Bid’ah
adalah semua aqidah, amal perbuatan atau peribadatan yang mengatasnamakan Islam
tetapi tidak pernah disyari’atkan oleh Islam.
Semua bentuk
ritual keagamaan yang dilakukan untuk mengharapkan pahala dari Alloh subhanahu
wa ta’ala tetapi tidak ada dalam ajaran-ajaran Rosululloh shallallahu
'alayhi wa sallam, adalah bid’ah.
Cara
memahami dan menerapkan Islam yang berbeda dengan manhaj Rosululloh shallallahu
'alayhi wa sallam dan para sahabatnya adalah bid’ah.
Berikut
beberapa hal yang berkaitan dengan bid’ah yang harus diketahui:
1. Dari segi
berat dan ringannya, bid’ah terbagi atas dua tingkatan, yaitu bid’ah
mukaffiroh (bid’ah yang menjadikan pelakunya kafir) dan bid’ah goir
mukaffiroh (bid’ah yang tidak menjadikan pelaku-nya kafir).
Pelaku bid’ah
mukaffiroh, biasanya tidak disebut sebagai ahlul bid’ah, tetapi sudah
termasuk kuffar (orang-orang kafir). Sedangkan bid’ah goir mukaffiroh,
pelakunya masih di dalam lingkaran Islam.
Contoh bid’ah
mukaffiroh; berdo’a dan memohon kepada makhluk tentang hal-hal yang
semestinya hanya diminta kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala saja, seperti
meminta keturunan kepada kuburan-kuburan dan lain-lain.
Contoh bid’ah
goir mukaffiroh, seperti merayakan tahun baru Islam, merayakan isra mi’raj,
merayakan maulid nabi, dan lain-lain.
2. Bid’ah
dari segi bentuknya, terbagi menjadi dua macam, yaitu bid’ah haqiqiyah
(bid’ah asli) atau murni, artinya bid’ah yang memang tidak ada asalnya sama
sekali pada ajaran Islam (contohnya seperti merayakan tahun baru Islam) dan bid’ah
idofiyah (bid’ah penambahan), yaitu bid’ah yang sebenarnya merupakan amal
perbuatan yang asalnya syar’i tetapi ditambah-tambah, seperti berdzikir secara
jama’ah.
Bid’ah dalam
istilah syar’i, hanya mencakup hal-hal yang berkaitan dengan peribadatan dan
aqidah serta agama pada umumnya, dan tidak mencakup selain itu.
Bid’ah bisa
bercampur dengan sunnah dalam suatu amal peribadatan. Ketika hal ini terjadi,
maka secara keseluruhan amal tersebut masuk dalam kategori bid’ah.
Sebuah amal
mempunyai beberapa unsur seperti: isi, waktu, cara, kadar dan lain-lainnya.
Bid’ah mungkin bisa terjadi pada salah satu dari unsur-unsur tersebut atau
semuanya.
Contohnya
berdzikir bersama-sama (dengan berbarengan) dan dengan suara yang keras.
Berdzikir itu sendiri adalah sunnah dan isinya pun bisa sunnah, seperti
istigfar atau kalimat tauhid, tetapi bila dengan cara berbarengan adalah
bid’ah. Secara keseluruhan amal ini adalah bid’ah.
3. Bid’ah
juga terbagi atas bid’ah aqidah dan bid’ah ‘amaliyah.
Karena
aqidah lebih penting dari amal jasmani, maka bid’ah pada aqidah pun lebih buruk
dari bid’ah ‘amaliyah, bahkan kebanyakan bid’ah ‘amaliyah didorong oleh bid’ah
aqidah.
“Semua bid’ah dalam agama (Islam) adalah buruk dan
sesat, tidak seperti yang dikatakan oleh sebagian orang bahwa bid’ah terbagi
dua yaitu; bid’ah sayyiah (buruk) dan bid’ah hasanah (baik). Pembagian bid’ah
seperti ini adalah batil, karena seluruh bid’ah dalam agama adalah kesesatan.”
B. Keburukan
Bid’ah.
Dengan
menyimak hadits-hadits Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam dan
perka-taan para salafussolih di bawah ini, kita akan lebih menyadari keburukan
dan bahaya bid’ah.
Rosululloh shallallahu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Berhati-hatilah
kalian dari hal-hal yang baru, sesungguhnya setiap hal yang baru itu adalah
bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah,
dan Ibnu Hibban)
مَنْ عَمِلَ
عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa
yang beramal dengan suatu amalan yang tidak sejalan dengan ajaran kami, maka
amalnya tertolak.” (HR. Muslim No. 1718)
“Barangsiapa
yang membuat hal-hal baru dalam agama ini, yang bukan bagian darinya, maka hal
tersebut tertolak.” (HR. Bukhori)
Rosululloh shallallahu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
Alloh telah mencegah taubat bagi orang yang mengerjakan bid’ah, sehingga ia
meninggalkan bid’ahnya.” (HR. Tobroni dengan sanad yang hasan)
Imam Baihaqi
rahimahullah dalam Sunanulkubro meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma bahwa ia berkata:
“Sesungguhnya
perkara yang paling dibenci Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah bid’ah, dan
di antara bid’ah adalah i’tikaf di masjid-masjid yang ada di dalam
rumah-rumah.”
Hasan Basri rahimahullah
berkata:
“Alloh tidak
akan menerima puasa, solat, haji dan umroh dari ahli bid’ah hingga ia
meninggalkan bid’ahnya.”
Muhammad bin
Aslam rahimahullah berkata:
“Barangsiapa
yang menghormati ahlul bid’ah, maka sesungguhnya ia telah memberikan
pertolongan untuk merobohkan Islam!”
Abu Ma’sar rahimahullah
berkata:
“Aku
bertanya kepada Ibrahim tentang sesuatu yang menyangkut hawa nafsu ini
(bid’ah), kemudian ia berkata: “Alloh tidak menjadikan sedikit kebaikan pun
padanya. Bid’ah adalah suatu dorongan dari setan. Maka ikutilah agama yang
murni!”
Ayub
Sikhtiyani rahimahullah berkata:
“Tambah giat seorang ahlul bid’ah berbuat
bid’ah, tambah jauh pula ia dari Alloh.”
Sufyan
Tsauri rahimahullah berkata:
“Bid’ah
lebih disukai Iblis dari pada maksiat. Maksiat dapat diharapkan bertaubat
orangnya, sedangkan bid’ah tidak diharapkan taubatnya.”
Fudoil bin
‘Iyad rahimahullah berkata:
“Apabila
engkau melihat seorang ahlul bid’ah di jalan, tempuhlah olehmu jalan lain.
Tidak ada suatu amal pun dari ahlul bid’ah yang sampai kepada Alloh.
Barangsiapa yang membantu seorang pelaku bid’ah, maka berarti dia telah
membantu merobohkan Islam!”
Klik Artikel terkait:
Share..!!
EmoticonEmoticon