BAHAYA BID'AH

September 05, 2014
Bid’ah adalah semua aqidah, amal perbuatan atau peribadatan yang mengatasnamakan Islam tetapi tidak pernah disyari’atkan oleh Islam.

Semua bentuk ritual keagamaan yang dilakukan untuk mengharapkan pahala dari Alloh subhanahu wa ta’ala tetapi tidak ada dalam ajaran-ajaran Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam,  adalah bid’ah.

Cara memahami dan menerapkan Islam yang berbeda dengan manhaj Rosululloh shallallahu 'alayhi wa sallam dan para sahabatnya adalah bid’ah.                 

Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan bid’ah yang harus diketahui:
   
1. Dari segi berat dan ringannya, bid’ah terbagi atas dua tingkatan, yaitu bid’ah mukaffiroh (bid’ah yang menjadikan pelakunya kafir) dan bid’ah  goir  mukaffiroh (bid’ah yang tidak menjadikan pelaku-nya kafir).
                                 
Pelaku bid’ah mukaffiroh, biasanya tidak disebut sebagai ahlul bid’ah, tetapi sudah termasuk kuffar (orang-orang kafir). Sedangkan bid’ah goir mukaffiroh, pelakunya masih di dalam lingkaran Islam.                                                           
Contoh bid’ah mukaffiroh; berdo’a dan memohon kepada makhluk tentang hal-hal yang semestinya hanya diminta kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala saja, seperti meminta keturunan kepada kuburan-kuburan dan lain-lain.

Contoh bid’ah goir mukaffiroh, seperti merayakan tahun baru Islam, merayakan isra mi’raj, merayakan maulid nabi, dan lain-lain.                                                                   

2. Bid’ah dari segi bentuknya, terbagi menjadi dua macam, yaitu bid’ah haqiqiyah (bid’ah asli) atau murni, artinya bid’ah yang memang tidak ada asalnya sama sekali pada ajaran Islam (contohnya seperti merayakan tahun baru Islam) dan bid’ah idofiyah (bid’ah penambahan), yaitu bid’ah yang sebenarnya merupakan amal perbuatan yang asalnya syar’i tetapi ditambah-tambah, seperti berdzikir secara jama’ah.             

Bid’ah dalam istilah syar’i, hanya mencakup hal-hal yang berkaitan dengan peribadatan dan aqidah serta agama pada umumnya, dan tidak mencakup selain itu.

Bid’ah bisa bercampur dengan sunnah dalam suatu amal peribadatan. Ketika hal ini terjadi, maka secara keseluruhan amal tersebut masuk dalam kategori bid’ah.    

Sebuah amal mempunyai beberapa unsur seperti: isi, waktu, cara, kadar dan lain-lainnya. Bid’ah mungkin bisa terjadi pada salah satu dari unsur-unsur tersebut atau semuanya.

Contohnya berdzikir bersama-sama (dengan berbarengan) dan dengan suara yang keras. Berdzikir itu sendiri adalah sunnah dan isinya pun bisa sunnah, seperti istigfar atau kalimat tauhid, tetapi bila dengan cara berbarengan adalah bid’ah. Secara keseluruhan amal ini adalah bid’ah.                                                                           

3. Bid’ah juga terbagi atas bid’ah aqidah dan bid’ah ‘amaliyah.
Karena aqidah lebih penting dari amal jasmani, maka bid’ah pada aqidah pun lebih buruk dari bid’ah ‘amaliyah, bahkan kebanyakan bid’ah ‘amaliyah didorong oleh bid’ah aqidah.   

“Semua bid’ah dalam agama (Islam) adalah buruk dan sesat, tidak seperti yang dikatakan oleh sebagian orang bahwa bid’ah terbagi dua yaitu; bid’ah sayyiah (buruk) dan bid’ah hasanah (baik). Pembagian bid’ah seperti ini adalah batil, karena seluruh bid’ah dalam agama adalah kesesatan.”

B. Keburukan Bid’ah.
Dengan menyimak hadits-hadits Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam dan perka-taan para salafussolih di bawah ini, kita akan lebih menyadari keburukan dan bahaya bid’ah.

Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Berhati-hatilah kalian dari hal-hal yang baru, sesungguhnya setiap hal yang baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ                               
“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak sejalan dengan ajaran kami, maka amalnya tertolak.” (HR. Muslim No. 1718)

“Barangsiapa yang membuat hal-hal baru dalam agama ini, yang bukan bagian darinya, maka hal tersebut tertolak.” (HR. Bukhori)       

Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Alloh telah mencegah taubat bagi orang yang mengerjakan bid’ah, sehingga ia meninggalkan bid’ahnya.” (HR. Tobroni dengan sanad yang hasan)

Imam Baihaqi rahimahullah dalam Sunanulkubro meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa ia berkata:                                            
“Sesungguhnya perkara yang paling dibenci Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah bid’ah, dan di antara bid’ah adalah i’tikaf di masjid-masjid yang ada di dalam rumah-rumah.” 

Hasan Basri rahimahullah berkata:
“Alloh tidak akan menerima puasa, solat, haji dan umroh dari ahli bid’ah hingga ia meninggalkan bid’ahnya.”                                       

Muhammad bin Aslam rahimahullah berkata:
“Barangsiapa yang menghormati ahlul bid’ah, maka sesungguhnya ia telah memberikan pertolongan untuk merobohkan Islam!”                

Abu Ma’sar rahimahullah berkata:
“Aku bertanya kepada Ibrahim tentang sesuatu yang menyangkut hawa nafsu ini (bid’ah), kemudian ia berkata: “Alloh tidak menjadikan sedikit kebaikan pun padanya. Bid’ah adalah suatu dorongan dari setan. Maka ikutilah agama yang murni!”       

Ayub Sikhtiyani rahimahullah berkata:
 “Tambah giat seorang ahlul bid’ah berbuat bid’ah, tambah jauh pula ia dari Alloh.”    

Sufyan Tsauri rahimahullah berkata:
“Bid’ah lebih disukai Iblis dari pada maksiat. Maksiat dapat diharapkan bertaubat orangnya, sedangkan bid’ah tidak diharapkan taubatnya.” 

Fudoil bin ‘Iyad rahimahullah  berkata:
“Apabila engkau melihat seorang ahlul bid’ah di jalan, tempuhlah olehmu jalan lain. Tidak ada suatu amal pun dari ahlul bid’ah yang sampai kepada Alloh. Barangsiapa yang membantu seorang pelaku bid’ah, maka berarti dia telah membantu merobohkan Islam!”


Klik Artikel terkait:

Share..!!

Artikel Terkait

Previous
Next Post »