Allah subhanahu wa ta’ala menamakan
Al-Qur’an dengan banyak nama, yaitu:
1. Al-Qur’an
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
إِنَّ
هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ
يَعۡمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرٗا كَبِيرٗا ٩
“Sesungguhnya
Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi
khabar gembira kepada orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra: 9)
2.
Al-Kitab
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
لَقَدۡ
أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ كِتَٰبٗا فِيهِ ذِكۡرُكُمۡۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ١٠
“Sesungguhnya
telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat
sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya.” (QS.
Al-Anbiya: 10)
3.
Al-Furqan
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
تَبَارَكَ
ٱلَّذِي نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ لِيَكُونَ لِلۡعَٰلَمِينَ نَذِيرًا
١
“Maha
suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS.
Al-Furqan: 1)
4.
Adz-Dzikr
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا
لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩
“Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
5.
At-Tanzil
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٩٢
“Dan
dia itu adalah Tanzil (kitab yang diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (QS.
Asy-Syu’ara: 192)
Al Qur’an
dan Al-Kitab lebih populer dari nama-nama lainnya. Dalam hal ini, Muhammad
Abdullah Darraz berkata, “Dinamakan Al-Qur’an karena ia dibaca dengan lisan,
dan dinamakan Al-Kitab karena ia ditulis dengan pena. Kedua nama ini
menunjukkan makna yang relevan sekali dengan kenyataannya.”
Penamaan
Al-Qur’an dengan kedua nama ini memberikan isyarat, memang sepatutnya Al-Qur’an
dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan dengan baik. Dengan demikian,
apabila di antara salah satunya ada yang keliru, maka yang lain akan
meluruskannya. Tetapi kita tidak bisa hanya menyandarkan kepad hafalan
seseorang sebelum hafalannya sesuai dengan tulisan yang telah disepakati oleh
para shahabat, yang dinukilkan kepada kita dari generasi ke generasi sesuai
aslinya. Sebaliknya, kita juga tidak bisa menyandarkan hanya kepada tulisan penulis
sebelum tulisan itu sesauai dengan hafalan tersebut berdasarkan isnad yang
shahih dan mutawatir.
Dengan cara
pemeliharaan ganda semacam ini yang telah Allah tanamkan ke dalam jiwa umat,
dan demi mengikuti Nabinya, maka Al-Qur’an tetap terjaga dengan kokoh. Yang demikian
sebagai wujud dari janji Allah yang menjamin terpeliharanya Al-Qur’an, seperti
firman-Nya;
إِنَّا
نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩
“Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Dengan begitu,
Al-Qur’an tidak mengalami perubahan dan keterputusan sanda seperti terjadi pada
kitab-kitab sebelumnya.
Di antara
hikmahnya adalah untuk menegaskan bahwa kitab-kitab samawi lainnya diturunkan
hanya bersifat temporer (berlaku sementara). Adapun Al-Qur’an diturunkan untuk
membetulkan dan mengontrol kitab-kitab yang sebelumnya. Dalam kitab-kitab itu
mengandung kebenaran yang pasti, tetapi Allah menambahnya sesuai dengan yang
dikehendaki-Nya. Al-Qur’an menjalankan fungsi kitab-kitab sebelumnya, tetapi
kitab-kitab itu tidak dapat menempati posisinya. Allah telah menakdirkan untuk menjadikannya
sebagai bukti sampai Hari Kiamat. Dan apabila Allah menghendaki suatu perkara,
maka Dia akan mempermudah jalannya ke arah itu, karena Dia Maha Bijaksana dan
Mahatahu. Inilah alasan yang relevan.
Allah subhanahu
wa ta’ala melukiskan Al-Qur’an dengan banyak sifat, di antaranya:
* Nur
(cahaya)
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَكُم بُرۡهَٰنٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ
نُورٗا مُّبِينٗا ١٧٤
“Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al Quran).” (QS. An-Nisa: 174)
* Mau’izhah
(nasihat), syifa’ (obat), huda (petunjuk) dan rahmah
(rahmat)
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ
وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ ٥٧
“Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)
* Mubin
(yang menjelasakan)
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
يَٰٓأَهۡلَ
ٱلۡكِتَٰبِ قَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمۡ كَثِيرٗا مِّمَّا كُنتُمۡ
تُخۡفُونَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖۚ قَدۡ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ
نُورٞ وَكِتَٰبٞ مُّبِينٞ ١٥
“Hai
Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu
banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab
yang menerangkan.” (QS.
Al-Maidah: 15)
* Al-Mubarak
(yang diberkati)
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
وَهَٰذَا
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَلِتُنذِرَ
أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَاۚ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ
يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۖ وَهُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ٩٢
“Dan
ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi;
membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi
peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar
lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu
beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.” (QS.
Al-An’am: 92)
* Busyra
(berita gembira)
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
قُلۡ
مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّـجِبۡرِيلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ بِإِذۡنِ
ٱللَّهِ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَهُدٗى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ ٩٧
“Katakanlah:
"Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah
menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. Al Baqarah: 97
* Aziz
(yang mulia)
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
إِنَّ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِٱلذِّكۡرِ لَمَّا جَآءَهُمۡۖ وَإِنَّهُۥ لَكِتَٰبٌ عَزِيزٞ
٤١
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka,
(mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang
mulia.” (QS. Fushshilat: 41)
* Majid
(yang dihormati)
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
بَلۡ
هُوَ قُرۡءَانٞ مَّجِيدٞ ٢١
“Bahkan
yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia” (QS. Al
Buruj: 3-4)
*
Basyir (pembawa berita gembira), dan nadzir (pemberi peringatan)
Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
كِتَٰبٞ فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥ قُرۡءَانًا
عَرَبِيّٗا لِّقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ ٣ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا فَأَعۡرَضَ أَكۡثَرُهُمۡ
فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُونَ ٤
“Kitab
yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang
mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi
kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.” (QS.
Fushshilat: 3-4)
[Sumber materi: Buku Pengantar Studi Ilmu Al Qur'an, karya Syaikh Manna' Al-Qathtahan]
Pembahasan terkait:
EmoticonEmoticon