Tata Cara Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
Shalat ‘Id dua rakaat, berdasarkan
hadits Umar radhiyallahu ‘anhu. Ia berkata, “Shalat safar dua rakaat,
shalat ‘Idul Adha dua rakaat, shalat ‘Idul Fitri dua rakaat adalah sempurna
bukan qashar, berdasarkan lisan Nabi kalian. (Shahih diriwayatkan oleh Nasa’i
III/183, dan Ahmad I/37).
Shalat ‘Id dikerjakan dengan tata
cara sebagai berikut:
1. Mulai rakaat pertama –seperti
shalat-shalat lainnya‒ dengan takbiratul ihram (mengucapkan Allahu Akbar seraya
mengangkat kedua tangan).
2. Sesudah itu bertakbir sebanyak
tujuh kali takbir sebelum memulai bacaan. Tidak ada riwayat yang shahih dari
Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bahwa beliau mengangkat tangan setiap kali
takbir shalat ‘Id. Tetapi Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan, “Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma –yang dikenal sebagai orang yang paling
komitmen mengikuti sunnah Nabi‒ mengangkat kedua tangannya pada tiap-tiap
takbir.” (Zad al-Ma’ad I/441)
3. Tidak ada riwayat yang shahih
dari Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam yang menyebutkan
dzikir-dzikir tertentu di antara takbir-takbir tersebut. Tetapi Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata, “Di antara tiap-tiap dua takbir diucapkan pujian dan
sanjungan kepada Allah.” (hasan, diriwayatkan oleh Al-Baihaqi III/291)
4. Kemudian memulai membaca surah
Al-Fatihah –setelah takbir-takbir tersebut‒ kemudian membaca surah al-Qur’an.
Dianjurkan agar membaca surah Qaf, dan pada rakaat yang kedua membaca surah
as-Sajdah, sebagaimana riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa
sallam. (Shahih diriwayatkan oleh Muslim, An-Nasa’i, at-Tirmidzi dan Ibnu
Majah).
Kadang Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam membaca surah al-A’la, dan surah al-Ghasyiyah. (shahih,
diriwayatkan oleh Muslim dan selainnya dari jalur Nu’man bin Basyir)
5. Setelah membaca surah, ia
melanjutkan yang tersisa dari rakaat tersebut dengan tata cara shalat yang
sudah biasa.
6. Bertakbir untuk bangkit ke
rakaat kedua.
7. Setelah itu beratkbir lima kali
takbir menurut cara yang disebutkan pada rakaat pertama tadi.
8. Membaca surat al-Fatihah dan
surah yang disebut di atas.
9. Kemudian ia sempurnakan
shalatnya, lalu mengucapkan salam.
Ini adalah pendapat mayoritas
ulama dari kalangan sahabat dan para ulama setelah mereka tentang sifat shalat
dua hari raya.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bertakbir
pada shalat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha: pada rakaat pertama tujuh kali takbir
dan pada rakaat kedua lima kali takbir, tidak termasuk takbir untuk ruku.
(shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud [1150], Ibnu Majah [1280], dan Ahmad
[VI/70])
Diriwayatkan dari ‘Amr bin
Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, ia menuturkan, “Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam bertakbir pada shalat ‘Id: tujuh kali pada rakaat
pertama. Kemudian beliau membaca, kemudian bertakbir dan ruku, kemudian sujud.
Kemudian bangkit lalu bertakbir lima kali. Kemudian membaca, kemudian bertakbir
dan ruku, kemudian sujud.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dihasankan oleh
Syaikh Al-Albani)
[Sumber: Kitab Shahih Fiqih Sunnah]
EmoticonEmoticon