Nama-nama dan Sifat-Sifat Al Qur’an

Oktober 25, 2016

Allah subhanahu wa ta’ala menamakan Al-Qur’an dengan banyak nama, yaitu:

1. Al-Qur’an
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرٗا كَبِيرٗا ٩
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra: 9)

2. Al-Kitab
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
لَقَدۡ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ كِتَٰبٗا فِيهِ ذِكۡرُكُمۡۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ١٠
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya.” (QS. Al-Anbiya: 10)

3. Al-Furqan
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
تَبَارَكَ ٱلَّذِي نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ لِيَكُونَ لِلۡعَٰلَمِينَ نَذِيرًا ١
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan: 1)

4. Adz-Dzikr
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
 إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)

5. At-Tanzil
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
 وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٩٢
“Dan dia itu adalah Tanzil (kitab yang diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (QS. Asy-Syu’ara: 192)

Al Qur’an dan Al-Kitab lebih populer dari nama-nama lainnya. Dalam hal ini, Muhammad Abdullah Darraz berkata, “Dinamakan Al-Qur’an karena ia dibaca dengan lisan, dan dinamakan Al-Kitab karena ia ditulis dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang relevan sekali dengan kenyataannya.”

Penamaan Al-Qur’an dengan kedua nama ini memberikan isyarat, memang sepatutnya Al-Qur’an dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan dengan baik. Dengan demikian, apabila di antara salah satunya ada yang keliru, maka yang lain akan meluruskannya. Tetapi kita tidak bisa hanya menyandarkan kepad hafalan seseorang sebelum hafalannya sesuai dengan tulisan yang telah disepakati oleh para shahabat, yang dinukilkan kepada kita dari generasi ke generasi sesuai aslinya. Sebaliknya, kita juga tidak bisa menyandarkan hanya kepada tulisan penulis sebelum tulisan itu sesauai dengan hafalan tersebut berdasarkan isnad yang shahih dan mutawatir.

Dengan cara pemeliharaan ganda semacam ini yang telah Allah tanamkan ke dalam jiwa umat, dan demi mengikuti Nabinya, maka Al-Qur’an tetap terjaga dengan kokoh. Yang demikian sebagai wujud dari janji Allah yang menjamin terpeliharanya Al-Qur’an, seperti firman-Nya;
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Dengan begitu, Al-Qur’an tidak mengalami perubahan dan keterputusan sanda seperti terjadi pada kitab-kitab sebelumnya.

Di antara hikmahnya adalah untuk menegaskan bahwa kitab-kitab samawi lainnya diturunkan hanya bersifat temporer (berlaku sementara). Adapun Al-Qur’an diturunkan untuk membetulkan dan mengontrol kitab-kitab yang sebelumnya. Dalam kitab-kitab itu mengandung kebenaran yang pasti, tetapi Allah menambahnya sesuai dengan yang dikehendaki-Nya. Al-Qur’an menjalankan fungsi kitab-kitab sebelumnya, tetapi kitab-kitab itu tidak dapat menempati posisinya. Allah telah menakdirkan untuk menjadikannya sebagai bukti sampai Hari Kiamat. Dan apabila Allah menghendaki suatu perkara, maka Dia akan mempermudah jalannya ke arah itu, karena Dia Maha Bijaksana dan Mahatahu. Inilah alasan yang relevan.

Allah subhanahu wa ta’ala melukiskan Al-Qur’an dengan banyak sifat, di antaranya:

* Nur (cahaya)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَكُم بُرۡهَٰنٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ نُورٗا مُّبِينٗا ١٧٤
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).” (QS. An-Nisa: 174)

* Mau’izhah (nasihat), syifa’ (obat), huda (petunjuk) dan rahmah (rahmat)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ ٥٧
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

* Mubin (yang menjelasakan)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ قَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمۡ كَثِيرٗا مِّمَّا كُنتُمۡ تُخۡفُونَ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖۚ قَدۡ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُورٞ وَكِتَٰبٞ مُّبِينٞ ١٥
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan.”  (QS. Al-Maidah: 15)

* Al-Mubarak (yang diberkati)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَاۚ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۖ وَهُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ٩٢
“Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.” (QS. Al-An’am: 92)

* Busyra (berita gembira)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلۡ مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّـجِبۡرِيلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَهُدٗى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ ٩٧
“Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al Baqarah: 97

* Aziz (yang mulia)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِٱلذِّكۡرِ لَمَّا جَآءَهُمۡۖ وَإِنَّهُۥ لَكِتَٰبٌ عَزِيزٞ ٤١
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia.” (QS. Fushshilat: 41)

* Majid (yang dihormati)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
 بَلۡ هُوَ قُرۡءَانٞ مَّجِيدٞ ٢١
“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia” (QS. Al Buruj: 3-4)

* Basyir (pembawa berita gembira), dan nadzir (pemberi peringatan)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
 كِتَٰبٞ فُصِّلَتۡ ءَايَٰتُهُۥ قُرۡءَانًا عَرَبِيّٗا لِّقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ ٣ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا فَأَعۡرَضَ أَكۡثَرُهُمۡ فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُونَ ٤
“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui. Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.” (QS. Fushshilat: 3-4)
[Sumber materi: Buku Pengantar Studi Ilmu Al Qur'an, karya Syaikh Manna' Al-Qathtahan]

 Manfaat Luar Biasa dari Mizar

Pembahasan terkait:

Artikel Terkait

Previous
Next Post »