            Syahadah laa ilaaha illalloh “Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah” adalah kunci surga. Setiap orang yang mengakui laa ilaaha illalloh maka ia berhak untuk masuk Surga. Namun tidaklah sebuah kunci melainkan ia harus memiliki gerigi-gerigi. Seseorang bertanya kepada Wahb bin Munabih rh (salah seorang tabi’in yang mulia) dengan pertanyaan “Bukankah laa ilaaha illalloh itu kunci pintu Surga? Beliau menjawab, “Ya, tapi setiap kunci mempunyai gerigi, Jika Anda membawa kunci bergerigi maka pintu Surga dibukakan untuk Anda, tetapi jika kunci Anda tidak bergerigi, maka pintu Surga tidak akan dibukakan untuk Anda.”

KEUTAMAAN SABAR

April 17, 2014 Add Comment


            Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata-kata sabar. Misalnya ketika kita mendapat musibah atau ujian, biasanya kita banyak mendapat nasihat agar bersabar terhadap musibah ataupun cobaan yang menimpa. Hal ini sudah sangat maklum, dikerjakan oleh seluruh kaum muslimin. Karena menasihati saudara kita agar bersabar terhadap musibah yang menimpa adalah perintah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Ini sebagaimana terdapat firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَالْعَصْرِ (١)إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)

            Sabar menjadi pondasi dalam setiap aktfitas kehidupan kita. Sang da’i bisa terus berdakwah karena sabar, sang guru/dosen bisa terus mengajar karena sabar, kaum muslimin/muslimah bisa terus menjaga shalatnya karena sabar, kaum muslimah bisa istiqamah dengan jilbab syar’inya karena sabar, para ummahat bisa tetap hadir dalam kajian rutin ini karena sabar. Dan seluruh aktifitas yang lainnya bisa tetap berjalan juga karena sabar.

Makna dan Hakikat Sabar

            Secara bahasa (etimologi), sabar berarti melarang/menahan. Adapun secara syari’at (terminology), sabar berarti menahan nafsu dari kekesalan, menahan lisan dari keluhan, dan menahan anggota badan dari ekspresi kesedihan yang berlebihan dan keterlaluan.

            Ada pula yang berkata: “Sabar adalah manjauhi hal-hal yang bertentangan dengan agama, bersikap tenang ketika menghadapi ujian berat, dan menampakkan kecukupan dikala kefakiran datang ke tengah medan kehidupan.”

            Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin mengatakan “Secara syari’at sabar berarti menahan diri dari tiga hal: Pertama, sabar untuk ta’at kepada Alloh. Kedua, sabar dari hal-hal yang diharamkan. Ketiga, sabar terhadap takdir. Itulah macam-macam sabar yang disebutkan oleh ahli ilmu.

            Masalah pertama, hendaknya manusia sabar untuk taat kepada Alloh, karena ketaatan adalah sangat berat dan sulit bagi manusia. Begitu juga berat bagi badan sehingga menjadikan manusia lemah dan capek. Ketaatan juga menimbulkan kesulitan dari aspek keuangan, seperti masalah zakat dan masalah haji.

            Masalah kedua, sabar dari hal-hal yang diharamkan Alloh. Hal ini membutuhkan ketabahan, kesabaran dan kekuatan untuk menahan diri dari dorongan hawa nafsu, karena hawa nafsu akan senantiasa mendorong untuk melakukan perbuatan tercela[1].

            Masalah ketiga, sabar terhadap takdir Alloh yang tidak disukai. Takdir Alloh ada yang disukai