Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan berpegang
teguhlah kalian semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai
berai..” (QS. Al-Imron: 103).
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu menafsirkan maksud dari “tali (agama) Allah” di ayat ini dengan
Al-Qur’an. Beliau radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan
sebuah hadits yang berbunyi:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ هُوَ
حَبْلُ اللَّهِ، وَهُوَ النُّورُ الْبَيِّنُ وَالشِّفَاءُ النَّافِعُ، عِصْمَةٌ لِمَنِ
اعْتَصَمَ بِه...
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini
adalah tali (agama) Allah. Dia adalah cahaya (petunjuk) yang terang benderang
dan obat penawar yang bermanfaat. Ia adalah pelindung bagi yang berpegang teguh
kepadanya…” (HR. Ad-Darimi).
Allah Subhanahu wa Ta’ala di ayat yang mulia ini memerintahkan
kaum mukminin agar berpegang teguh kepada petunjuk Allah, yakni Al-Qur’an dan
melarang mereka dari perpecahan.
Dengan kata lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum
mukminin agar berjama’ah dan bersatu serta menjadikan wahyu-Nya sebagai
landasan persatuan tersebut agar mereka tidak tersesat dari jalan hidayah-Nya,
yang akan menyebabkan mereka terpecah belah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika memerintahkan kaum mukminin agar
berjama’ah dan bersatu tidak lain karena ada banyak manfaat dan kebaikan di
dalamnya.
Dengan berjama’ah, Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak menguatkan
hati-hati kaum mukminin dan menyatukannya. Sebagaimana hal tersebut telah Allah
Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepada para sahabat Nabi shallallahu ‘alayhi
wa sallam, dimana dalam sebuah firman-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala
ungkapkan hal tersebut,
“Dialah
yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan kaum mukminin. Dan yang
mempersatukan hati mereka (kaum Anshor). Walaupun kamu membelanjakan semua
(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati
mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 62-63).
Dengan berjama’ah, Allah
Subhanahu wa Ta’ala hendak menurunkan rahmat atau kasih sayang-Nya kepada
kaum mukminin dan menjauhkan mereka dari siksa-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wa sallam bersabda,
الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ
الْفُرْقَةُ عَذَابٌ
“Jama’ah (persatuan)
adalah sebuah rahmat dan perpecahan adalah sebuah azab (siksa)”. (HR. Ahmad).
Dengan berjama’ah
pula, Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak menurunkan bantuan dan
pertolongan-Nya kepada kaum mukminin. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa
sallam bersabda,
يَدُ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ
“Tangan Allah bersama dengan jama’ah”. (HR. At-Tirmidzi).
Dengan berjama’ah, Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak membuat jengkel
kaum kuffar dengan kekuatan kaum mukminin. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda,
إِنَّهُمْ – أي اليَهُوْد - لَا
يَحْسُدُونَا عَلَى شَيْءٍ كَمَا يَحْسُدُونَا عَلَى يَوْمِ الْجُمُعَةِ الَّتِي
هَدَانَا اللهُ لَهَا وَضَلُّوا عَنْهَا، وَعَلَى الْقِبْلَةِ الَّتِي هَدَانَا
اللهُ لَهَا وَضَلُّوا عَنْهَا، وَعَلَى قَوْلِنَا خَلْفَ الْإِمَامِ: آمِينَ
“Sesungguhnya mereka, yakni
orang-orang Yahudi, tidaklah dengki kepada kita terhadap sesuatu sebagaimana
mereka dengki kepada kita terhadap hari Jum’at. Dimana Allah telah memberikan
petunjuk terhadapnya dan menyesatkan mereka. Dan terhadap kiblat yang Allah telah
memberikan petunjuk kepada kita dan menyesatkan mereka. Dan terhadap do’a kita
di belakang imam ‘Amin’ (Wahai Allah kabulkanlah do’aku)”. (HR. Ahmad).
Ketiga hal di atas yang telah
disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam menunjukkan persatuan
kaum mukminin. Dan persatuan kaum mukminin pada ketiga hal tersebut membuat
orang-orang Yahudi jengkel.
Dengan berjama’ah, Allah
Subhanahu wa Ta’ala hendak menjadikan kaum mukminin sebagai kekuatan yang kuat
lagi kokoh layaknya satu tubuh, yang saling menguatkan satu sama lain. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
“Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuannya, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyeru kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka
menaati Allah dan Rosul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71).
Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي
تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى
مِنْهُ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum
mukminin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama
tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah
tidur atau merasakan demam.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain, Rasulullah
shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Orang mukmin dengan
orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian
yang lain.” (HR. Muslim).
Dengan berjama’ah, kaum mukminin
akan meraih ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ
ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ
تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ
تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
“Sesungguhnya Allah meridhai
tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya
dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian
dengan tali (agama) Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun membenci tiga hal
bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya,
dan membuang-buang harta.” (HR. Muslim).
Dan dengan berjama’ah,
kaum mukminin akan menghuni surga di bagian tengahnya. Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam bersabda,
مَنْ
أَرَادَ بُحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ، فَلْيَلْزَمُ الْجَمَاعَةَ
“Barang
siapa menginginkan bagian tengah surga maka berpegang teguhlah kepada jama’ah”.
(HR. At-Tirmidzi).
Semoga bermanfaat.
Wallahu Ta’ala a’lam
EmoticonEmoticon